KUBURAN PUTERA-PUTERI DAN ISTRI-ISTRI NABI ITU DIHANCURKAN KAUM WAHABI DAN REZIM SAUDI

 

SEJARAH KOMPLEKS PEMAKAMAN JANNAT AL-BAQI DI MADINAH

Di kompleks pemakaman ini anda akan dapati kuburan cucu tersayang Rasulullah yaitu Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib; kemudian puteranya Imam Husein yaitu Imam Ali Zainal Abidin; lalu puteranya Imam Ali Zainal Abidin yaitu Imam Muhammad Al-Baqir; lalu puteranya Imam Muhammad Al-Baqir yaitu Imam Ja’far As-Sadiq; selanjutnya kuburan dari Fathimah binti Asad (ibunya Imam Ali atau bibinya Rasulullah) dan kuburan dari orang-orang terdekat Rasulullah lainnya yang jumlahnya banyak sekali.

Pada Bulan Syawwal, tepatnya tanggal 8 Syawwal tahun 1345H (atau 21 April 1925), kuburan-kuburan di kompleks pemakaman Jannat Al-Baqi itu dihancurkan oleh Raja Ibnu Saud. Pada tahun yang sama (1925), ia juga merusak kuburan-kuburan dari orang-orang terkemuka dalam sejarah Islam di kompleks pemakaman Jannat Al-Mualla (di kota Mekah) dimana ibu dari Rasulullah dimakamkan—juga turut dimakamkan di sana kakek dan nenek moyang Rasulullah.

Perusakan dari situs-situs bersejarah dan suci di Hijaz itu dilakukan oleh kelompok Wahabi Saudi bahkan hingga hari ini. Menurut beberapa cendikiawan Muslim di dunia apa yang sedang terjadi di Hijaz itu sebenarnya merupakan konspirasi besar yang didalangi oleh Zionis Yahudi untuk menentang Islam. Kedok yang mereka pakai untuk menyembunyikan rencana busuk itu ialah kedok Tauhid yang diajarkan oleh kelompok Wahabi. Gagasan yang mereka miliki ialah untuk menghapuskan warisan sejarah Islam yang tak ternilai harganya itu (dan yang paling lengkap dalam sejarah agama-agama) secara sistematis hingga nantinya kaum Muslimin akan kehilangan pegangan atas sejarah dari agamanya sendiri. Kaum Muslimin akan memiliki nasib yang sama dengan kaum Nasrani dan Yahudi yang banyak sekali kehilangan bukti-bukti sejarah yang akan memperkuat klaim keagamaan mereka.

ASAL-USUL KOMPLEKS PEMAKAMAN AL-BAQI

Secara etimologis kata “Al-Baqi” itu artinya kebun atau pepohonan atau kebun pohon. Kompleks pemakaman Al-Baqi disebut Jannat Al-Baqi (Jannah itu artinya surga) karena kesucian yang dimilikinya dimana disana banyak sekali karib kerabat dan para sahabat Nabi yang dimakamkan.

Sahabat pertama yang dimakamkan disana ialah Utsman bin Madhun yang meninggal pada tanggal 3 Sya’ban pada tahun ketiga Hijriah. Rasulullah memerintahkan pepohonan untuk menjatuhkan dirinya ke tanah dan kemudian di tengah-tengahnya Rasulullah menguburkan sahabatnya yang ia sayangi itu sambil meletakkan dua buah batu di makamnya.

Dalam beberapa tahun berikutnya, puteranya Rasulullah yang bernama Ibrahim yang meninggal pada waktu masih kecil dimana Rasulullah waktu itu menangisinya dan merasa kehilangan sekali juga dikurburkan di sana. Semenjak itulah orang-orang Madinah mulai menguburkan kerabatnya di tempat pemakaman itu karena Rasulullah seringkali ditenggarai sedang berdo’a di kompleks pemakaman itu, “Salamun ‘Alaykum. Wahai tempat kembali orang-orang yang beriman. Insya Allah, kami akan menyusul kalian. Ya, Allah ampunkanlah para penduduk pemakaman Al-Baqi!”

Tanah pemakaman itu secara perlahan tapi pasti mulai meluas. Hampir sebanyak 7000 lebih sahabat Rasulullah yang dimakamkan di sana, belum lagi yang tergabung kedalam Ahlul Bayt seperti Imam Hasan bin Ali, Imam Ali bin Husein, Imam Muhammad Al-Baqir, dan Imam Ja’far as-Sadiq yang semuanya juga dikuburkan di sana.

Diantara para kerabat dekat Rasulullah yang juga dikuburkan di pemakaman adalah: bibinya seperti Safiya dan Atika, dan bibi Fathimah binti al-Asad (ibunya Ali bin Abi Thalib). Khalifah ketiga yaitu Utsman din Affan dikuburkan di luar kompleks pemakaman Jannat Al-Baqi akan tetapi kemudian kuburannya digabungkan kedalam kompleks pemakaman Baqi (Utsman dibunuh beramai-rama oleh kaum Muslimin kemudian jenazahnya dimakamkan di kompleks pemakaman Yahudi yang dekat sekali dengan kompleks pemakaman Jannat al-Baqi. Pada waktu Mu’awiyyah memerintah kompleks pemakaman Yahudi itu dibeli dan disatukan dengan kompleks pemakaman Baqi—red). Di tahun-tahun berikutnya tokoh-tokoh Muslim ternama seperti Malik bin Anas dan masih banyak yang lainnya turut dikuburkan disana. Untuk seterusnya kompleks pemakaman Al-Baqi ini menjadi sebuah kompleks pemakaman yang terkenal dan memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi sekali bagi kaum Muslimin.

JANNAT AL-BAQI DI MATA KAUM SEJARAWAN

Umar bin Jubair menggambarkan kompleks pemakaman Al-Baqi ini seperti yang ia lihat dalam perjalanannya ke kota Madinah sebagai berikut:

“Al-Baqi itu terletak di sebelah timur kota Madinah. Anda bisa memasukinya melalui pintu gerbang yang disebut dengan gerbang Al-Baqi. Ketika anda memasukinya, kuburan pertama yang anda akan temui ialah kuburan Safiya, bibinya Nabi, kemudian lebih lanjut lagi anda akan menemukan kuburan Malik bin Anas, Imam kota Madinah. Di atas kuburannya ada sebuah kubah kecil. Di depannya ada kuburan Ibrahim putera Rasulullah dengan sebuah kubah berwarna putih di atasnya, dan di sebelah kanannya adalah kuburan dari Abdul-Rahmaan puteranya Umar bin Khattab, yang lebih dikenal dengan nama panggilan Abu Shahma, yang ayahnya menghukuminya hingga maut menjemputnya. Di depannya ada beberapa kuburan dari Aqil bin Abi Thalib dan Abdullah bin Ja’far al-Tayyar (Ja’far bin Abi Thalib—red). Di depan kuburan-kuburan itu ada sebuah tempat terpisah berisi beberapa kuburan dari isteri-isteri Rasulullah yang di sebelahnya anda kuburan Abbas bin Abdul Muthalib.

Kuburan dari Hasan bin Ali terletak di dekat pintu gerbang di sebelah kanannya. Di kuburan itu ada sebuah kubah yang menjulang tinggi. Tempat kepala dari Imam Hasan itu tepat di kaki dari Abbas bin Abdul Muthalib, dan kedua makam itu dibangun lebih tinggi dari permukaan tanah. Dinding makamnya ditempeli dengan lempengan kuning dan dihiasi dengan paku-paku berbentuk bintang-bintang yang sangat indah. Kuburan dari Ibrahim putera Muhammad juga diberi hiasan yang sama. Di belakang kuburan Abbas ada sebuah rumah yang dipersembahkan untuk Fathimah puteri Rasulullah yang disebut dengan “Bayt Al-Ahzan” (Rumah Duka Cita) karena disinilah dulu Fathimah seringkali bertakziyah mengingat sang ayah yang sudah meninggal……….ayahnya yang ia sayang kepadanya dan merasa kehilangan yang amat sangat setelah kepulangannya. Di ujung yang paling jauh ada kuburan dari khalifah ketiga yaitu khalifah Utsman bin Affan yang dihiasi dengan sebuah kubah kecil di atasnya di sebelahnya ada kuburan dari Fathimah binti Asad, ibu dari Imam Ali bin Abi Thalib”

Setelah seabad setengah berlalu, seorang pengelana yang terkenal bernama Ibn Batuta datang untuk menggambarkan pemakaman Al-Baqi dengan cara yang kurang lebih saa dengan gambaran yang diberikan oleh Ibn Jubair. Ibn Batuta menambahkan, “Di pemakaman Al-Baqi ada banyak sekali kuburan dari kaum Muhajirin dan Ansar dan banyak diantaranya merupakakan sahabat Nabi, hanya saja kebanyakan dari mereka namanya tidak dikenal.”

Setelah itu selama beberapa abad berselang kompleks pemakaman Al-Baqi tetap dianggap keramat atau suci dengan beberapa perbaikan dilakukan disana-sini. Itu semua dilakukan oleh orang-orang dengan sepenuh hati dan sepenuh pengabdian pada mereka yang dicintai sampai pada suatu ketika segala sesuatunya berubah……………Kelompok Wahabi mengambil alih kekuasaan dan mulai menunjukkan prilakunya yang tidak terpuji. Itu terjadi pada awal abad kesembilan belas. Kaum Wahabi mencemarkan kuburan-kuburan itu dan secara sengaja dan terbuka mereka menghancurkan dan meluluh-lantakkan kuburan-kuburan yang berisi kaum Syuhada dan para sahabat Nabi yang dikuburkan di sana. Kaum Muslimin yang tidak setuju dengan mereka, dianggap oleh kaum Wahabi sebagai orang-orang “sesat dan menyesatkan” dan kebanyakan dari mereka kemudian dibunuh oleh kaum Wahabi itu.

  

PERUSAKKAN PERTAMA DI AL-BAQI

Kaum Wahabi meyakini bahwa mengunjungi makam-makam suci dari para Nabi dan para Imam serta orang-orang suci lainnya sebagai tindakan sesat karena dianggap sebagai pangkal kemusyrikan dan sama sekali tidak Islami. Orang-orang yang tidak memiliki keyakinan yang sama dengan kaum Wahabi akan dibunuh dan harta bendanya akan dirampas. Semenjak invasi pertama mereka ke Irak—dan juga masih berlanjut hingga sekarang—kaum Wahabi diikuti oleh para pemimpin negara-negara teluk telah dan masih melakukan pembantaian yang tidak kenal ampun terhadap mereka yang menentang keyakinan kaum Wahabi. Jelas sekali dunia Islam hampir seluruhnya menghormati kuburan-kuburan dari orang suci (jangankan kuburan orang suci, kuburan orang biasapun mesti mendapatkan perlakuan yang sopan dan layak dari mereka yang masih hidup—red). Kalau seandainya kaum Muslimin tidak menghormati kuburan dari orang-orang yang dianggap memiliki kedudukan utama di masyarakat, maka mana mungkin dua khalifah pertama ngotot ingin mendapatkan kesempatan untuk dikubur di samping kuburan Rasulullah yang mulia.

Dari tahun 1205 sampai tahun 1217H, kaum Wahabi berusaha untuk menapakkan kakinya di daerah HIjaz (daerah dimana para keturunan Rasulullah dikucilkan—red) akan tetapi mereka senantiasa menemui kegagalan. Akhirnya pada tahun 1217H, mereka mendapatkan kemenangan di daerah Thaif dimana mereka menumpahkan banyak sekali darah kaum Muslimin di sana. Pada tahun 1218H, kaum Wahabi memasuki kota Mekah dan merusakkan semua tempat suci yang bersejarah dan serta merusakkan kubah-kubah di sana termasuk kubah yang digunakan sebagai pelindung dari terik matahari di sumur Zamzam.

Pada tahun 1221H, kaum Wahabi memasuki kota Madinah Al-Munawwarah untuk merusak kompleks pemakaman Al-Baqi dan juga merusak setiap mesjid yang mereka lalui. Mereka juga berusaha untuk merusak kuburan Rasulullah akan tetapi entah karena alasan apa mereka tidak jadi melaksakan perbuatan biadabnya. Di tahun-tahun berikutnya, kaum Muslimin dari Irak, Syiria, dan Mesir ditolak memasuki kota Mekah pada musim haji. Raja Al-Saud menerapkan syarat bahwa barangsiapa yang ingin menunaikan ibadah haji harus menerima paham Wahabi atau mengakui paham Wahabi sebagai Islam kalau tidak maka ia akan dicap sebagai non-Muslim dan tidak berhak untuk memasuki kawasan tanah suci.

Pemakaman Al-Baqi diratakan dengan tanah hingga tidak lagi tersisa tanda-tanda ada kuburan sebelumnya. Akan tetapi para penguasa Saudi belum juga puas dengan hasil karya mereka itu. Raja Saudi memerintahkan kepada penjaga makam Rasulullah untuk menunjukkan kepadanya dimana disimpannya benda-benda berharga pemberian dari negara lain disimpan. Kaum Wahabi menggunakan harta yang tak ternilai harganya itu untuk kepentingan mereka.

Ribuan kaum Muslimin dari kota Mekah dan Madinah mengungsi dari kedua kota itu untuk menyelamatkan diri. Mereka melarikan diri karena tidak kuat terhadap tekanan penguasa Saudi dan ingin menyelamatkan diri dari hukuman semena-mena kaum Wahabi yang sering main hakim sendiri. Kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia mengecam tindakan kaum Wahabi dan penguasa Saudi ini dan menekan kekhalifahan Ottoman untuk menyelamatkan tempat-tempat suci dari perusakan total yang akan dilakukan oleh penguasa Saudi. Dan kemudian seperti yang telah kita ketahui bersama, Muhammad Ali Basha menyerang Hijaz (dan dengan dibantu oleh kelompok suku-suku setempat) berusaha untuk menegakkan kembali hukum dan tata tertib di kota Madinah dan Mekah yang sebelumnya dirusak oleh kaum Wahabi. Mereka berhasil memukul mundur dan mengusir orang-orang kepercayaan Al-Saud dari kedua kota itu. Muslimin di seluruh dunia merayakan kemenangan ini dengan suka cita. Mereka merayakannya dengan pesta besar-besaran dan berkumpul bersama bersuka ria. Di kota Kairo, Mesir, perayaan-perayaan untuk merayakan kemenangan itu diselenggarakan hingga 5 hari lamanya. Tentu saja mereka menjadi suka cita dan gembira karena sekarang mereka bisa lagi berhaji ke tanah suci; selain itu mereka juga gembira karena beberapa tempat suci masih bisa diselamatkan.

Pada tahu 1818 Masehi, khalifah Ottoman, Abdul Majid, dan penerusnya yaitu khalifah Abdul Hamid dan Muhammad melakukan usaha pemugaran untuk semua tempat suci yang telah dirusak kaum Wahabi dan penguasa Saudi. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan warisan Islam itu kembali seperti sedia kala. Pada tahun 1848 dan tahun 1860 Masehi, kembali dilakukan pemugaran dengan menghabiskan biaya kurang lebih 700,000 poundsterling. Kebanyakan dari biaya itu didapat dari sumbangan yang dikumpulkan orang di makam Rasulullah.
 

PENJARAHAN KEDUA KALINYA OLEH KAUM WAHABI

Kekhalifahan Ottoman telah mengubah makam-makam yang telah dirusak oleh kaum Wahabi di kota Mekah dan Madinah menjadi dua kompleks pemakaman yang indah sekali. Kekhalifahan Ottoman menambahkan beberapa bangunan relijius yang indah sekali dan memiliki nilai arsitektural yang tinggi.

burtonRichard Burton (seorang aktor Hollywood), pernah berpura-pura menjadi seorang Muslim yang datang dari Afghanistan. Ia berkunjung ke tempat suci itu pada tahun 1853 masehi. Ia menyamar sebagai seorang Muslim dengan nama Abdullah. Ia menceritakan pengalamannya di kota Madinah dengan menggambarkan bahwa di kota Madinah itu ada 55 mesjid dan beberapa tempat suci. Seorang pengelana berkebangsaan Inggris yang mengunjungi kota Madinah pada tahun 1877—1878 masehi menggambarkan bahwa kota Madinah itu kota yang kecil akan tetapi indah sekali hampir sama keindahannya dengan kota Istanbul, Turki. Ia menuliskan bahwa ia melihat tembok-tembok putih, menara-menara mesjid yang tinggi langsing berhiaskan emas berkilauan dan padang-padang rumput yang hijau dan segar. 

Pada tahun 1924 masehi, kaum Wahabi memasuki daerah Hijaz (di daerah ini banyak bermukim kaum Muslimin bermadzhab Ahlul Bayt) untuk kedua kalinya dan mereka dengan segera melakukan penjarahan besar-besaran selain melakukan pembunuhan masal yang sangat kejam. Orang-orang yang ada ditemui di jalanan, mereka bunuh tanpa kenal belas kasihan. Rumah-rumah diratakan dengan tanah. Wanita dan anak-anak juga tidak mereka sisakan.

Aun bin Hasyim (pemimpin kota Mekah) menuliskan sebagai berikut: “Di hadapan saya, terpampang sebuah lembah yang di atasnya bergelimpangan mayat-mayat segar; darah mereka ada di mana-mana sebagian sudah mengering sebagian masih segar mengalir. Tidak ada pepohonan yang tampak bebas dari mayat-mayat. Untuk setiap pohon, ada sekitar satu atau dua mayat yang terbaring dekat dengan akar pohon.

Pada tahun 1925, Madinah jatuh ke tangan orang-orang Wahabi. Semua warisan Islam dihancurkan luluh lantak. Satu-satunya tempat suci yang tidak berani mereka rusak ialah kuburan suci Rasulullah (saaw).

Ibn Jabhan (seorang pemuka Wahabi) berkata: “Kami tahu bahwa makam yang didirikan di liang lahat itu bertentangan dengan ajaran yang kami yakini, dan membiarkan kuburannya ada di dalam mesjid adalah sebuah perbuatan dosa yang tidak terampuni.”

Kuburan dari Hamza, pahlawan padang pasir pamannya Nabi, beserta kuburan para syuhada lainnya di bukit Uhud juga dirusak dan dihancurkan. Masjid Nabawi dibombardir oleh kaum Wahabi. Segera saja protes keras bermunculan dari sana-sini dari kalangan Muslimin di seluruh dunia tanpa kecuali. Ibnu Saud merasa takut dan kecut dan akhirnya ia menjanjikan bahwa ia akan memperbaiki semua kerusakan hingga seperti sedia kala. Tapi janji tinggal janji. Ibnu Saud tak pernah menepati. Janji yang lain ia berikan kepada para penduduk Hijaz. Ia berjanji bahwa Hijaj akan memiliki pemerintahan sendiri—pemerintahan Islam mutlinasional. Akan tetapi sekali lagi janji Ibn Saud adalah janji palsu.

Pada tahun 1925 masehi, kompleks pemakaman Jannat al-Mu’alla, kuburan yang disucikan di kota Mekah dirusak hingga hancur lebur. Perusakan itu juga disertai dengan perusakan rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Rumah tempat Rasulullah dilahirkan termasuk salah satunya. Semenjak itu hingga hari ini, hari perusakan itu dianggap sebagai hari duka cita bagi kaum Muslimin yang memiliki pikiran terbuka.

Bukankah aneh sekali melihat kaum Wahabi berprilaku kejam dan tak terpuji terhadap makam-makam, tempat-tempat suci dan tempat-tempat bersejarah lainnya, sementara pada saat yang sama, kaum Wahabi membiarkan kuburan para raja Saudi tetap berdiri dan bahkan dijaga siang malam dengan biasa jutaan dolar Amerika?
 

PROTES DARI UMAT ISLAM INDIA

Pada tahun 1926, sejumlah protes bermunculan keras dari kaum Muslimin di seluruh dunia. Mereka segera membuat beberapa resolusi dan tuntutan kepada kaum Wahabi yang melakukan tindak kejahatan. Isu-isu yang mereka usung ialah:

1. Perusakan dan pencemaran tempat-tempat suci seperti tempat kelahiran Nabi, kuburan keluarga Bani Hasyim di Mekah dan di Jannat Al-Baqi (Madinah), penolakkan kaum Wahabi terhadap orang-orang yang hendak berziarah di makam-makam itu sambil membaca do’a ziarah dan surat Al-Fathihah.

2. Perusakan tempat-tempat ibadah seperti Masjidil Haram, Mesjid Abu Rasyid, selain makam-makam para Imam dan para sahabat.

3. Intervensi berlebihan saat pelaksanaan ibadah haji.

4. Pemaksaan kehendak terhadap kaum Muslimin agar mereka mau mengikuti atau menerima bid’ah-bid’ah yang diada-adakan oleh kaum Wahabi sampai seluruh kaum Muslimin mauu meninggalkan kebiasaan lamanya digantikan dengan kebiasaan baru yang dibuat oleh kaum Wahabi dengan mengikuti imam-imam Wahabi.

5. Pembantaian para sayyid (keturunan Rasulullah) di kota Thaif, Madinah, Ahsa, dan Qatif.

6. Perusakan kuburan para Imam di kompleks pemakaman Al-Baqi yang membuat umat Islam di seluruh dunia merasa sedih karena kuburan para Imam yang mereka hormati telah diluluh lantakkan Wahabi

PROTES DARI NEGARA-NEGARA LAINNYA

Protes-protes yang sama kerasnya juga dilancarkan oleh kaum Muslimin di negara-negara Iran, Mesir, Irak, Indonesia, dan Turki. Semuanya mengutuk tindakan kaum Saudi Wahabi yang sangat barbar dan tidak berprikemanusiaan. Beberapa ulama dan cendikiawan Muslim menulis artikel dan buku untuk memberitahukan kepada dunia akan apa yang telah terjadi di Hijaz. Mereka menuliskan bahwa yang sebenarnya terjadi di sana ialah sebuat konspirasi yang dirancang oleh kaum Yahudi Zionis untuk menentang Islam. Mereka menyembunyikan kebusukan itikad dan usaha mereka dengan berkilah bahwa mereka sedang menegakkan Tauhid. Mereka ingin melenyapkan warisan Islam yang sangat lengkap (dibanding agama lain) dan kemudian menghilangkannya sesempurna mungkin hingga nantinya kaum Muslimin yang hidup di masa yang akan datang akan kehilangan hubungan dengan masa lalunya. Mereka akan kehilangan peninggalan sejarah Islam yang apabila masih ada akan bisa menambahkan keyakinan mereka akan Islam.

DAFTAR KUBURAN DAN TEMPAT SUCI YANG MENGALAMI PENGHANCURAN

Kompleks pekuburan Al- Mu’allah di kota Mekah dimana di dalamnya ada makam Sayyida Khadija binti Khuwailid—isteri Rasulullah, kemudian makam dari bunda Amina binti Wahab—ibunya Rasulullah, kemudian Abu Thalib—paman Rasulullah, ayahanda dari Imam Ali—yang sangat dicintai dan mencintai Rasulullah yang jasanya untuk Islam sangat besar.

makam-bibi-amena
Makam Aminah binti Wahab, ibunda dari Rasulullah. Sekarang hancur dan hanya berupa tumpukkan batu tak terurus. Kaum Wahabi dan rezim Saudi adalah dalang dan pelaku dari penghancuran ini.


Selain itu ada juga makam dari Abdul Muttalib, kakek Rasulullah

Makam dari Bunda Hawa, isteri nabi Adam, di Jeddah

Makam ayahnya Rasulullah, Abdullah, di kota Madinah

Rumah Duka (Bayt Al-Ahzan) milik Sayyidah Fathimah, di kota Madinah

Mesjid Salman Al-Farisi, di kota Madinah

Mesjid Raj’at Asy-Syams, di kota Madinah

Rumah kediaman Rasulullah di kota Madinah, dimana ia tinggal setelah berhijrah dari kota Mekah

Rumah kediaman Imam Ja’far As-Sadiq, di kota Madinah

Kompleks Bani Hasyim, di ota Madinah

Rumah Imam Ali dimana Imam Hasan dan Imam Husein dilahirkan

Rumah Hamza dan kuburan-kuburan para syuhada perang Uhud
 

MENGAPA KITA HARUS MENJAGA SEMUA PENINGGALAN ISLAM?

