(bagian 2) 12 PEMIMPIN DALAM KONTROVERSI: MENYOAL KEYAKINAN WAHABI TENTANG 12 PEMIMPIN YANG ADA DALAM HADITS-HADITS SAUDARA AHLU SUNNAH



LANJUTAN


Dalam sebuah link disebutkan:  Semestinya, Ahli Sunnah memandang hadis ini secara ilmiah dan bebas dari asumsi sehingga kita dapat melihat kelemahan tafsir futuralistik itu. Maka, jika Nabi saw. bermaksud menjelaskan ihwal kejadian di masa depan, mengapa beliau hanya menentukan dua belas orang saja? Bukankah masa depan itu lebih panjang dari sekedar jumlah dua belas pemimpin? Dan jika Rasulullah melihatnya dengan kaca mata khilafah yang sah yang sesuai dengan norma-norma syariat, maka Ahli Sunnah tidak akan siap untuk meyakini Khulafa Rasyidin dan menolak legalitas kepemimpinan selain mereka. Oleh karena itu, mereka kebingungan dalam menentukan dua belas pribadi pengganti yang telah disinggung oleh Rasulullah saw.

2. Dalam posting itu dikatakan sebagai berikut:
“rasulullah bersabda semuanya dari qurays : dan rasulullah tidak bersabda dari bani hasim atau dari ahlu bayt seandainya yang di maksud oleh rasulullah saw adalah dari bani hasim atau dari ahlu bayt sudah tentu rasulullah mengatakan nya dengan pasti, tapi rasulullah mengatakan nya mereka adalah dari qurays . umawiyyun dari qurays, abbasiyun juga dari quraisy”
Inji jelas bertentangan dengan al-Hadits yang masyhur seperti:

"Dari Abdul Malik bin 'Umair, dari Jabir bin Samrah yang ber-kata, 'Saya pernah bersama ayah saya berada di sisi Rasulullah saw, dan ketika itu Rasulullah saw bersabda, 'Sepeninggalku akan ada dua belas orang khalifah.' Kemudian Rasulullah saw menyamarkan suaranya. Lalu saya bertanya kepada ayah saya, 'Perkataan apa yang disamarkan olehnya?' Ayah saya menjawab, 'Rasulullah saw berkata, 'Semua berasal dari Bani Hasyim."

Dengan jelas dinyatakan bahwa mereka berasal dari Bani Hasyim. Untuk lebih jauh tentang hadits ini bisa dirujuk link di bawah ini:


Adalah naif (sekali lagi) kalau mengatakan hal-hal tersebut di atas. Itu mengada-ada dan tidak berdasarkan dalil sama sekali. Tidak ada beda dengan tidak tahu. Dan yang kedua itulah yang terjadi pada orang yang membuat posting itu.

Kalau kita rinci mereka yang 12 (yang dicantumkan oleh si penulis posting itu) maka kita mendapati hal seperti ini:

1. Abu Bakar, berasal dari bani Taim
2. Umar bin Khattab, berasal dari bani Adi
3. Utsman bin Affan, berasal dari bani Umayyah
4. Ali bin Abi Thalib, berasal dari bani Hasyim
5. Mu’awiyyah bin Abu Sufyan, berasal dari bani Umayyah
6. Abdul Malik bin Marwan, sda
7. Walid bin Abdul Malik, sda
8. Sulaiman bin Abdul Malik, sda
9. Umar bin Abdul Aziz, sda
10. Yazid bin Abdul Malik, sda
11. Hisyam bin Abdul Malik, sda
12. Muhammad bin Abdullah, bani Hasyim.

Yang sesuai dengan nubuwwah nabi adalah yang nomor 4 dan 12. Sisanya adalah khayalan semata dan dusta. Bagaimana saya bisa yakin itu khayalan dan dusta?

Yang namanya kebenaran itu selalu pasti dan tidak berubah-ubah dari satu orang kepada orang lainnya. Dan untuk berdusta (apalagi kepada umat Islam yang demikian banyaknya) diperlukan kesepakatan yang sangat rapi dan tertata. Memang sudah mafhum biasanya yang berdusta itu memang tidak begitu pandai akalnya. Jadi dusta sedemikian rapi pun akan tercium baunya. 

Lihatlah sekali lagi daftar orang-orang yang katanya 12 pemimpin yang dijanjikan itu. Lalu bandingkan dengan yang saya paparkan dalam posting yang pertama di link:



Maka anda akan mendapatkan perbedaan yang mencolok bandingkan juga dengan yang ini:

a. Menurut Ibnu Katsir: mereka adalah keempat khalifah awal, lalu Umar ibn Abdul Aziz, dan sebagian khalifah dari dinasti Abbasiyah, di mana Imam Mahdi yang dijanjikan berasal dari mereka. Menurut Ibnu Katsir Imam Mahdi bukan berasal dari Bani Hasyim melainkan Bani Umayyah.

b. Menurut Qadhi Damaskus: mereka adalah Khulafa’ Rasyidin, Muawiyah, Yazid ibn Muawiyah, Abdul Malik ibn Marwan dan keempat anaknya (Walid, Sulaiman, Yazid dan Hisyam), dan diakhiri oleh Umar ibn Abdul Aziz. Di sini tidak ada Imam Mahdi yang dijanjikan.

c. Menurut Waliyyullah, seorang Ahli Hadis dalam kitab Qurratul ‘Ainain, sebagaimana dinukil dalam kitab ‘Aunul Ma’bud:  mereka adalah empat khalifah pertama muslimin, Abdul Malik ibn Marwan dan keempat anaknya, Umar ibn Abdul Aziz, Walid ibn Yazid ibn Abdul Malik. Kemudian Waliyyullah menukil dari Malik ibn Anas seraya memasukkan Abdullah ibn Zubair ke dalam dua belas orang tersebut, akan tetapi dia menolak perkataan Malik dengan dalil riwayat dari Umar dan Ustman dari Rasulullah saw. yang menunjukkan bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Abdullah ibn Zubair adalah sebuah bencana dari sederet malapetaka yang diderita umat Islam. Ia juga menolak dimasukkannya Yazid dan menegaskan, bahwa dia adalah sosok yang berperilaku bejat.

d. Ibnu Qayim Jauzi mengatakan: “Sedangkan jumlah khalifah itu dua belas orang; sekelompok orang yang di antaranya; Abu Hatim, Ibnu Hibban dan yang lain mengatakan bahwa yang terakhir dari mereka adalah Umar ibn Abdul Aziz. Mereka menyebut khalifah empat pertama, Muawiyah, Yazid ibn Muawiyah, Muawiyah ibn Yazid, Marwan ibn Hakam, Abdul Malik ibn Marwan, Walid ibn Abdul Malik, Sulaiman ibn Abdul Malik, dan khalifah yang kedua belas Umar ibn Abdul Aziz. Khalifah yang terakhir ini wafat pada tahun seratus Hijriyah; di abad pertama dan paling awal dari abad-abad kalender Hijriah manapun, pada abad inilah agama berada di puncak kejayaan sebelum terjadi apa yang telah terjadi”.

e. Nurbasyti mengatakan: ”Cara terbaik memaknai hadis ini adalah menerapkan maknanya pada mereka yang adil, karena pada dasarnya merekalah yang berhak menyandang gelar sebagai khalifah, dan tidak mesti mereka memegang kekuasaan, karena yang dimaksud dari hadis adalah makna metaforis saja. Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Mirqat”.

f. Dan menurut Maqrizi: jumlah dua belas imam adalah khalifah empat pertama dan Hasan cucunda Nabi saw. Ia mengatakan: “Dan padanya (Imam Hasan a.s.), masa khalifah rasyidin pun berakhir”. Maqrizi tidak memasukkan satu pun dari penguasa dinasti Umawiyah. Masih menurut penjelasannya, khilafah setelah Imam Hasan a.s. telah menjadi sistem kerajaan yang di dalamnya telah terjadi kekerasan dan kejahatan. Lebih lanjut, ia juga tidak memasukkan satu penguasa pun dari dinasti Abbasiyah, karena pemerintahan mereka telah memecah belah kalimat umat dan persatuan Islam, dan membersihkan kantor-kantor administrasi dari orang Arab lalu merekrut bangsa Turki. Yaitu, pertama-tama bangsa Dailam memimpin, lalu disusul bangsa Turki yang akhirnya menjadi sebuah bangsa yang begitu besar. Maka, terpecahlah kerajaan besar itu kepada berbagai bagian, dan setiap penguasa suatu kawasan mencaplok dan menguasainya dengan kekerasan dan kebrutalan.

Dengan demikian, tampak jelas bagaimana kebingungan madrasah Khulafa’ (Ahli Sunnah) dalam menafsirkan hadis tersebut; mereka tidak sanggup keluar dari keadaan ini selagi berpegang pada tafsir futuralistik itu.

Dalam kitab Al-Hawi lil Fatawa, As-Suyuthi mengatakan: ”Sampai sekarang, belum ada kesepakatan dari umat Islam mengenai setiap pribadi dua belas imam.”

LALU DARIMANAKAH GERANGAN DAFTAR YANG DINUKIL OLEH USTADZ-NYA KAWAN SAYA ITU YANG TEGAS-TEGAS MENGATAKAN NAMA-NAMANYA PADAHAL SEBELUMNYA IA JUGA SECARA JUJUR MENGAKUI BAHWA RASULULLAH (menurut pendapatnya yang dibatasi oleh tingkat intelektualnya) TIDAK PERNAH MENYEBUTKAN NAMA-NAMA DARI PARA PEMIMPIN YANG DUA BELAS YANG DIJANJIKAN UNTUK MEMIMPIN UMAT INI.

MASIH BERLANJUT………………………………

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta