(bagian 12) 12 PEMIMPIN DALAM KONTROVERSI: MENYOAL KEYAKINAN WAHABI TENTANG 12 PEMIMPIN YANG ADA DALAM HADITS-HADITS SAUDARA AHLU SUNNAH




يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبأ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS. Al-Hujuraat: 6)
____________________________________________________________________________
TENTANG HADITS BATHIL YANG DIBAWAKAN OLEH USTADZ ALVAEN EL-MAHBUB (lihat bagian 12 sebagai rujukan)

Al-Ustadz Alvaen El-Mahbub yang terhormat mengutip dua buah hadits bathil berikut untuk dijadikan alasan bagi beliau agar bisa dengan semena-mena berakhlak buruk terhadap saya. Dengan mengkatagorikan saya sebagai orang yang tidak menghormati para sahabat, maka beliau bisa memasukkan saya kedalam golongan non-Muslim (lihat “hadits” di bawah ini). Dan setelah saya digolongkan sebagai non-Muslim, maka ia bisa semena-mena menyebut saya sebagai pengikut agama Syi’ah (tanpa embel-embel Islam sebelum kata Syi’ah). Dan setelah mengelompokkan saya kedalam Syi’ah maka ustadz bisa memperlakukan saya seperti yang digambarkan oleh Bukhari:

الامام البخارىقال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى أم صليت خلف اليهود والنصارى ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم( خلق أفعال العباد :١٢٥)

"Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka. (Imam Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125).

Al-Ustadz akan menyamakan saya dengan Yahudi dan Nasrani; tidak akan memberi salam dan tidak akan menjawab salam dari saya; tidak akan menjenguk saya ketika saya sakit; akan mengharamkan saya untuk menikah dengan salah seorang puterinya atau saudarinya atau sanak keluarganya; mengharamkan saya jadi saksi untuk tujuan apapun; dan tidak akan memakan daging steak yang saya buat dari sapi yang saya sembelih atas nama Allah sebelumnya. Al-Ustadz akan memiliki alasan untuk memperlakukan saya semaunya karena saya sudah dikatagorikan sebagai makhluk terburuk di muka bumi ini.

Berikut dua buah “hadits” (terpaksa diberitanda kutip karena masih disangsikan sebagai hadits) yang mendasari beliau untuk membenarkan tindakan buruknya terhadap saya:

قال مالك : الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم ليس لهم اسم او قال نصيب فى الاسلام ( الخلال / السن: ۲،٥٥٧

Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )

الامام احمد ابن حمبل روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت ابا عبد الله عمن يشتم أبا بكر وعمر وعائشة ؟  قال: ماأراه على الاسلام( الخلال / السنة : ۲، ٥٥٧)

"Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam”.( Al Khalal / As Sunnah, 2-557)

الامام البخارىقال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى أم صليت خلف اليهود والنصارى ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم( خلق أفعال العباد :١٢٥)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN DAN ULASAN SEKALIGUS:

Berikut adalah kesimpulan dan ulasan saya yang seharusnya tidak usah saya lakukan karena topik pembahasan yang seharusnya dimasukkan kedalam diskusi kita kali ini ialah “Hadits-hadits ahlusunnah tentang 12 pemimpin yang dijanjikan kedatangannya oleh Nabi”. Akan tetapi karena saya memiliki juga hak untuk membela diri dari tuduhan semena-mena al-Ustadz, maka saya harus terlebih dahulu memberikan klarifikasi. Mudah-mudahan ini tidak dijadikan alat oleh al-Ustadz untuk mengalihkan topik dari topik yang saya bawa ke topik yang sama sekali tidak ada hubungannya.

Berikut ulasan saya:

1. Sejak kapan penghormatan terhadap para sahabat dijadikan rukum Islam oleh Ahlusunnah?
Kalau memang menghormati sahabat itu sebagai bagian dari keIslaman seseorang (yang karenanya kalau kita mengejek sahabat nabi itu akan diartikan sebagai keluar dari Islam) maka ke rukun Islam manakah penghormatan para sahabat itu digabungkan? Anda mengakui rukun Islam yang lima yaitu:

a. Syahadat
b. Shalat
c. Puasa
d. Zakat
e. Haji

KEDALAM RUKUN ISLAM MANAKAH PENGHORMATAN TERHADAP PARA SAHABAT ITU DIGOLONGKAN?

2. Kalau kita misalnya mencela salah seorang sahabat nabi (dengan alasan kuat maupun tidak), maka rukun Islam manakah yang kita langgar karena menurut hadits bathil itu disebutkan “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam”

3. Hadits-hadits bathil yang sejenis dengan ini ada banyak sekali diciptakan orang untuk membendung pandangan negatif orang terhadap beberapa sahabat nabi setelah mereka belajar sejarah Islam secara komprehensif. Beberapa diantaranya ialah:

ا
لله الله فى اصحابى لا تتخذوهم غرضا من بعدى
فمن احبهم فبحبى أحبهم ،ومن أبغضهم فببغضى أبغضه
( رواه الترمذى )


“ Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah mengenai sahabat-sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci-maki sesudah aku tiada. Barangsiapa mencintai mereka, maka berarti dia mencintai aku. Dan barang siapa membenci mereka, maka berarti dia membenci aku.”
( HR. At Turmudzi )


Sabda Rasulullah yang lain :


لا تسبوا أصحابى فوالذى نفسى بيده لو ان أحدكم
أنفق مثل أحد ذهبا ما بلغ مد أحدهم ولا نصيفه
( رواه ا لبخارى ومسلم )                     


“ Janganlah kalian mencaci maki sahabat-sahabatku. Demi Tuhan yang menguasai nyawaku, andaikata seseorang dari kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, tentunya ia tidak mencapai satu mud maupun setengahnya yang dibelanjakan oleh seorang dari mereka (sahabat-sahabatku)”
( HR. Bukhari dan Muslim )

Terlalu mudah untuk membuktikan bahwa hadits-hadits seperti itu adalah hadits-hadits bathil. Tidak diperlukan kecerdasan khusus untuk mengetahui itu bathil.

PERTAMA: Dari segi logika bahasa. Hadits-hadits seperti itu semuanya mengandung perintah untuk menghormati para sahabat baik itu secara umum maupun khusus. Artinya ketika Rasulullah menyampaikan kalimat itu, Rasulullah berhadapan dengan sekumpulan sahabat. Diantara para sahabat itu ada yang disuruh untuk menghormati Abu Bakar, Umar, dan ‘Aisyah (bisa juga ditambah sahabat lainnya seperti Utsman, Abu Sufyan, Mu’awiyyah dkk) dan yang sebagian lagi ialah Abu Bakar sendiri, Umar sendiri, atau ‘Aisyah sendiri sebagai orang yang kepadanya umat diperintahkan untuk hormat.

Yang menjadi pertanyaan ialah:

--MENGAPA PARA SAHABAT ITU DISURUH UNTUK MENGHORMATI SAHABAT YANG LAINNYA?

--APAKAH ADA INDIKASI MEREKA SALING MEMUSUHI ATAU SALING BENCI SEHINGGA RASULULLAH MENYURUH MEREKA UNTUK MENGHORMATI SAHABAT-SAHABAT TERTENTU?

--KALAU BENAR HADITS ITU SHAHIH, KAPANKAH HADITS ITU DIKELUARKAN OLEH NABI? DAN PERISTIWA APAKAH YANG MELATAR BELAKANGI HADITS ITU?

--KALAU BENAR HADITS ITU SHAHIH, MENGAPA PARA SAHABAT BERTIKAI SATU SAMA LAINNYA SEOLAH-OLAH MEMANG HADITS ITU TIDAK PERNAH MEREKA DENGAR SEBELUMNYA?

--KALAU BENAR HADITS ITU SHAHIH, MENGAPA HANYA USTADZ ALVAEN YANG MENGAMALKANNYA? MENGAPA PARA SAHABAT SENDIRI TIDAK MENGAMALKANNYA?

KEDUA, Dari segi penelusuran sejarah. Hadits-hadits bathil seperti ini sepertinya tidak dikenal oleh para sahabat. Bukti kuat dari tidak dikenalnya hadits-hadits bathil ini ialah adanya beberapa peristiwa sebagai berikut:

1. Permusuhan antara Bunda Fathimah dan Abu Bakar. Abu Bakah dituding oleh bunda Fathimah sebagai orang yang khianat terhadap wasiat yang diberikan oleh Ayahandanya. Abu Bakar tidak memberikan wasiat Nabi berupa sebidang tanah di daerah Fadak yang memang diperuntukkan oleh Rasulullah untuk puterinya, Fathimah az-Zahra. Permusuhan ini terkenal dalam sejarah. Paling tidak sejarah memperkenalkan sisi bunda Fathimah yang tidak mau berbai’at kepada Abu Bakar.

Pertanyaan: APAKAH BUNDA FATHIMAH TIDAK TAHU ADA HADITS YANG MENGHARUSKAN PENGHORMATAN KEPADA ABU BAKAR SEBAGAI SALAH SATU SAHABAT NABI? MENGAPA CUMA USTADZ ALVAEN YANG TAHU HADITS INI?

2. ‘Aisyah menghasut orang-orang untuk memerangi khalifah yang sah waktu itu yaitu Imam Ali bin Abi Thalib. ‘Aisyah didukung oleh Thalhah bin Ubaydillah dan Zubayr bin Awwam mengobarkan perang yang kelak dikenal sebagai perang unta atau Perang Jamal dimana ‘Aisyah mengomandoi serangan di atas untanya.

Pertanyaan: MENGAPA ALI BIN ABU THALIB MELAWAN KETIKA IA DISERANG OLEH ‘AISYAH PADAHAL ADA HADITS YANG MENGHARUSKAN SETIAP ORANG ISLAM UNTUK MENGHORMATI ‘AISYAH? MENGAPA ALI BIN ABU THALIB TIDAK TAHU HADITS ITU? MENGAPA CUMA USTADZ ALVAEN YANG TAHU HADITS ITU?

Kalau saja Imam Ali bin Abu Thalib tahu tentang hadits (bathil) itu dan kemudian menghormati ‘Aisyah sesuai dengan yang dikehendaki oleh hadits itu, maka peperangan Jamal tidak perlu terjadi.

SEANDAINYA SAJA USTADZ ALVAEN ADA DI TEMPAT WAKTU ITU DAN KEMUDIAN MEMPERINGATKAN IMAM ALI, MAKA PERANG TIDAK AKAN TERJADI?

3. Tengoklah kisah tentang Umar berikut ini. Kisah ini bisa anda lihat di buku-buku sejarah dan sirah. Juga lihat dalam Shahih Bukhari dalam Bab as-Syuruthi Jihad 2: 122; lihat juga dalam Shahih Muslim Bab Shulhul Hudaibiyah jilid 2. Singkatnya ceritanya seperti ini:

Pada tahun keenam hijriah Rasulullah bersama seribu empat ratus sahabatnya keluar dari Madinah dengan tujuan umrah. Diperintahkannya para sahabat menyarungkan pedangnya masing-masing. Mereka berihram di Dzil Hulaifah dan membawa binatang korban agar orang-orang Qurays tahu bahwa mereka datang untuk umrah bukan untuk perang. Karena sifat angkuhnya, orang-orang Qurays tidak mau kelak ada penduduk Arab mendengar bahwa Muhammad telah masuk ke Mekkah dan memecahkan benteng mereka. Diutusnya serombongan delegasi yang diketuai oleh Suhail bin ‘Amr bin Abdul Wud al-‘Amiri agar meminta Nabi kembali ke tempat asalnya. Tahun depan mereka akan diizinkan untuk umrah selama tiga hari. Orang-orang Qurays juga meletakkan syarat yang berat yang kemudian diterima oleh Nabi berdasarkan kemashlahatan yang dilihatnya dan wahyu Allah yang diterimanya. Rasulullah tidak mungkin memutuskan segala sesuatu tanpa ada wahyu yang turun kepadanya.

Namun sebagian sahabat tidak senang dengan sikap Nabi seperti ini. Mereka menentangnya dengan keras. Umar bin Khattab (yang sangat dihormati oleh Ustadz Alvaen) datang dan berkata dengan keras: “Apakah benar bahwa engkau adalah Nabi Allah yang sesungguhnya?”

“Ya,” jawab Nabi.
“Bukankah kita dalam hak dan musuh kita dalam bathil?”
“Ya,” jawab Nabi kalem.
“Lalu mengapa kita hinakan agama kita?”, desak Umar.
“Aku adalah Rasulullah. Aku tidak melanggar perintah-Nya dan Dialah penolongku,” jawab Nabi.
“Bukankah engkau mengatakan kepada kami bahwa kita akan mendatangi Rumah Allah dan bertawaf di sana?”, tanya Umar.
“Ya. Tetapi apakah aku katakan kepadamu pada tahun ini juga?”, tanya Nabi.
“Tidak,” jawab Umar.
“Engkau akan datang ke sana dan tawaf di sekitarnya, Insya Allah,” kata Nabi mengakhiri pembicaraan.

Kemudian Umar datang kepada Abu Bakar dan bertanya:
“Wahai Abu Bakar! Benarkah bahwa dia adalah seorang Nabi yang sesungguhnya?”
“Ya,” Abu Bakar menjawab.

Kemudian Umar mengajukan pertanyaan serupa kepada Abu Bakar dan dijawab dengan jawaban yang serupa juga.
“Wahai saudara!”, kata Abu Bakar kepada Umar. “Beliau adalah Rasul Allah yang sesungguhnya. Beliau tidak melanggar perintah-Nya dan Dialah penolongnya. Maka percayalah padanya.”

Usai Nabi menulis piagam perdamaian (pada perjanjian Hudaybiah), beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: “Hendaklah kalian sembelih binatang-binatang korban yang kalian bawa itu dan cukurlah rambut kalian.” Demi Allah tidak ada satu sahabatpun berdiri mematuhi perintah itu sampai Nabi mengucapkannya sebanyak tiga kali. Ketika dilihatnya mereka tidak mematuhi juga perintahnya, Nabi masuk ke dalam tendanya dan keluar kembali tanpa berbicara dengan siapapun. Beliau sembelih korbannya dengan tangannya sendiri lalu memanggil tukang cukurnya kemudian beliau bercukur. Melihat ini para sahabat kemudian menyembelih juga korban mereka, kemudian saling mencukur sehingga hampir-hampir mereka saling berbunuhan.”

Pertanyaan: KALAU SAJA HADITS DARI USTADZ ALVAEN ITU SHAHIH ADANYA MAKA KITA DENGAN HERAN BERTANYA:
MENGAPA KITA HARUS MENGHORMATI UMAR YANG TIDAK HORMAT KEPADA NABI?

MENGAPA KITA HARUS MENARUH HORMAT KEPADA ORANG YANG MENYAKITI PERASAAN NABI?

MENGAPA KITA HARUS HORMAT KEPADA ORANG-ORANG YANG MEMBANGKANG PERINTAH NABI?

MENGAPA KITA HARUS MENGHORMATI ORANG-ORANG YANG LEBIH MEMENTINGKAN PENDAPATNYA SENDIRI DIATAS PENDAPAT NABI?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Padahal Allah sudah menggariskan dalam al-Qur’an:

يا أيها الذين آمنوا لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي ولا تجهروا له بالقول كجهر بعضكم لبعض أن تحبط أعمالكم وأنتم لا تشعرون

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari” (QS. Al-Hujuraat: 2)

Umar telah meninggikan suaranya di hadapan Nabi. Umar telah menganggap pendapat dirinya lebih daripada pendapat Nabi. Oleh karena itu sesuai dengan hukum Allah dalam Al-Qur’an itu, amalan orang seperti itu akan terhapus dan ia diakhirat akan mengalami kerugian yang amat sangat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kalau saya tidak menghormati sebagian dari para sahabat, maka itu ada asalannya yang sangat kuat. Dengan alasan yang kuat itu, maka tidak ada alasan bagi orang lain untuk meragukan keIslaman saya. Apalagi mengingat penghormatan kepara para sahabat (tanpa kecuali) itu tidak termasuk rukun Islam. Jadi karena saya seorang Muslim, maka saya mendapatkan hak untuk diperlakukan sebagai seorang Muslim. Apabila ada orang yang mencabut hak itu dari saya dan mempelakukan saya dengan akhlak yang buruk, maka saya pasrahkan dia kepada Allah yang maha adil dan bijaksana. Hukum Allah itu tegas dan adil. Seandainya anda tahu itu, ustadz Alvaen………………….

sepertinya ada terusannya………………

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta