KATA-KATA TERAKHIR BUNDA FATHIMAH (as)


Yang berikut ini adalah penggalan sejarah yang mengabarkan kepada kita tentang kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Bunda Fathimah (as), sebelum bunda meninggalkan kita. Kata-kata bunda ini direkam dalam Nahjul Balaghah. Berikut petikannya:
“Ali! Engkau tahu bahwa ini adalah hari terakhir dari hidupku. Aku sekarang ini sedang dalam keadaan suka dan duka sekaligus. Aku gembira karena segala kesusahan dan kepedihanku akan segera berakhir dan aku akan bertemu kembali dengan ayahku. Di sisi lain aku sedih karena aku akan kehilanganmu; aku akan berpisah denganmu.
Tolonglah Ali! Catatlah apa yang akan aku katakan dan kerjakanlah apa yang aku wasiatkan. Sepeninggalku, engkau boleh menikahi perempuan lain yang engkau senangi, akan tetapi engkau hendaknya menikahi sepupuku Yamama. Ia sangat mencintai anak-anak kita dan Husein tampaknya sangat dekat dengannya.
Juga biarkan Fizza tetap bersamamu meskipun ia nantinya telah menikah, selama dia mau. Ia itu lebih daripada seorang pembantu di mataku. Ia lebih mirip seorang anak bagiku.
Ali! Kuburkanlah aku pada malam hari dan jangan biarkan mereka yang sudah bertindak kejam padaku (Abu Bakar, Umar bin Khattab dan para begundalnya—red) hadir di pemakamanku. Janganlah kematianku menyebabkan kedukaan berkelanjutan padamu karena engkau harus segera menyelamatkan Islam dan umat sepeninggalku untuk masa yang panjang. 
Janganlah penderitaanku menjadikan hidupmu susah dan resah, berjanjilah padaku Ali!
Imam Ali menjawab, “Baiklah Fathimah, aku berjanji”
Bunda Fathimah (as) melanjutkan pembicaraannya…….. . “Ali, aku tahu betapa engkau sangat mencintai anak-anak kita……………oleh karena itu jagalah Husein dengan hati-hati……………………Ia sangat mencintaiku, dan ia akan sangat kehilangan diriku…………………….
Berjanjilah untuk menjadi ibu baginya……hingga saat ini ketika aku sedang sakit, ia masih tidur di atas dadaku. Ia sekarang akan segera kehilangan itu………………
Janganlah engkau meratapiku Ali! Aku tahu di balik tampangmu yang keras betapa lembutnya hatimu itu. Engkau telah seringkali menahan dirimu dari kepedihan dan engkau akan harus menghadapi kepedihan lain yang akan datang mendatangimu……………….
Selamat tinggal, Ali! Ucapkanlah selamat tinggal bagiku………………..”
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kepedihan terasa mengunci tenggorokan Imam Ali……..air matanya dan seguk kesedihan tertahan di sana. Kata-kata yang diucapkan diiringi derai air mata yang tak tertahankan. Ia berkata, “Selamat jalan, Fathimah sayang”
Demi mendengar itu, Bunda Fathimah menjawab, “Semoga Dia yang maha kasiih membantumu untuk menghadapi kepedihan ini dan penderitaan ini. Sekarang biarlah aku menghadap Allah sendirian………..”
Setelah mengucapkan itu Bunda Fathimah merangkak ke arah tikar shalatnya dan bersujud di hadapan Allah. Imam Ali meninggalkan isterinya tercinta agar menghadap Allah dengan khusyu. Ketika Imam Ali memasuki kamar yang tadi ia tinggalkan, ia mendapati isterinya yang tercinta tetap pada posisi sujudnya akan tetapi ruh sucinya sudah keluar dari tubuhnya untuk bertemu dengan ruh ayahnya yang suci dengan segenap kemuliaan dan kesucian serta keagungannya.
Bunda Fathimah meninggal pada usia muda.
Imam Ali senantiasa berkata, “Sekuntum bunga tumbuh berkembang; bunga itu berasal dari surga dan kembali ke surga…………akan tetapi keharumannya yang ia tinggalkan, tetap bersemayam dalam ingatan”

vlcsnap-2010-11-04-16h35m40s193

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta