(bagian 4) 12 PEMIMPIN DALAM KONTROVERSI: MENYOAL KEYAKINAN WAHABI TENTANG 12 PEMIMPIN YANG ADA DALAM HADITS-HADITS SAUDARA AHLU SUNNAH
قل إنما أنذركم بالوØÙŠ ولا يسمع الصم الدعاء إذا ما ينذرون
“Katakanlah (hai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepada kamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan, apabila mereka diberi peringatan" (QS. Al-Anbiyaa: 45)
إن هو إلا ÙˆØÙŠ يوØÙ‰
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (QS. An-Najm: 4)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Al-Ustadz Alvaen El-Mahbub bertanya kepada saya dalam lanjutan diskusi di FACEBOOK. Untuk mempersingkat waktu (berhubung tulisan beliau sangat panjang sehingga terpaksa saya membuat rangkuman dan menjadikan pekerjaan saya berlipat ganda karena selain harus menjawab juga harus merangkum), saya akan tuliskan rangkuman dari pertanyaan itu, mudah-mudahan saya tidak keliru:
Al-Ustadz Alvaeni El-Mahbubi menulis dalam FB sebagai berikut:
#: pertama yang harus anda jawab adalah :
* adakah hadist 12 imam itu adalah arahan dan petunjuk kepada umat muslimin terhadap apa yang harus mereka lakukan di masa yang akan datang di tangan 12 khalifah..??
*atau hadist tersebut hanya memberi kahabar terhadap keadaan umat muslimin di bawah tangan 12 khlaifah ?? (memberi khabar terhadap apa yang belum terjadi/ghaib
* adakah hadist 12 imam itu adalah arahan dan petunjuk kepada umat muslimin terhadap apa yang harus mereka lakukan di masa yang akan datang di tangan 12 khalifah..??
*atau hadist tersebut hanya memberi kahabar terhadap keadaan umat muslimin di bawah tangan 12 khlaifah ?? (memberi khabar terhadap apa yang belum terjadi/ghaib
(saya kutip apa adanya tanpa mengubah apapun termasuk salah ketik yang sering beliau lakukan)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jawaban saya adalah sebagai berikut:
Pertama kali izinkan saya untuk menuliskan hadits-hadits yang berkenaan dengan wajibnya kita memiliki Imam. Pengikut Ahlul Bayt (kaum Syi’ah) sama seperti halnya pengikut Ahlu Sunnah percaya akan adanya suatu keharusan untuk mentaati seorang pemimpin karena Allah telah berfirman dalam al-Qur’an sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa: 59)
Ketaatan yang disebutkan untuk pemimpin itu (dalam ayat tersebut) disejajarkan dengan ketaatan terhadap Allah dan RasulNya. Jelas akal kita berkata: “Pastilah itu bukan sekedar pemimpin” karena kalau hanya sekedar pemimpin, maka nantinya akan ada kerancuan.
Misalnya: anda mengikut seorang pemimpin yang dzalim, sedangkan ayat al-Qur’an menyuruh kita untuk mentaati mereka dan ketaatan kepada mereka disejajarkan dengan ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Maka kalau kita mengikuti pemimpin yang dzalim itu maka kita akan dihadapkan kepada satu dilema. Apa itu?
Kita harus mengikuti kebijakan pemimpin yang dzalim yang ternyata misalnya kebijakannya bertentangan dengan ajaran Allah di sisi lain anda harus mengikuti ajaran Allah yang bertentangan dengan kebijakan buruk dari sebuah pemerintahan yang buruk. Jelas itu konyol dan tidak bisa masuk di akal sehat.
KESIMPULANNYA IALAH:
1. PASTILAH PEMIMPIN YANG DIMAKSUD ITU BUKAN SEKEDAR PEMIMPIN.
2. PEMIMPIN YANG DIMAKSUD OLEH AL-QUR’AN (yang ketaatan kepada mereka disejajarkan dengan ketaatan kepada Allah dan RasulNya) PASTILAH PEMIMPIN YANG DITUNJUK OLEH ALLAH DAN RASULNYA (lihat lagi QS. AL-BAQARAH: 124, yang tidak pernah berani anda bahas). PEMIMPIN YANG TERPELIHARA DARI DOSA (karena kalau ia melakukan suatu perbuatan dosa, dan kita tidak boleh menentangnya maka kita pada saat yang sama telah menentang Allah dan RasulNya). PEMIMPIN YANG DIJANJIKAN KEPADA KITA UNTUK MENGURUSI KITA (seperti yang diwasiatkan dalam hadits-hadits 12 pemimpin).
3. JELAS SEKALI HADITS-HADITS YANG PERNAH SAYA SAMPAIKAN (yang membuat anda dan santri anda dalam kebingungan dan kehiruk-pikukan) MENYIRATKAN ADANYA PEMIMPIN (yang jumlahnya 12 seperti yang dijanjikan) YANG WAJIB UNTUK DITAATI; YANG KETAATAN KEPADA MEREKA DISEJAJARKAN DENGAN KETAATAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA.
4. DENGAN DEMIKIAN KESIMPULAN 1 SAMPAI 3 MENAPIKAN PENDAPAT YANG ASAL-ASALAN (karena tidak didukung oleh dalil dan hujan yang mapan) YANG MENYEBUTKAN BAHWA HADITS ITU SEKEDAR MEMBERITAHU TENTANG APA YANG AKAN TERJADI DI MASA DEPAN.
MA’AF, PENDAPAT ANDA ITU MENGGELIKAN (karena Rasulullah bukanlah seorang tukang nujum atau peramal yang hanya memberitahu keadaan masa depan tanpa ada pembelajaran di dalamnya. Rasulullah memberitahu kita tentang yang 12 itu agar kita kelak mengikuti mereka dan bukan menentangnya. Merekalah yang dijanjikan dan anda tahu itu tapi malu mengakuinya).
BAGAIMANA KATA HADITS TENTANG KEWAJIBAN MENGIKUTI PEMIMPIN?
Berikut akan saya paparkan beberapa hadits tentang kewajiban untuk memiliki, mengikuti dan mentaati pemimpin atau imam.
1. “Barangsiapa mati tanpa imam, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Majma’ az-Zawa’id, jilid 5, halaman 218; lihat juga Abu Dawud, Musnad, halaman 259 dari jalur ‘Abdullah bin Umar dan ditambahkan: “Dan barangsiapa menolak untuk taat, maka pada hari kiamat ia tidak punya hujjah, pembelaan”)
2. “Barangsiapa mati tanpa berbai’at maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Shahih Muslim, jilid 6, halaman 22; lihat juga Baihaqi, Sunan, jilid 8, halaman 156; kemudian Ibnu Katsir dalam Tafsir, jilid 1, halaman 517; Al-Haitsami dalam Al-Majma’, jilid 5, hal. 218)
3. “Barangsiapa meninggal dan tiada ketaatan (kepada imam), maka ia telah meninggal dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Imam Ahmad dalam Musnad, jilid 3, hal. 446; Haitsami dalam al-Majma’, jilid 5, hal. 223)
4. “Barangsiapa meninggal dan tidak mengetahui imam zamannya, maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Al-Taftazani, Syarh al-Maqashid, jilid 2, hal. 275. Ia mengeluarkan hadits ini dalam hubungan ayat (QS. An-Nisaa: 59) yang saya kutipkan di atas. Syaikh ‘Ali al-Qari, Al-Marqat fi Khatimah al-Jawahir al-Madhiyah, jilid 2, hal. 509, dan pada hal. 457 tatkala mengutip Shahih Muslim yang berbunyi: “Barangsiapa meninggal dan tidak mengetahui imam zamannya, maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”, ia menambahkan bahwa arti hadits tersebut adalah: “seseorang yang tidak mengetahui bahwa ia wajib mengikuti tuntunan imam pada zamannya.
Cukup 4 saja hadits yang saya sampaikan sebagai contoh. Hadits yang serupa anda bisa lihat di literatur yang lain. Perkenankanlah saya menutup tulisan ini dengan kesimpulan lain untuk menambahkan dan menegaskan kesimpulan sebelumnya.
KESIMPULAN:
1. ADALAH CEROBOH DAN NAIF SEKALI KALAU MENGATAKAN BAHWA HADITS NABI TENTANG 12 IMAM ITU SEBAGAI HADITS UNTUK MEMBERITAHU TENTANG MASA DEPAN TANPA ADANYA KONSEKWENSI UNTUK MENGIKUTI MEREKA YANG DIJANJIKAN KEDATANGANNYA DALAM HADITS ITU
2. HADITS RASULULLAH ADALAH WAHYU YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH KARENA RASULULLAH TIDAK PERNAH BERKATA KECUALI WAHYU YANG DIKATAKANNYA (lihat ayat al-Qur’an yang saya petikkan di awal pembahasan, An-Najm ayat 4) JADI RASULULLAH TIDAK PERNAH MAIN-MAIN DENGAN UCAPANNYA. KALAU BELIAU MENYEBUT ADA 12 PEMIMPIN, MAKA ITU BERKONOTASI WAJIB MENGENALI MEREKA, DAN WAJIB MENGIKUTI MEREKA (lihat lagi ayat al-Qur’an, An-Nisaa: 59)
3. KESIMPULAN DI ATAS DITAMBAH KESIMPULAN SEBELUMNYA SUDAH MENJAWAB BANYAK PERTANYAAN ANDA SEKALIGUS
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SEMOGA ILMU ANDA DAN PEMAHAMAN ANDA ATAS AGAMA DITAMBAHKAN LEWAT DISKUSI INI. AMIN.
MASIH BERSAMBUNG…………………
Comments