(bagian 10) 12 PEMIMPIN DALAM KONTROVERSI: MENYOAL KEYAKINAN WAHABI TENTANG 12 PEMIMPIN YANG ADA DALAM HADITS-HADITS SAUDARA AHLU SUNNAH




ولا يزال الذين كفروا في مرية منه حتى تأتيهم الساعة بغتة أو يأتيهم عذاب يوم عقيم
“Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka adzab hari kiamat” (QS. Al-Hajj: 55)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari Abu Dzar, dari Fathimah as, ia berkata, “Kutanyakan kepada ayahku tentang makna ayat:

وبينهما حجاب وعلى الأعراف رجال يعرفون كلا بسيماهم ونادوا أصحاب الجنة أن سلام عليكم لم يدخلوها وهم يطمعون

“Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A`raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga:" Salaamun `alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya)” (QS. Al-A’raf: 46)

Beliau saw menjawab: “Mereka adalah para imam sepeninggalku; Ali dan kedua cucuku (Hasan dan Husein) serta sembilan orang dari Sulbi Husein, dan merekalah orang-orang (yang bertempat di) A’raf, tiada akan masuk surga kecuali orang yang mengenal mereka dan dikenal oleh mereka, tidak akan masuk neraka kecuali orang yang mengingkari mereka dan mereka pun tidak mengenalnya, Allah tidak akan dikenal kecuali lewat jalan mengenal mereka.”
(Kifayat al-Atsar dan al-Manaqib (lihat juga: Muntakhab al-Atsar, hal. 72)

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Al-Ustadz Alvaeni El-Mahbub yang saya hormati,

Sebenarnya percuma menghadirkan hadits atau ayat al-Qur’an apapun di depan al-Ustadz, karena nantinya ustadz akan bilang “hadits itu tidak ada sumbernya” (padahal sumbernya sudah saya tuliskan; entah ustadz malas atau malu karena ditunjukkan hadits oleh seorang awam seperti saya). Untuk al-Qur’an pun ustadz selalu sama seperti orang-orang yang pernah mengajak saya debat. Selalu standar. Sangat standar. Saking standarnya sebenarnya saya tidak perlu menghadapi dan membantah anda untuk itu karena saya berkali-kali melihat anda jatuh oleh alasan-alasan anda sendiri. Saya berdiri kukuh; anda berdiri terhuyung-huyung. Itu terlalu jelas bahkan oleh pengamat ketiga yang tidak ikut debat ini dan menyaksikan dengan segenap perhatian.

Sebelumnya saya postingkan dulu pertanyaan-pertanyaan saya (yang sedikit provokatif) untuk ditanggapi oleh anda yaitu sebagai berikut:
Saya menulis sebagai berikut:

Anda seharusnya tidak berkelit. Yang memulai diskusi ini saya. Dan sayalah yang mula-mula bertanya tentang keyakinan Ahlu Sunnah terhadap 12 Imam yang ada pada hadits mereka.
Kalau anda meyakini itu tidak ada sumbernya berarti anda tidak termasuk Ahlu Sunnah.

1. TERMASUK KELOMPOK MANAKAH ANDA INI? WAHABIKAH?

Anda pernah bilang bahwa Nabi tidak pernah menyebutkan nama dan itu anda katakan setelah terdesak dan mengakui bahwa hadits itu ada dan anda yakin hadits itu benar adanya.
Kemudian anda menyebutkan nama-nama 12 pemimpin (sekali lagi setelah terdesak) dan kemudian saya bertanya:

2. KALAU ANDA YAKIN BAHWA NABI TAK PERNAH MENYEBUTKAN NAMA, MAKA DARIMANAKAH NAMA-NAMA YANG ANDA BAWA KEHADAPAN SAYA?

Anda sekali lagi gelagapan dan menjawab, "Saya sendiri tidak meyakini daftar nama itu". Kemudian saya tanya lagi:

3. KALAU ANDA TIDAK YAKIN DENGAN DAFTAR ITU, MENGAPA ANDA MENGAJUKANNYA? KALAU ANDA TIDAK YAKIN DENGAN DAFTAR ITU LALU SIAPAKAH IMAM ANDA SEBENARNYA?

Anda tidak menjawab.................Lalu saya bertanya lagi.

4. SIAPAKAH IMAM ANDA? SIAPAKAH SEBENARNYA YANG 12 ITU?
Anda menjawab: "Bisa siapa saja". Kemudian kita berdiskusi lagi dan kita menyepakati beberapa hal yaitu:

a. Wajib menaati pemimpin (sepanjang ia masih berada di jalur Illahi)

b. Pemimpin itu haruslah Adil, Bijak dan Lurus (itu kata anda dan saya sepakati)
Lalu saya bertanya lagi:

5. SIAPAKAH IMAM ANDA? INGAT ORANG YANG MENINGGAL TANPA MENGETAHUI IMAM ZAMANNYA MAKA IA MATI DALAM KEADAAN JAHILIYYAH?
Anda berkelit (untuk kesekian kalinya) dan balik bertanya: "Siapakah Imam anda?" (mungkin dengan suara yang lirih karena anda tahu betul anda belum memuaskan saya dalam menjawab pertanyaan saya)

Kemudian saya lanjutkan dengan posting sebagai berikut:
Kalau menurut anda Imam itu bisa siapa saja; asal ia adil, bijak, dan lurus (menurut anda yang diiyakan oleh saya), dan tetap pada jalur Illahi (menurut definisi saya yang belum diiyakan oleh anda), maka:

1. Mengapa anda tidak bermakmum pada Imam-Imam kami yang 12 jumlahnya?

2. Mereka memiliki nasab yang bersambung pada nabi Ibrahim (lihat ayat 124, dari Al-Baqarah). Mengapa anda harus menolak mereka?

3. Mereka berjumlah 12 sesuai dengan hadits. Apakah yang membuat anda menahan bai'at kesetiaan anda untuk mereka? Padahal menurut anda Imam itu bisa siapa saja?

4. Kalau Imam itu bisa siapa saja, mengapa anda tidak mengangkat diri anda menjadi Imam supaya anda tidak terdesak oleh pertanyaan saya yaitu: "SIAPAKAH IMAM ANDA"
Anda bisa langsung menjawab: "Saya tidak punya Imam. Saya sendiri Imamnya"

5. Apakah yang menghalangi anda hingga tidak memilih Imam-Imam kami yang 12 jumlahnya; yang terkenal adil, bijak dan lurus, yang nasabnya terhubung pada Nabi Ibrahim?

MENGAPA??

(Berikut saya pajang posting anda di FB tanpa potongan sedikitpun. Segala kesalahan bahasa dan kesalahan ketik ada pada anda dan bukan saya. Biarlah pengamat ketiga yang melihat bagaimana anda serabutan menjawab posting saya di FB sebelumnya).

berikut ini saya petikpertnyaan dan ulasan dari saudara apep wahyudin (seorang penganut agama syiah)
untuk lebih mempermudah maka saya beri kode
@:= saudara apep wahyudin
#: jawaban saya :
untuk bisa mengenal lebih jauh siapa apep wahyudin maka bisa klik di tautan ini :
@Ustadz Alvaen El-Mahbub yang saya hormati.
Anda seharusnya tidak berkelit. Yang memulai diskusi ini saya. Dan sayalah yang mula-mula bertanya tentang keyakinan Ahlu Sunnah terhadap 12 Imam yang ada pada hadits mereka.
Kalau anda meyakini ...itu tidak ada sumbernya berarti anda tidak termasuk Ahlu Sunnah.
selanjutnya saudara apep bertanya : @:TERMASUK KELOMPOK MANAKAH ANDA INI? WAHABIKAH?
#: alhamdulillah saya adalah seorang ahlu sunnah wal jama'ah dan paling anti terhadap faham syiah sampai hari kiyamat. semuga allah mellindungi saya dan keluarga saya serta anak dan keturunan saya dan segenap umat muslimin dari faham syiah yang bathil yang tidak pernah dekat dengan kebenaran melainkan dekat dengan iblis.
@:Anda pernah bilang bahwa Nabi tidak pernah menyebutkan nama dan itu anda katakan setelah terdesak dan mengakui bahwa hadits itu ada dan anda yakin hadits itu benar adanya.Kemudian anda menyebutkan nama-nama 12 pemimpin (sekali lagi setelah terdesak) dan kemudian saya bertanya:
#: iya memang saya pernah berkata itu, namun saya tidak pernah terdesak (barangkali itu cuma anggapan anda yang tidak pernah menyentuh kepada kebenaran). iya benar saya menyebutkan nama-nama 12 pemimpin. tapi saya juga tidak pernah terdesak apalagi cuma di hadapan anda (sama sekali tidak) :) tapi rasanya menurut hemat saya anda ini seorang yang lemot dalam berfikir. tidak tangkas dan sangat lambat. saya sarankan anda membaca tulisan saya lagi di awal yang menjelaskan tentang itu.
saya beri pemahaman yang mudah di fahami oleh anda. mudah-mudahan anda bisa faham dan cepat , tangkas dalam memahami,
rasulullah bersabda : "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
lalu seumpama para sahabat bertanya di masa itu, siapakah yang mampu menaklukkan kota Konstantinopel yang pemimpinya adalah sebaik-baik pemimpin ?? maka jawaban-nya tidak ada orang yang tahu. sebab rasulullah tidak menyebutkan siapa nama orang yang mampu menaklukkan kota Konstantinopel yang hebat itu. oleh karena itu tidak wajib mengetahui dan mengimani nama sanga penakluk yang hebat itu. lalu kemudian setelah lewat beberapa tahun dan abad, sabda rasulullah terbukti bahwa kota Konstantinopel di taklukkan di tangan umat muslimin lalu siapakah sang pemimpin penakluk yang hebat itu, maka disini anda akan tahu melalui fakta sejarah. sipakah orang-nya ?? dia adalah sultan Muhammad Al-Fatih . seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. lalu kenapa anda menyebutkan nama-nya padahal sebelumnya nama itu tidak pernah di sebut oleh baginda nabi dalam hadsitnya. maka sejarah dan zaman-lah yang menjawab dan membuktikan itu. oleh karena itu saya berkata kepada anda. jika anda melihat sejarah secara sempurna maka anda akan jumpai islam itu jaya dan kukuh di tangan 12 pemimpin qirqys yang nama-nama-nya sudah saya sebutkan pada sebelum-sebelumnya.  anda fahama apa yang saya sampaikan.. ?? atau memang cara berfikir anda memang bebel (ma"af ya)
sekarang pertanya'an nya saya balik ke anda : dari mana anda memunculkan nama-nama 12 imam yang tidak pernah di sebutkan di dalam hadist yang kita tampilkan di atas..?? dan jika 12 nama imam anda itu di yakini sebagai pembawa kejaya'an dan kekukuhan islam, lalu dimanakah buktinya..?? adakah islam jaya dan kukuh di tangan 12 imam anda..?? silahkan di jawab.
untuk pertanyaan anda selanjutnya sudah terangkum dalam jawaban saya di atas.
@: 5. SIAPAKAH IMAM ANDA? INGAT ORANG YANG MENINGGAL TANPA MENGETAHUI IMAM ZAMANNYA MAKA IA MATI DALAM KEADAAN JAHILIYYAH?Anda berkelit (untuk kesekian kalinya) dan balik bertanya: "Siapakah Imam anda?" (mungkin dengan suara yang lirih karena anda tahu betul anda belum memuaskan saya dalam menjawab pertanyaan saya)
#: yang berkelit di sini siapa yah...?? silahkan pembaca menilai sendiri...! ORANG YANG MENINGGAL TANPA MENGETAHUI IMAM ZAMANNYA MAKA IA MATI DALAM KEADAAN JAHILIYYAH<< ini hadist  tidak ada sumbernya. dan anda tidak mampu membuktikan ke sohihan hadist bualan ulama syiah ini. yang masyhur adalah hadist baiat.jika hadist itu anda mau paksakan maka saya katakan : kami ahlu sunah di anjurkan oleh baginda rasul untuk mengangkat pemimpin di setiap masa di mana kita bermasyarakat dan hidup dengan sesama. dan apabila pemimpin sudah di angkat maka kita mengetahui bahwa inilah pemimpin kami. bahkan rasulullah menganjurkan. jika kami ada tiga orang. maka angkatlah salah satu di antaranya sebagai pemimpin agar kita tidak tersesat. dan ta'atilah pemimpin dalam hal yang makruf dan tiada keta'atan terhadap hal yang mungkar. maka dari itu kami lebih tahu pemimpin kami daripada anda.sekarang pertanyaan saya kembalikan kepada anda : siapakah imam anda sekarang ?? jangan katakan ali krw. hasan dan husen radhiayyallahu anhum. imam jakfar dan lain sebagainya : sebab mereka telah berlalu dan telah wafat . maka mereka bukan imam di zaman anda hidup, melainkan imam di zaman mereka hidup.
sekali lagi saya tanya kepada anda : siapakah imam anda sekarang.?? jika anda tidak kenal dan tidak tau maka bersiap-siaplah mati dalam keadaan jahiliyah .. !!
-bersambung-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ULASAN DAN KESIMPULAN SEKALIGUS

1. Kata-kata yang dipakai oleh ustadz sudah keluar jalur tatakrama yang seharusnya ada dalam diskusi antar madzhab yaitu menghormati madzhab lain apa adanya. Saya sendiri menggunakan kata “Wahabi” untuk menyebut madzhab anda tanpa perlu saya tambahi embel-embel kata AGAMA di depan kata itu yang menyiratkan bahwa Wahabi sendiri bukan Islam melainkan agama tersendiri. Tidak. Saya tidak melakukan itu karena saya masih yakin Wahabi adalah salah satu aliran dalam Islam karena mereka masih mengakui nabi Muhammad dan masih menyembah Allah. Kalaupun ada kekurangan yang melimpah pada aliran atau faham ini, saya lebih memilih untuk mengembalikan kekurangan itu untuk dinilai oleh Allah. Biarlah DIA yang maha adil dan maha bijaksana menentukan apakah para pengikut Wahabi ini pantas masuk surga atau tidak. Biarlah Allah saja yang memutuskan. Bukan saya.
Sekarang bandingkan dengan apa-apa yang dikatakan al-ustadz terhadap madzhab yang saya ikuti sepenuh hati. Berikut adalah kata-kata beliau yang saya kutipkan dari posting beliau di atas:

-- berikut ini saya petikpertnyaan dan ulasan dari saudara apep wahyudin (seorang penganut agama syiah)—kesalahan ketik ada pada ustadz, bukan saya.

Apa perlunya anda memberikan keterangan dalam kurung dengan menyematkan kata agama sebelum kata syi’ah? Apakah anda menganggap Syi’ah itu adalah bukan Islam? Kalau mereka bukan Islam mengapa mereka diijinkan untuk masuk ke Baitullah dan berhaji padahal di Arab Saudi ada pemeriksaan ketat untuk melihat apakah seseorang itu Muslim atau bukan untuk memastikan tidak ada non-Muslim yang masuk ke tanah suci. Anda sudah berbeda dengan Muslim lainnya yang mengakui madzhab Ahlu Bayt (Syi’ah) sebagai madzhab resmi dan yang paling tua dalam Islam. Ia Islam dan anda mencoba memisahkannya untuk menebarkan permusuhan dan kebencian. Agar orang lain yang melihat itu menganggap Syi’ah sebagai di luar Islam dan setelah itu menjadi mudahlah bagi anda untuk menyerang saya karena orang lain sudah anda hasut untuk membenci saya sebagai orang yang di luar Islam. Itu jelas tidak jujur. Tapi lupakanlah……..mungkin itu juga taktik anda agar topik jadi kabur dan meluas sehingga anda bebas untuk tidak menjawab pertanyaan saya yang amat susah anda jawab.

-- alhamdulillah saya adalah seorang ahlu sunnah wal jama'ah dan paling anti terhadap faham syiah sampai hari kiyamat. semuga allah mellindungi saya dan keluarga saya serta anak dan keturunan saya dan segenap umat muslimin dari faham syiah yang bathil yang tidak pernah dekat dengan kebenaran melainkan dekat dengan iblis.

Sekali lagi ustadz sangat tendensius terhadap madzhab Syi’ah 12 Imam dan berlaku sangat tidak adil terhadapnya. Semoga Allah mau mengampuni anda dan membersihkan keluarga anda dari sikap tak adil anda terhadap orang lain.

“……. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 8)

DAN USTADZ SUDAH MELANGGAR AYAT ITU DENGAN BERLAKU TIDAK ADIL TERHADAP PARA PENGIKUT AHLUL BAYT NABI. Semoga Allah memberikan petunjukNya pada anda untuk mengenali kebenaran setelah anda mencampakkan kebenaran itu ke tengah jalan.
 
2. Anda sudah memotong pertanyaan saya dan memilih untuk tidak mengikutkannya pada posting anda. Itu tidak jujur. Anda meng-copy-paste seperti ini:

Anda pernah bilang bahwa Nabi tidak pernah menyebutkan nama dan itu anda katakan setelah terdesak dan mengakui bahwa hadits itu ada dan anda yakin hadits itu benar adanya.Kemudian anda menyebutkan nama-nama 12 pemimpin (sekali lagi setelah terdesak) dan kemudian saya bertanya:

Lihat kata-kata terakhir dari pertanyaan yang saya buat “dan kemudian saya bertanya:”

-- Mengapa anda tidak menuliskan pertanyaan saya itu?

-- Apakah anda malu dan merasa tidak mampu untuk menjawab pertanyaan itu?

-- Ataukah anda merasa berdosa karena telah melakukan suatu kekeliruan yang anda sudah akui dalam hati tapi tak mampu mengakuinya karena gengsi?

BERIKUT ADALAH POSTING SAYA YANG ASLI YANG ANDA POTONG KARENA ALASAN YANG ANDA DAN ALLAH-LAH YANG TAHU BENAR MENGAPA ANDA TAKUT UNTUK MEMPOSTINGKAN YANG SELENGKAPNYA:


(yang dicetak miring yang anda tuliskan kembali yang huruf tegak yang anda potong-potong)
Anda pernah bilang bahwa Nabi tidak pernah menyebutkan nama dan itu anda katakan setelah terdesak dan mengakui bahwa hadits itu ada dan anda yakin hadits itu benar adanya.
Kemudian anda menyebutkan nama-nama 12 pemimpin (sekali lagi setelah terdesak) dan kemudian saya bertanya:
2. KALAU ANDA YAKIN BAHWA NABI TAK PERNAH MENYEBUTKAN NAMA, MAKA DARIMANAKAH NAMA-NAMA YANG ANDA BAWA KEHADAPAN SAYA?
Anda sekali lagi gelagapan dan menjawab, "Saya sendiri tidak meyakini daftar nama itu". Kemudian saya tanya lagi:
3. KALAU ANDA TIDAK YAKIN DENGAN DAFTAR ITU, MENGAPA ANDA MENGAJUKANNYA? KALAU ANDA TIDAK YAKIN DENGAN DAFTAR ITU LALU SIAPAKAH IMAM ANDA SEBENARNYA?
Anda tidak menjawab.................Lalu saya bertanya lagi.
4. SIAPAKAH IMAM ANDA? SIAPAKAH SEBENARNYA YANG 12 ITU?
Anda menjawab: "Bisa siapa saja". Kemudian kita berdiskusi lagi dan kita menyepakati beberapa hal yaitu:
a. Wajib menaati pemimpin (sepanjang ia masih berada di jalur Illahi)
b. Pemimpin itu haruslah Adil, Bijak dan Lurus (itu kata anda dan saya sepakati)
Lalu saya bertanya lagi:
5. SIAPAKAH IMAM ANDA? INGAT ORANG YANG MENINGGAL TANPA MENGETAHUI IMAM ZAMANNYA MAKA IA MATI DALAM KEADAAN JAHILIYYAH?
Anda berkelit (untuk kesekian kalinya) dan balik bertanya: "Siapakah Imam anda?" (mungkin dengan suara yang lirih karena anda tahu betul anda belum memuaskan saya dalam menjawab pertanyaan saya)


3. Pertanyaan saya—yang kemudian anda memilih untuk tidak menyalinnya dan menghilangkannya sama sekali—anda jawab dengan sebuah cerita yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanyaan. Sama sekali tidak. Tidak perlu kecerdasan khusus untuk melihat betapa cerita itu hanya untuk menutupi ketidak mampuan anda dalam menjawab pertanyaan saya.

Sebenarnya saya tidak usah mengulas cerita itu karena memang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan saya. Akan tetapi saya ingin membuat highlight dari cerita itu. Cerita itu menegaskan sekali lagi keyakinan anda yang diulang-ulang (karena anda tidak punya hujah sama sekali. Anda hanya berhujjah dengan keyakinan anda sendiri dimana seharusnya hujah-lah yang membuat anda yakin bukan keyakinan yang dibuat oleh anda untuk menjadi hujah—sejak kapan keyakinan dijadikan hujjah?).

Anda (sebelumnya) mengakui hadits itu ada (setelah dirasa itu merugikan anda) kemudian anda berkata bahwa hadits itu tidak ada sumbernya (dan anda berdusta pada diri anda sendiri dimana dengan gampangnya anda sebenarnya bisa mencari sumbernya karena setiap hadits saya sertakan nama-nama kitab rujukannya yang kesemuanya berasal dari Ahlu Sunnah—madzhab yang anda akui sebagai madzhab anda).

Anda mencoba membelokkan perhatian umat dari 12 pemimpin itu dengan hanya mengkonsentrasikan diri dengan kata kejayaan atau kemenangan atu keberhasilan yang disebut-sebut dalam “hadits tentang 12 pemimpin yang dijanjikan” itu. Anda merasakan kerugian berada di pihak anda terus menerus kalau anda berkonsentrasi pada angka 12 karena anda tidak punya hujah sedikitpun tentang itu. Anda hanya punya “hujah” (baca: hujah dalam tanda kutip) tentang kemenangan, atau kejayaan, atau keberhasilan sebagai ciri unggulan (baca: ciri satu-satunya) untuk mengenali pemimpin yang dijanjikan itu. Untuk “hujah kemenangan” pun anda enggan untuk mengutip “hadits tentang 12 pemimpin yang dijanjikan” itu. Anda mengutip hadits dari Ahmad bin Hanbal yang sering saya dengar dari orang-orang seperti anda (tampaknya ini dogma yang diajaran di kalangan anda dimana setiap orang akan memiliki jawaban yang persis sama. Lucu juga):

“rasulullah bersabda : "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]” Dan anda menyimpulkan bahwa orang yang dimaksud ialah Muhammad al-Fatih seorang Turki Utsmani (sudah sejak dulu saya punya filem kartunnya. Lucu juga).
Yang jadi pertanyaan ialah (sekali lagi memang ini lucu. Hujah yang dibuat alakadarnya selalu lucu):

1. Sebelum Muhammad Fatih menjadi mendapatkan kemenangan yaitu menaklukkan Konstatiopel apakah umat sudah memilihnya menjadi pemimpin dan meyakininya sebagai pemimpin yang dijanjikan?

2. Dalam pernyataan anda—ya, ustadz—anda selalu mengulangi kata “kejayaan” seolah-olah kalau seorang pemimpin itu tidak berjaya maka itu menunjukkan bahwa ia bukanlah pemimpin yang dijanjikan dalam hadits. Khulafa ur Rasyidin anda sebut berjaya. Mu’awiyyah juga berjaya. Begitu pula Yazid selanjutnya Marwan, lalu Sulayman, lalu Umar bin Abdul Aziz dan lain-lain. Oke. Mari kita anggap itu sebagai ciri seorang pemimpin yang dijanjikan yang berjumlah 12 itu. Lalu pertanyaan saya ialah:

a. Ketika anda memilih pemimpin apakah anda tahu persis bahwa ia akan membawakan kejayaan atau kemenangan kepada anda? Saya yakin tidak.

b. Manakah yang lebih dulu datang atau terjadi pada seorang pemimpin: “kejayaan/kemenangan-nya”  atau “penunjukkan/pengangkatan-nya” sebagai  pemimpin? Saya yakin sekali bahwa seorang pemimpin itu harus ditunjuk dulu menjadi seorang pemimpin sebelum ia memberikan kejayaan atau kemenangan yang ia janjikan kepada para pemilihnya.

HUJAH “KEJAYAAN/KEMENANGAN” YANG ANDA AJUKAN, YA USTADZ, SANGAT LEMAH SEKALI. SELEMAH SARANG LABA-LABA YANG MUDAH SEKALI TERKOYAK.

مثل الذين اتخذوا من دون الله أولياء كمثل العنكبوت اتخذت بيتا وإن أوهن البيوت لبيت العنكبوت لو كانوا يعلمون

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui” (QS. Al-Ankabuut: 41)

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta