(bagian 9) 12 PEMIMPIN DALAM KONTROVERSI: MENYOAL KEYAKINAN WAHABI TENTANG 12 PEMIMPIN YANG ADA DALAM HADITS-HADITS SAUDARA AHLU SUNNAH



LANJUTANNYA LAGI NIH………….


ن والقلم وما يسطرون(1)

ما أنت بنعمة ربك بمجنون(2)
وإن لك لأجرا غير ممنون(3)
وإنك لعلى خلق عظيم(4)
فستبصر ويبصرون(5)
بأييكم المفتون(6)

”Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila” (QS. Al-Qalam: 1—6)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Al-Ustadz Alvaen El-Mahbubi melanjutkan dialog dengan menulis sebagai berikut (semoga apa-apa yang dituliskannya menjadi amal-amalan yang ia bawa ke akhirat nanti):

jawaban saya terhadap postingan anda kedua :
saya sengaja tidak menyentuh kepada tulisan anda yang keluar dari konteks dan topik. karena hasil nya akan seperti yang saya duga, sebagaimana lumrah-nya orang-orang syiah, mereka akan keluar jalu...r dan keluar dari pembahasan manakala mereka terpojok, pada akhirnya permasalahan yang kita angkat tidak tersentuh dan melebar akhirnya tidak akan pernah kembali kepangkalan.
yang kita bahas sekarang adalah kejayaan islam dan kekukuhan islam di tangan 12 pemimpin. bukan membicarakan keturunan nabi ibrahim. tapi kayaknya anda memaksa untuk di bahasnya. baiklah saya penuhi apa yang anda inginkan. namun kita lihat nanti hasil-nya apa anda akan meracau dan meloncat-loncat seperti kodok yang tidak punya arah..?? !!
allah berfirman : واذ ابتلى ابراهيم ربه بكلمات فأتمهن قال اني جاعلك للناس اماما قال ومن ذريتي قال لا ينال عهدي الظالمين
"ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang lalim.
ayat ini membicarakan tentang nabi ibrahim saja. " KEPADA NABI IBRAHIM SAJA" lalu ibrahim berdoa agar supaya keturunan-nya juga. maka allah berfirman janji-ku ini tidak mengenai orang-orang yang lalim.
ayat tersebut dengan jelas dan terang mengatakan bahwa yang mengangkat para nabi sebagai imam itu hanya allah yang menentukan, dan itu berlaku kepada para nabi. lalu di mana posisi 12 imam anda dalam ayat di atas..?? adakah ayat di atas menentukan 12 imam anda..?? adakah di dalam ayat tersebut mengatakan bahwa allah akan menangkat 12 imam bagi orang syiah..?? saya tidak temukan itu melainkan orang syiah mengabung-ngabungkanya sesuai dengan kehendak hawa nafsu yang di penuhi oleh kedustaan. kebohongan dan kemunafikan.
anda meminta saya untuk mengabungkan ayat itu (albaqarah 124) dengan hadist 12 pemimpin syiah. saya katakan kepada anda sampai kiamat bahkan sampai anda mencret-mencret tak akan bisa untuk di gabungkan. kedua-nya mempunyai arti yang berbeda dan maksud yang berbeda pula. jaka sembung makan permen. ga nyambun men...!!!Lihat Selengkapnya
Kita harus mengikuti kebijakan pemimpin yang dzalim yang ternyata misalnya kebijakannya bertentangan dengan ajaran Allah di sisi lain anda harus mengikuti ajaran Allah yang bertentangan dengan kebijakan buruk dari sebuah pemerintahan yang buruk. Jelas itu konyol dan tidak bisa masuk di akal sehat.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ULASAN DAN KESIMPULAN

1. Al-Ustadz Alvaen El-Mahbubi rupanya sedang berada dalam tekanan emosi yang lumayan tinggi karena bukannya membahas penjelasan yang saya berikan malah beliau menuduh saya yang bukan-bukan beliau menulis:

saya sengaja tidak menyentuh kepada tulisan anda yang keluar dari konteks dan topik. karena hasil nya akan seperti yang saya duga, sebagaimana lumrah-nya orang-orang syiah, mereka akan keluar jalu...r dan keluar dari pembahasan manakala mereka terpojok, pada akhirnya permasalahan yang kita angkat tidak tersentuh dan melebar akhirnya tidak akan pernah kembali kepangkalan.
yang kita bahas sekarang adalah kejayaan islam dan kekukuhan islam di tangan 12 pemimpin. bukan membicarakan keturunan nabi ibrahim. tapi kayaknya anda memaksa untuk di bahasnya. baiklah saya penuhi apa yang anda inginkan. namun kita lihat nanti hasil-nya apa anda akan meracau dan meloncat-loncat seperti kodok yang tidak punya arah..?? !!


a. Al-Ustadz menuliskan “saya sengaja tidak menyentuh kepada tulisan anda yang keluar dari konteks dan topik……..” Saya bingung konteks dan topik manakah yang dimaksud karena al-Ustadz tidak memberikan contohnya. Jangan-jangan (ma’af su’udzhan) al-Ustadz tidak mau menyentuh itu karena tidak mampu untuk mengulasnya dan al-Ustadz memilih untuk mengatakan yang bukan-bukan untuk menutupi ketidak mampuannya.

b. Al-Ustadz menuliskan “………karena hasil nya akan seperti yang saya duga, sebagaimana lumrah-nya orang-orang syiah, mereka akan keluar jalu...r dan keluar dari pembahasan manakala mereka terpojok, pada akhirnya permasalahan yang kita angkat tidak tersentuh dan melebar akhirnya tidak akan pernah kembali kepangkalan.” Di sini justeru al-Ustadz yang sudah keluar konteks pembahasan. Al-Ustadz malah membahas persepsi beliau tentang kaum Syi’ah yang diulasnya secara emosionil dan stereotatif. Penggambaran yang subyektif tanpa contoh sama sekali untuk menjelaskan frase “sebagaimana lumrahnya” dan “manakala mereka terpojok”.

BUKANKAH CONTOH YANG TERBAIK IALAH YANG DILAKUKAN AL-USTADZ SENDIRI? KETIKA TERPOJOK JUSTERU MENUDUH YANG BUKAN-BUKAN UNTUK MENUTUPI KETIDAKMAMPUAN DALAM MENJELASKAN TOPIK YANG SEDANG DALAM PEMBAHASAN??

c. Al-Ustadz menuliskan (lengkap dengan kesalahan huruf kapital yang menjadi kebiasaannya)“yang kita bahas sekarang adalah kejayaan islam dan kekukuhan islam di tangan 12 pemimpin. bukan membicarakan keturunan nabi ibrahim. tapi kayaknya anda memaksa untuk di bahasnya. baiklah saya penuhi apa yang anda inginkan. namun kita lihat nanti hasil-nya apa anda akan meracau dan meloncat-loncat seperti kodok yang tidak punya arah..?? !!”

SAYA SUDAH BAHAS SEMUANYA SECARA  RINCI DAN TELITI UNTUK KEDUA TOPIK (tentang kejayaan Islam dan tentang keturunan Ibrahim) TERSEBUT DI ATAS OLEH KARENA ITU SAYA TIDAK AKAN BERPANJANG KATA UNTUK MENANGGAPI TULISAN AL-USTADZ.
Adapun perkataan Al-Ustadz seperti: “namun kita lihat nanti hasil-nya apa anda akan meracau dan meloncat-loncat seperti kodok yang tidak punya arah..?? !!” sudah saya ma’afkan begitu saya membacanya. Jadi saya tidak akan membahasnya.

d. Selanjutnya Al-Ustadz menafsirkan sendiri ayat 124 dari Al-Baqarah yang mungkin untuk pertamakalinya Al-Ustadz perhatikan karena kalau tidak saya rujuk dan tidak saya ambil sebagai hujjah, Insya Allah, ayat tersebut tidak akan pernah menjadi perhatian Al-Ustadz.
Berikut petikannya:
“ayat tersebut dengan jelas dan terang mengatakan bahwa yang mengangkat para nabi sebagai imam itu hanya allah yang menentukan, dan itu berlaku kepada para nabi. lalu di mana posisi 12 imam anda dalam ayat di atas..?? adakah ayat di atas menentukan 12 imam anda..?? adakah di dalam ayat tersebut mengatakan bahwa allah akan menangkat 12 imam bagi orang syiah..?? saya tidak temukan itu melainkan orang syiah mengabung-ngabungkanya sesuai dengan kehendak hawa nafsu yang di penuhi oleh kedustaan. kebohongan dan kemunafikan”

2. Al-Ustadz menuduh saya menafsirkan sesuai dengan kehendak nafsunya padahal yang saya lakukan ialah menafsirkan al-Qur’an dengan hadits dan dengan literatur lainnya yang kira-kira bisa menafsirkan ayat Al-Qur’an itu.

Ada berbagai macam cara atau metode untuk menafsirkan al-Qur’an:
a. . Menafsirkan al-Qur’an dengan nafsu (seperti yang anda lakukan di atas karena anda tidak menjelaskan mengapa anda menuliskan kalimat HANYA KEPADA IBRAHIM. Kelihatan anda tergesa-gesa dalam menuliskan tafsiran ini)

b. Menafsirkan al-Qur’an lewat bahasa/terjemahannya (ini saya lakukan terhadap ayat itu)

c. Menafsirkan al-Qur’an lewat hadits yang kira-kira bisa menjadi penjelasan dari ayat al-Qur’an itu (ini yang saya lakukan terhadap ayat 124, Al-Baqarah—yang baru ustadz kenal karena saya mengenalkannya—dengan hadits 12 Imam dari Ahlu Sunnah).

d. Menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an yang pernah dilakukan oleh Sayyid Allama Thabatabai dalam tafsir Al-Qur’an-nya yang terkenal yaitu Al-Mizan.
Al-Ustadz Alvaen yang terhormat. Yang saya lakukan ketika saya menafsirkan ayat 124 dari Al-Baqarah itu ialah cara atau metode nomor 2 dan 3. Itu saya kira lebih aman dengan mencari penjelasan dalam hadits ketimbang dikira-kira memakai hawa nafsu seperti yang anda lakukan.

A. PENJELASAN DALAM HADITS:
Berikut beberapa hadits yang juga ikut memberikan sumbangan yang cukup besar untuk menafsirkan ayat itu sesuai dengan tafsiran yang saya sampaikan. Tidak ada paksaan dari saya untuk anda agar anda mengikuti apa yang saya yakini. Saya sampaikan hadits-hadits berikut untuk menunjukkan kaitan atau hubungan antara kata-kata “DAN JUGA DARI KETURUNANKU (Ibrahim)” dengan keturunan atau hubungan darah yang ada pada Nabi Muhammad yang bersambung pada Nabi Ibrahim. Berikut hadits-hadits itu:

a. Dari Ubayah bin Rabi’i, dari Jabir, ia berkata:
“Beliau bersabda, ‘Aku adalah pemimpin para Nabi, Ali adalah pemimpin para washi (pengemban wasiatku) dan para washiku; sepeninggalku ada dua belas, yang pertama, Ali dan yang terakhir adalah Al-Qaim al-Mahdi”
(lihat Yanabi’ al-Mawaddah; al-Qanduzi al-Hanafi, hal. 455)

Hadits ini dengan jelas juga menafsirkan hadits-hadits sebelumnya yang menyebutkan ada dua belas pemimpin setelah Rasulullah. Di sini dengan jelas menutup peluang pemimpin gadungan lain yang bisa anda masukkan kedalam untaian pemimpin yang dua belas itu. Dan itu ditambah dengan kenyataan bahwa semuanya adalah keturunan Nabi Ibrahim lewat sebuah suku bernama Bani Hasyim (lihat hadits yang pernah saya sampaikan) sampai kepada keturunan terbaiknya, Muhammad Al-Mustafa.

b. Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata:
“Aku mendengar Rasulullah saw berkata, ‘Aku, Ali, Hasan, dan Husein serta sembilan dari keturunan Husein adalah pribadi-pribadi yang disucikan dan dipelihara (makshum dari dosa dan kesalahan)”
(lihat Kifayat al-Atsar, Yanabi’ al-Mawaddah, hal 258 dan 445, dari riwayat al-Hamwaini, dalam kitabnya Faraid Al-Simthain, lihat kitab: Mustakhab Al-Atsar, hal. 65)

Hadits ini juga menjelaskan ayat 124, Al-Baqarah (yang baru ustadz dengar tafsirannya dari saya) yang menjelaskan kalimat atau ungkapan “JANJIKU INI TIDAK MENGENAI ORANG-ORANG YANG DZALIM”. Hadits tersebut di atas menjelaskan betapa KETURUNAN IBRAHIM YANG BERJUMLAH 12 (lewat suku kenamaan BANI HASYIM) dan lewat makhluk paling mulia MUHAMMAD AL-MUSTAFA itu semuanya terjaga dari perbuatan dosa; baik dosa kecil maupun dosa besar. Mereka bukanlah orang-orang dzalim. Bandingkan dengan sebagian orang yang namanya ustadz sampaikan kepada saya (dan kemudian ustadz campakkan juga sambil berkata malu malu kucing: SAYA TIDAK MEYAKINI DAFTAR NAMA ITU).

c. Dari Abu Dzar, dari Fathimah as, ia berkata, “Kutanyakan kepada ayahku tentang makna ayat:

وبينهما حجاب وعلى الأعراف رجال يعرفون كلا بسيماهم ونادوا أصحاب الجنة أن سلام عليكم لم يدخلوها وهم يطمعون

“Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A`raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga:" Salaamun `alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya)” (QS. Al-A’raf: 46)

Beliau saw menjawab: “Mereka adalah para imam sepeninggalku; Ali dan kedua cucuku (Hasan dan Husein) serta sembilan orang dari Sulbi Husein, dan merekalah orang-orang (yang bertempat di) A’raf, tiada akan masuk surga kecuali orang yang mengenal mereka dan dikenal oleh mereka, tidak akan masuk neraka kecuali orang yang mengingkari mereka dan mereka pun tidak mengenalnya, Allah tidak akan dikenal kecuali lewat jalan mengenal mereka.”
(Kifayat al-Atsar dan al-Manaqib (lihat juga: Muntakhab al-Atsar, hal. 72)

Hadits itu menunjukkan dengan tegas bahwa mengikuti mereka adalah wajib dan mengingkarinya adalah dosa. Mengikuti mereka berarti bermakmum kepada mereka; bermakmum berarti berwilayah kepada mereka; menjadikan mereka pemimpin yang kita cinta……..kita patuhi tuntunannya.

d. Dari Jabir bin Yazid al-Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdillah Anshari berkata, ‘Ketika Allah SWT menurunkan ayat:

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa: 59)

Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil Amri yang ketaatan kepadanya dihubungkan dengan ketaatan kepada Anda? Maka beliau menjawab:

“Hai, Jabir! Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama ialah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan Al-Baqir dan kamu, hai Jabir, akan menemuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya! Kemudian Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin Ali, kemudian orang yang nama dan kunyahnya sama denganku, ia adalah al-Hujjah (bukti) Allah di bumiNya, peninggalanNya di kalangan (di antara) hamba-hambaNya, ia adalah putera Hasan bin Ali, Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya, ia akan menghilang dari pengikutnya dan orang-orang yang mencintainya, sehingga tidak akan meyakini imamah-nya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji oleh Allah (dan berhasil dengan) keimanan‘. Jabir berkata, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah pengikut-pengikutnya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya? Beliau menjawab, ‘Demi zat yang membangkitkanku (mengutusku) dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutupi oleh awan tebal.”
(lihat Ikmaluddin, 1: 365, Ilzam an-Nashib, 1: 55 dan Yanabi’, hal. 465)

B. PENJELASAN DARI AGAMA LAIN:
Ada sebuah kenyataan yang menarik. Saya dapati dalam sebuah Injil (versi Derby) sebuah pasal dari kitab Genesis (Kejadian) sebagai berikut:


“Dan untuk Ismail telah Kudengar engkau; lihatlah, akan aku berkahi dia, dan menjadikannya subur, dan akan melipatgandakannya (membiakkannya); dua belas pangeran akan diturunkannya, dan akan kubuatnya umat yang besar.” (Genesis 17: 20)


Jadi dalam Injil dinubuwwahkan bakal ada 12 pemimpin yang agung dari jalur keturunan Ismail nantinya dan akan membuatnya umat yang besar.


LIHATLAH DENGAN JELAS! DARI JALUR NABI ISMAIL KELAK AKAN TURUN 12 PEMIMPIN YANG DIJANJIKAN! LIHAT LAGI AYAT 124 SURAH AL-BAQARAH (yang anda bilang itu untuk Nabi Ibrahim saja dan berikut kutipan dari anda):

"ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang lalim.
ayat ini membicarakan tentang nabi ibrahim saja. " KEPADA NABI IBRAHIM SAJA" lalu ibrahim berdoa agar supaya keturunan-nya juga. maka allah berfirman janji-ku ini tidak mengenai orang-orang yang lalim.
ayat tersebut dengan jelas dan terang mengatakan bahwa yang mengangkat para nabi sebagai imam itu hanya allah yang menentukan, dan itu berlaku kepada para nabi. lalu di mana posisi 12 imam anda dalam ayat di atas..?? adakah ayat di atas menentukan 12 imam anda..?? adakah di dalam ayat tersebut mengatakan bahwa allah akan menangkat 12 imam bagi orang syiah..?? saya tidak temukan itu melainkan orang syiah mengabung-ngabungkanya sesuai dengan kehendak hawa nafsu yang di penuhi oleh kedustaan. kebohongan dan kemunafikan.

Anda menuduh saya mengada-ada padahal anda sendirilah yang mengada-ada. Tafsiran anda itu hanya berupa satu frase saja yaitu KEPADA NABI IBRAHIM SAJA.

Marilah kita kupas yang dari Injil (karena saya masih  yakin, Injil itu tidak semuanya isinya salah ada juga kebenaran di dalamnya—keyakinan ini juga diyakini oleh orang lain sebelum saya)
Injil versi Derby mengatakan bahwa Nabi Ismail (jelas ini keturunan Nabi Ibrahim) akan menurunkan 12 pangeran (atau pemimpin) dari keturunannya dan kita lihat dalam silsilah keturunan di bawah ini, dari Nabi Ismail kita tidak mendapati satu Nabi pun kecuali Nabi Muhammad yang dari keluarganya itu ada 12 pemimpin yang dijanjikan (1 sepupunya (Ali) dan 11 adalah keturunan Rasulullah dari puterinya Fathimah yang menikah dengan sepupunya itu):


Lihat juga bagan silsilah Rasulullah yang menggambarkan hubungan beliau dengan 12 pemimpin yang dijanjikan itu.




C. KEUNIKAN DARI ANGKA 12:
Adalah sangat unik dan menarik di sini untuk diketengahkan angka dua belas yang tampaknya menjadi salah satu angka favorit dalam Al-Qur’an ada kurang lebih 5 (kalau tidak salah) disebutkan dalam Al-Qur’an misalnya dalam: (QS. 2: 60), (QS. 5: 12), (QS. 7: 160), (QS. 9: 36), satu lagi saya lupa. Berikut saya petikkan salah satunya:
ولقد أخذ الله ميثاق بني إسرائيل وبعثنا منهم اثني عشر نقيبا وقال الله إني معكم لئن أقمتم الصلاة وآتيتم الزكاة وآمنتم برسلي وعزرتموهم وأقرضتم الله قرضا حسنا لأكفرن عنكم سيئاتكم ولأدخلنكم جنات تجري من تحتها الأنهار فمن كفر بعد ذلك منكم فقد ضل سواء السبيل
“ Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus". (QS. Al-Maaidah 12)
Lebih unik lagi apabila kita mengumpulkan angka duabelas ini dengan 3 orang Nabi yang dianggap menjadi representasi dari 3 agama samawi:
-- NABI MUSA (representasi agama Yahudi): Memiliki 12 orang kepercayaan, masing-masing menjadi pemimpin sukunya dan setiap suku diberi masing-masing satu mata air. Jadi keseluruhan ada 12 mata air yang disebut uyun Musa. LIhat (QS. 2: 60), (QS. 5: 12), (QS. 7: 160)
-- NABI ISA (representasi agama Kristiani): memiliki 12 murid yang disebut dengan al-Hawariyyun.
-- NABI MUHAMMAD (representasi agama Islam): telah mewasiatkan akan adanya 12 pemimpinyang dijanjikan sepeninggal beliau.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
YA, USTADZ ALVAEN EL-MAHBUB! KALAU SEKIRANYA SAYA MENAFSIRKAN AL-QUR’AN ITU DENGAN HAWA NAFSU SAJA, MUSTAHIL SAYA SAMPAI PADA KESIMPULAN BAHWA AHLUL BAYT ITU ADALAH KEBENARAN YANG HAKIKI. MUSTAHIL PULA SAYA MENGIKUTI MEREKA TANPA ADA ALASAN YANG JELAS SETELAH SEBELUMNYA SAYA DIBESARKAN UNTUK MEMBENCINYA DAN MENOLAK WILAYAHNYA. TAPI KARENA SAYA MENGGUNAKAN AKAL YANG DIBERKAHKAN OLEH ALLAH KEPADA SAYA UNTUK DIGUNAKAN SEBAIK-BAIKNYA, MAKA SAYA (ALHAMDULILLAH) BISA MENANGKAP SINYAL-SINYAL PETUNJUK DAN HIDAYAH YANG DISEBARKANNYA DI ALAM SEMESTA INI.  
Kalaupun misalnya tafsiran saya itu tidak sesuai dengan hawa nafsu anda, maka saya tidak akan pernah memaksakan tafsiran saya itu untuk anda yakini. Anda lihat lagi penjelasan saya tentang ayat tersebut. Adakah saya memaksa anda untuk meyakini apa yang saya yakini? Tidak. Sama sekali tidak. Saya tidak pernah memaksakan tafsiran saya untuk anda yakini.
Kalaupun anda memiliki tafsiran lain tentang ayat yang baru anda kenal itu, maka saya tidak akan memberikan bantahan atau sanggahan terhadapnya. Yang namanya tafsir itu sah adanya; walaupun tafsiran itu dilakukan memakai hawa nafsu saja—sepanjang tafsiran itu hanya diyakini oleh dirinya dan tidak dipaksakan kepada lawan bicaranya. Kalau ada 12 orang ulama yang menafsirkan satu ayat Al-Qur’an jangan heran kalau ada 12 penafsiran yang berbeda terhadapnya. Itu lumrah. Itu wajar. Itu dinamika. Saya yakin anda sebagai seorang ustadz pernah melihat perbedaan penafsiran para ulama walaupun mereka datang dari madzhab yang sama. Apalagi kalau mereka datang dari madzhab yang berbeda.
Berlapang dadalah terhadap perbedaan karena dengan kelapangan dada anda akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Bukankah itu yang dicari oleh mereka yang mendekatkan diri pada Tuhan?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SEMOGA USTADZ MENDAPATKAN PENCERAHAN DARI DISKUSI KITA INI.

MASIH LANJUT NGGAK, YA?

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta