(bagian 7) 12 PEMIMPIN DALAM KONTROVERSI: MENYOAL KEYAKINAN WAHABI TENTANG 12 PEMIMPIN YANG ADA DALAM HADITS-HADITS SAUDARA AHLU SUNNAH




LANJUTAN


SISA-SISA PERTANYAAN:
Al-Ustadz Alvaen al-Mahbub masih memiliki ganjalan di hati dan merasa saya belum menjawab seluruh pertanyaan. Padahal kalau disimak secara seksama dari seluruh jawaban saya dalam 3 episode awal sudah bisa disimpulkan sendiri jawabannya. Yang diperlukan hanyalah sedikit kecerdasan ekstra untuk meneliti alur cerita dan benang merah yang menghubungkan satu hujah ke hujah lainnya. Itu saja. Tidak lebih.


Berikut saya kutipkan apa yang al-Ustadz (semoga Allah melapangkan dadanya untuk menerima ilmu dan hikmah yang berasal dariNya) tuliskan di FACEBOOK:


pertanyan tersisa yang tidak pernah di jawab oleh saudara apep :
* apakah islam ini jaya di tangan 12 imam anda...??
* apa yang di kontribusikan oleh 12 imam anda terhadap dunia islam selain sayyidina ali..??
* apa mereka menyebarkan islam ke santero bumi...??
* apa mereka menyebarkan islam ke benua eropa..??
* negara kafir mana yang pernah di takklukan oleh imam anda ..??
* dan orang kafir mana yang pernah merka bunuh dalam medan peperangan..??
(sekali lagi tanpa menambahkan apapun)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Jawaban dari si pandir nan dungu Apep Wahyudin adalah sebagai berikut:


Segera saja terlihat kesan yang ingin ditimbulkan dari serangkai pertanyaan yang satu sama lainnya saling berhubungan. Kesan apakah itu? Kesan bahwa apabila semua itu dijawab dengan kata TIDAK atau TIDAK ADA (seperti yang diharapkan oleh penanya) maka para Imam yang diyakini oleh kami itu tidak ada dasar hujahnya sama sekali. Itulah kesan yang ingin ditimbulkan.


Al-Ustadz ingin menyimpulkan kalau jawabannya negatif untuk semua pertanyaan, maka para Imam itu sudah tidak relevan lagi disebut Imam. Sekali lagi al-Ustadz memberikan definisi terhadap seorang Imam atau pemimpin yang dijanjikan dengan definisi beliau atau yang beliau temukan dari para ustadz beliau.


Mari kita lihat definisi yang bisa kita dapatkan dari pertanyaan yang dipaksakan kepada saya. Kita kelompokkan dulu pertanyaan itu untuk kemudian kita dapatkan definisi pemimpin yang dijanjikan menurut Ustadz Alvaen. Kelompoknya adalah sebagai berikut:


* 1. apakah islam ini jaya di tangan 12 imam anda...??
* 2. apa yang di kontribusikan oleh 12 imam anda terhadap dunia islam selain sayyidina ali..??
* 3. apa mereka menyebarkan islam ke santero bumi...??
* 4. apa mereka menyebarkan islam ke benua eropa..??
* 5. negara kafir mana yang pernah di takklukan oleh imam anda ..??
* 6. dan orang kafir mana yang pernah merka bunuh dalam medan peperangan..??


A. Pertanyaan nomor 1 dan 2 menggambarkan seseorang sebagai pemimpin negara yang menjalankan roda pemerintahannya untuk kemakmuran rakyatnya (definisi pemimpin seperti ini telah saya ulas dalam episode sebelumnya: episode 6. Kejayaan atau kemenangan atau keberhasilan yang dimaksud oleh Ustadz Alvaen berbentuk kemakmuran, melimpahnya harta benda, kekayaan, dan kecukupan dalam aspek duniawi.


B. Pertanyaan 3 dan 4 menggambarkan seseorang sebagai pemimpin yang melakukan ekspansi wilayah kekuasaan untuk memperluas pengaruh dirinya dan kekuasaannya. Ia berprilaku sebagai seorang politisi antar negeri yang menancapkan kuku kekuasaannya ke wilayah orang lain.


C. Pertanyaan nomor 5 dan 6 menggambarkan pemimpin sebagai pemimpin militer yang melakukan ekspansi wilayah lewat kekuatan militer. Peperangan dan pembunuhan adalah wajar bagi pemimpin seperti ini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


ULASAN


A. Kemenangan yang dijanjikan dan kemudian berhasil diraih oleh para Imam yang 12 itu cocok sekali dengan kemenangan yang didefinisikan oleh Al-Qur’an. Dalam hadits yang saya bawakan, sebagai contoh:
Shahih Muslim, vol. 6, halaman 4 (Syarh Nawawi)
Rasulullah saw telah bersabda, “Agama ini akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan Qurays, memerintah atas kamu.”(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)
Memang benar janji itu adanya. Agama ini tetap berdiri; agama ini tetap meraih kemenangan karena berhasil mewujudkan kemenangan seperti yang didefinisikan Al-Qur’an. (lihat lagi penjelasan saya di episode 6).
Kontribusi para Imam kami sangatlah jelas (walaupun saya tidak berharap anda mau mengakuinya). Selain Imam Ali bin Abi Thalib ada :


-- Imam Hasan yang berhasil mendamaikan dua kelompok Muslim yang bisa saja jatuh kedalam perang saudara yang jauh lebih dasyhat daripada perang Jamal dan Shiffin (lihat sejarah tentang kedua perang ini). Imam Hasan meredam peperangan dengan menyerahkan jabatan khalifah (bukan jabatan Imamah) kepada Mu’awiyyah. Dengan demikian perang bisa diredam dan umat tidak berpecah belah pada saat itu. Membunuh sesama Muslim itu dosa dan menjaga diri dari perbuatan dosa ialah salah satu bagian dari kemenangan yang didefinisikan Al-Qur’an. Hidup rukun walau memiliki keyakinan yang berbeda dan saling menjaga rasa walaupun hidup dengan mereka yang berbeda bai’at dengan kita adalah bentuk keistiqamahan kita dalam ketaatan kepada Allah dan RasulNya; itu juga definisi dari kemenangan menurut Al-Qur’an.


-- Imam Husein memiliki sumbangsih yang sangat besar dengan pengorbanan dirinya di padang Karbala. Sebelum berangkat ia dinasehati oleh Abdullah bin Umar  (anak Umar bin Khattab yang berbai’at kepada pemimpin yang dzalim, Yazid bin Mu’awiyyah) dan Abdullah bin Zubayr (putera Zubayr bin Awwam yang haus kekuasaan) serta oleh Farazdaq (seorang penyair yang mencintai Imam Husein). Tapi Imam Husein bergeming karena beliau memang berniat mengorbankan dirinya untuk tujuan yang jauh lebih mulia yaitu mempertahankan Islam yang asli.


Ketika itu setiap orang takut sekali dengan kekuasaan tirani dari Yazid bin Mu’awiyyah dan mereka terpaksa berbai’at kepadanya. Beberapa sahabat nabi juga menjadi pendukungnya seperti Abdullah bin Umar yang telah berbai’at kepadanya. Umat Islam dicekoki oleh para ulama pada waktu itu dengan ayat al-Qur’an:

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا


“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa: 59)


CUKUP MENGGELIKAN SEKALI MENGINGAT AYAT YANG SAMA SUKA DIPAKAI OLEH PARA ULAMA ATAU USTADZ DI INDONESIA KETIKA KAMPANYE PILKADA. MEREKA MENCOBA MENGINGATKAN PARA PEMILIH AGAR TAAT KEPADA PEMIMPINNYA KELAK KETIKA MEMIMPIN.


AYAT YANG SAMA DIGUNAKAN PARA ULAMA DAN USTADZ DI TANAH AIR (yang haus duniawi dan serakah kepada jabatan) UNTUK MEREDAM WARGA YANG AKAN MENDEMO KEPALA DAERAHNYA AGAR TETAP TAAT KARENA ALLAH MENGATAKAN DEMIKIAN DALAM AL-QUR’AN.


MEREKA SUDAH MENJUAL AYAT AL-QUR’AN UNTUK TUJUAN YANG BERBEDA DENGAN TUJUAN YANG DIAMANATKAN TUHAN. NAUDZUBILLAH!


Kembali kepada Imam Husein. Imam Husein mengguncang pikiran setiap orang dengan mengorbankan dirinya di padang Karbala. Keluarganya sebanyak kurang lebih 72 orang (melawan 30,000 orang pasukan Yazid) dipenggal kepalanya, diinjak tubuhnya oleh puluhan kuda, kepalanya dipajang di mesjid Damaskus………apalagi kekejaman dari Yazid yang lebih kejam dari ini?


Setelah terbunuhnya Imam Husein (as), umat segera tersentak dari mimpinya yang panjang (mimpi indah tentang kejayaan dan kemenangan—seperti yang didefinisikan ustadz Alvaen—yang dijanjikan oleh Yazid sang tiran). Segera mereka sadar bahwa pemimpin yang mereka berikan bai’at kepadanya ini adalah makhluk kejam tiada tara. Makhluk yang tidak boleh kita patuh dan taat kepadanya. Makhluk yang apabila kita patuh dan taat padanya, malah kita bertentangan dengan Islam secara nyata. Kita patuh dan taat pada kedzaliman.


Kesyahidan Imam Husein menggiring masa untuk melakukan tindakan perlawanan. Beberapa perlawanan bergejolak di berbagai seluruh pelosok negeri yang dikangkangi oleh Yazid La’natullah ‘Alayh. Mereka menolak berbagai bentuk kedzaliman yang dilakukan oleh Yazid. Dengan menolak kedzaliman berarti mereka memperolah kemenangan yang didefinisikan Al-Qur’an (bukan kemenangan yang didefinisikan ustadz Alvaen).


--Imam-Imam lainnya sama saja dengan Imam yang lain yang meraih kesuksesan menggiring umat menuju kemenangan dengan definisi kemenangan yang dituliskan Allah dalam Al-Qur’an. Imam Ali Zainal Abidin menjadi sumber ilmu agama. Banyak sekali hadits yang shahih—tentunya—yang lewat dirinya atau lewat murid yang dididiknya. Imam Muhammah Al-Baqir menjadi cendikiawan, penemu, dan pengurai ilmu. Ilmu-ilmu di tangan beliau menjadi ilmu-ilmu lain yang terurai dari ilmu asalnya. Nama al-Baqir dalam dirinya diperoleh karena ia berhasil mengurai ilmu jadi berbagai disiplin ilmu. Imam Ja’far as-Sadiq mendirikan universitas pertama dalam sejarah Islam dengan muridnya yang kurang lebih 20,000 orang jumlahnya. Diantaranya ialah Imam Madzhab Maliki yaitu Malik bin Anas, juga Imam Madzhab Hanafi yaitu Abu Hanifah. Lewat Malik bin Anas ilmu Imam Ja’far juga menetes kepada Imam Syafi’i untuk diteruskan kepada muridnya nanti yaitu Imam Ahmad bin Hanbal pemimpin madzhab Hambali. Imam Ja’far adalah penghulu semua madzhab Ahlu Sunnah. Itu sejarah dan tidak bisa dipungkiri.
 
B. Karena kemenangan yang dijanjikan oleh para Imam itu bukanlah kemenangan seperti yang dijanjikan oleh para pemimpin dalam PILKADA yaitu kemenangan berupa kemakmuran dan melimpahnya harta serta meningkatnya tingkat kehidupan secara materi, maka para Imam kami yang disucikan itu tidak pernah melakukan ekspansi wilayah berupa penaklukan suatu negeri untuk dijarah hartanya. Para penguasa Bani Umayyah dan Abbasiyah seringkali berlindung di balik kedok ini. Mereka di permukaan seolah-oleh berniat untuk mengabarkan dan menyebarkan Islam ke seluruh pelosok negeri, akan tetapi yang mereka inginkan sebenarnya ialah harta jarahan dan pajak diri atau fay dari negara yang ditaklukannya itu.


Islam mereka paksakan agar wilayah yang tertaklukan itu berada di bawah kekuasaannya. Apabila mereka menolak, maka diberlakukan pajak diri sebagai kafir dzimmi. Mereka harus membayar pajak kepada penguasa Islam waktu itu. Inilah kemenagan yang dimaksud oleh Al-Ustadz Alvaen El-Mahbub.


Para Imam suci dari Ahlul Bayt takkan mungkin melakukan yang seperti itu. Mereka mengajarkan Islam dengan damai. Mereka mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin (bukan rahmatan lil muslimin). Cinta dan Kasih yang mereka bawa dapat dirasakan oleh semua termasuk oleh musuh-musuhnya. Para Imam Ahlul Bayt menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia sampai Indonesia (lewat para pengikut setianya) dengan damai dan cinta. Untunglah Islam yang pertama kali masuk ke Indonesia ialah Islam yang diajarkan oleh para pedagang Muslim Syi’ah dari Gujarat, India. Mereka sangat toleran terhadap berbagai keyakinan yang ada dan tumbuh sebelumnya di Indonesia. Islam mereka kenalkan lewat budaya, kesenian, dan ilmu serta akhlak dalam berdagang. Kalau saja Islam yang pertama kali masuk Indonesia itu adalah Islam yang diajarkan kaum Wahabi, maka akan segera timbul friksi tajam tepat ketika ia masuk dan diperkenalkan.


Islam pernah jaya di Andalusia, nama lain dari Spanyol. Hampir 80 persen lebih (maaf kalau data ini keliru karena diambil dari perkiraan. Ingat waktu itu belum ada sensus penduduk) orang masuk Islam karena rela maupun terpaksa. Yang terpaksa mungkin lebih banyak daripada yang rela karena ternyata Islam tidak pernah menancapkan kukunya dalam-dalam di sana. Secepat itu Spanyol menjadi Islam; secepat itu pula Spanyol beralih haluan. Agak susah sekarang untuk mengenali sisa keIslaman dalam kehidupan warga Spanyol karena Islam belum berurat berakar di sana. Inikah yang dimaksudkan dengan kemenangan oleh Al-Ustadz Alvaeni El-Mahbub?


C. Peperangan dan ekspansi militer itu dilakukan oleh pemimpin militer yang punya pasukan. Para Nabi hampir semuanya bukan tipe pemimpin seperti ini. Mungkin yang memiliki kemampuan seperti ini ialah Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Muhammad karena mereka memiliki pasukan. Akan tetapi mereka tidak pernah melakukan itu. Mereka tidak pernah menyerang negara lain karena ingin memaksakan Islam kepada mereka. Tidak. Tidak mungkin. Itu bertentangan dengan Al-Qur’an dan Rasulullah jelas tidak pernah bertentangan dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an berkata:

لا إكراه في الدين قد تبين الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لا انفصام لها والله سميع عليم

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 256)


Rasulullah tidak mungkin memaksakan Islam dengan membunuhi orang-orang. Adapun peperangan yang beliau lakukan ialah keterpaksaan karena harus mempertahankan diri dan keyakinan. Islam menghalalkan peperangan bentuk ini dan bukan bentuk yang selain ini.


1. “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al-Baqarah: 190). Rasulullah diperintahkan memerangi orang karena orang itu sudah terlebih dahulu memerangi beliau.


2. “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang dzalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!" (QS. An-Nisaa: 75). Perang untuk membela orang-orang yang tertindas seperti yang dilakukan oleh Imam Husein dan datuknya Rasulullah dan ayahnya, Imam Ali bin Abi Thalib diperbolehkan. Membunuh dan dibunuh dalam perang jenis ini sama baiknya.


3. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. An-Nisaa: 94). Perang untuk mendapatkan harta benda adalah telarang hukumnya. Membunuh termasuk perbuatan dosa di sana.


Para Imam kami tidak memiliki posisi sebagai pemimpin militer. Mereka juga tidak punya pasukan militer untuk membunuhi orang kafir hingga tidak tersisa (Al-Ustadz Alvaen El-Mahbub memiliki pendirian bahwa apabila seseorang pemimpin pernah membunuh orang kafir, maka ia memang benar-benar pemimpin).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Para Imam kami yang nubuwwahnya diberitakan dalam hadits-hadits tentang 12 Imam, sama persis seperti posisinya seperti para Nabi dan Rasul. Hanya mereka tidak diberi gelar nabi dan tidak mendapatkan risalah untuk disampaikan. Mereka adalah para penjaga risalah.


OLEH KARENA YANG MEMBUAT RISALAH ITU IALAH ALLAH, DAN YANG MENGAJARKANNYA KEPADA KITA IALAH RASULULAH, MAKA SUDAH PADA TEMPATNYALAH YANG BERHAK UNTUK MENENTUKAN SIAPA  YANG MENJAGA RISALAH INI IALAH ALLAH DAN RASULNYA.


PEMIMPIN YANG DIJANJIKAN YANG BERJUMLAH 12 ITU PASTILAH MENDAPAT MANDAT DARI TUHAN LEWAT UTUSANNYA—MUHAMMAD AL-MUSTAFA.


1. Mereka bukan pemimpin politis yang dipilih rakyat, lewat syura atau lewat intrik politik


2. Mereka bukan pemimpin kerajaan yang mengangkat diri sendiri atau mendapatkan jabatan itu dari ayahnya yang pernah jadi raja sebelumnya


3. Mereka bukan pemimpin yang mendapatkan kekuasaan lewat peperangan
Mereka adalah dipilih Tuhan, jadi walaupun anda tidak senang tetap anda tidak bisa mengambil jabatan itu dari mereka.


Kalau anda meyakini mereka maka itu tidak akan menambahkan kekuatan apapun pada mereka; apabila anda tidak meyakini mereka itu sama sekali tidak mengurangi kekuatan hujah yang ada pada mereka.

MUNGKIN MASIH BERLANJUT…………………………………..

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta