Hari itu Madinah panas dan hingar bingar
Gumaman sibuk dari sekumpulan sahabat terdengar
Mereka bertikai memperebutkan tampuk kekuasaan
Sambil lalu lalang mereka berteriak-teriak di jalanan
Mereka memanggil suamimu, Ali, untuk keluar dari rumah suci
Agar ia segera memberikan bai'at kepada "Ash-Shidiqy"
Suamimu tak hirau bukan karena galau ataupun risau
Namun, Ia tak ingin menimbulkan suasana yang jauh lebih kacau
Seorang sahabat terdengar berujar: "Bakarlah rumahnya sampai jadi Abu!"
Yang lain ribut bertikai; ada yang tak setuju dan ada yang ragu-ragu
Seorang sahabat lainnya menukas: "Tapi puteri Nabi, Fathimah, ada di dalamnya!"
"Biar! Meskipun ia sekeluarga ada di dalamnya," sahabat yang tadi menghardiknya
Wahai sungguh tercela aib yang tertorehkan
Kau, puteri Nabi, tak seorangpun yang menghiraukan
Kau didorong sebuah tangan dari kekejaman
Yang membuatmu jatuh terhumbalang dan keguguran
Al-Muhsin, bayimu yang lahir tak jadi
Kelak akan bertanya di kemudian hari
"Siapakah ia orangnya yang membunuhku sebelum aku lahir?"
"Sungguh tempatnyalah di neraka Saqr"
Kau, Fathimah yang suci berdarah-darah
Kau menatap kerumunan itu dengan marah
Tak pedulikah mereka........................
Bahwa marahmu itu adalah marah sang Nabi?
Tak tahukah mereka...........................
Kepedihanmu itu terasa oleh kami hingga hari ini?
Comments