ويريكم آياته فأي آيات الله تنكرون

“Dan Dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya); maka tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang manakah yang kamu ingkari?” (QS. Al-Mukmin: 81)

Allah Ta’ala yang maha tahu dan maha kuasa telah menyebutkan ungkapan “tanda-tanda kekuasaan Allah” (آياته) beberapa kali dalam Al-Qur’an. “Tanda-tanda kekuasaan Allah” (آياته) itu bisa berbentuk tempat-tempat tertentu, kejadian-kejadian tertentu, orang-orang tertentu, musibah-musibah tertentu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun hanya satu hal yang bisa kita lihat dari Al-Qur’an ketika ia berbicara tentang “tanda-tanda kekuasaan Allah” (آياته) yaitu bahwa semuanya itu untuk mengingatkan manusia akan keberadaan Allah; rizkiNya yang selalu mengalir kepada manusia dan makhluk lainnya; pengampunanNya kepada maklukNya; kasih sayangNya; kemarahanNya; dan segala sifat yang dinisbahkan kepadaNya. Oleh karena itu, tempat-tempat ini; simbol-simbol atau lambang-lambang; kejadian yang bersejarah; dan orang-orang tertentu yang memiliki arti dalam sejarah yang kesemuanya itu bisa menjadi peringatan bagi umat manusia, bisa memperkuat ikatan cinta dan kepasrahan diri kepada Allah. Kesemua tanda-tanda kekuasaan Allah itu harus kita hormati, kita jaga dan kita ingat bukan saja sebagai sesuatu yang sakral akan tetapi juga sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan semangat dan kekuatan (kalau Ka’bah, misalnya dihancurkan, maka seluruh kaum Muslimin akan bersatu dan melupakan perbedaan diantara mereka. Mereka bersatu untuk mengutuk orang atau kelompok yang melakukan penghancuran itu. Jadi, Ka’bah itu mendatangkan kekuatan yaitu kekuatan pemersatu umat Islam—red).

Ketika Al-Qur’an berbicara tentang tanda-tanda kekuasaan Allah maka tanda-tanda itu biasanya digunakan untuk mengingatkan umat manusia agar senantiasa berbuat baik dan selalu ingat padaNya. Oleh karena itu, selain “tanda-tanda tertentu” yang disebutkan oleh Al-Qur’an, “tanda-tanda lainnya yang tidak disebutkan spesifik” seperti pengorbanan Ibrahim; pelajarah dari Imam Husein di Karbala; sifat-sifat dan perbuatan Rasulullah sehari-hari; tempat suci seperti mesjid Nabawi dan Ka’bah suci semuanya bisa memperkuat hubungan manusia dan kedekatan manusia dengan sang maha pencipta. Oleh karena itu, sekali lagi, kita harus memelihara dan menjaganya agar tetap lestari dan memberikan fungsi yang kuat sekali untuk mengingat Illahi.

Kita tidak cukup beruntung karena kita dilahirkan di zaman dimana semua kejadian dan peristiwa itu tidak pernah kita saksikan. Oleh karena itu, kita  semua harus melihat semua kejadian dan peristiwa yang tidak pernah kita saksikan itu lewat peninggalan-peninggalan sejarah (dalam ilmu sejarah disebut relics—red). Dengan alasan itulah maka kita harus menjaga semua peninggalan bersejarah itu dan bukan malah menghancurkannya. Dan tidak salah kalau kita memperkuat rasa cinta kita dan keyakinan kita dengan memelihara peninggalan-peninggalan bersejarah yang terpampang di hadapan kita untuk mengingat mereka yang telah berjasa mengajarkan Islam kepada kita dan akhirnya kita bisa juga memperkuat keyakinan kita akan adanya Tuhan bersama kita karena orang-orang yang mengajarkan tentang keberadaan Tuhan itupun kita yakini keberadaannya.  

Itu adalah alasan yang kuat mengapa kaum Muslimin melestarikan sumur Zamzam (dan percaya ia bisa menyembuhkan atau mendatangkan keajaiban karena Tuhan—red); kemudian melestarikan Hajar Aswad; mempercantik kota Madinah; menjaga gua Hira; (walaupun untuk yang dua terakhir pemerintah Saudi tidak memiliki keyakinan sama sekali akan keberkahan yang disemburatkannya—red). Sebagian Muslimin juga menghormati tanah Karbala dan lain-lain selain tempat-tempat suci lainnya seperti tempat untuk melontar Jumrah dan Maqam Ibrahim (disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tempat beribadah yang harus dihormati juga)………Bentuk-bentuk simbolis dan benda-benda peninggalan bersejarah ini kesemuanya membentuk ikatan yang kuat antara kita dengan pribadi-pribadi agung yang telah mengenalkan ajaran dan mengajarkan akhlak yang mulia kepada kita.

MENGHORMATI PENINGGALAN SEJARAH ITU TERMASUK SYIRIK (?)

Ada sementara orang yang karena kejahilannya mengira bahwa Tauhid itu artinya kita hanya mencintai dan menghormati Allah saja. Mereka menganggap bahwa mencintai dan menghormati peninggalan bersejarah itu sebagai suatu bentuk kemusyrikan saja karena kita telah menyekutukan rasa cinta dan hormat kita kepada Allah dengan kecintaan dan rasa hormat kita kepada selain Allah. Untuk itu mereka mengutuk perbuatan tersebut di atas. Poin yang mereka ajukan ialah: mencintai seseorang selain mencintai Tuhan itu adalah perbuatan syirik. Mereka tidak pernah memahami mengapa seseorang itu menghormati maqam Ibrahim (tempat Ibrahim as. berdiri ketika Ka’bah dibangun—red)? Kita menghormati maqam Ibrahim itu bukan karena kita ingin menyembah sebuah batu atau sebuah tempat. Yang kita lakukan ialah menghidupkan kembali ingatan kita ketika Nabi Ibrahim as—yang kita cintai—sedang berdiri di sana. Karena kita mencintai Nabi Ibrahim, maka kita akan terpesona oleh tempat-tempat dimana beliau pernah berada. Kita mencintai Nabi Ibrahim karena Nabi Ibrahim sudah mencintai Allah demikian kuatnya dan Allah juga sudah mencintai Ibrahim dengan kecintaan yang dasyhat pula………oleh karena itu kita ingin menjadi bagian dari rasa kecintaan itu. Cinta yang mengalir antara Allah dan Ibrahim itu semuanya bermula dan bermuara; berujung dan berpangkal dari dan kepada Allah yang maha pencipta (Ibrahim mencintai Allah dan Allah mencintai Ibrahim. Karena kita mencintai Ibrahim maka Allah akan mencintai kita karena kita telah mencintai apa yang dicintai oleh Allah. Karena kita tidak pernah bertemu dengan Ibrahim maka apapun yang berhubungan dengannya kita cintai semuanya. Kita cintai ajarannya; kita cintai peninggalannya; kita cintai jejak rekam perbuatannya. Semua peninggalan Ibrahim—termasuk tempat dimana ia berdiri—kita hormati dan kita cintai. Kaum Wahabi gagal memahami ini—red).

Lihatlah ayat Al-Qur’an berikut ini:

“Ikhlaslah kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh” (QS. Al-Hajj: 31)

Kemudian lihat ayat berikutnya di surat yang sama:

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS. Al-Hajj: 32)

Itu adalah definisi yang jelas tentang kemusyrikan. Menduakan Allah itu tidak boleh hukumnya dan orang-orang yang melakukannya akan menjadi orang-orang hina—derajatnya jatuh dari tempat yang tinggi (mulia) ke tempat yang rendah (hina). Akan tetapi Alah memperbolehkan dan menyuruh kita untuk mengagungkan syiar-syiar (tanda-tanda kekuasaan) Allah dan Allah malah menyebutnya sebagai sesuatu yang timbul dari ketakwaan hati.

Oleh karena itu, menghormati tanda-tanda kekuasaan Allah itu diperbolehkan malah diperintahkan.

Ayat lain mengatakan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2)

Dalam ayat itu secara jelas diterangkan bahwa kita harus menghormati dan menjaga keselamatan orang-orang yang pergi menuju ke tempat-tempat suci untuk tujuan mencari keberkahan dari Allah. Bahkan hewan-hewan kurban dan bulan-bulan suci harus dihormati dan dijaga kesuciannya (jangan dikotori dan jangan diganggu—red).

Akhirnya, untuk menyanggah tuduhan “syirik” yang dialamatkan oleh orang-orang yang menolak tanda-tanda kekuasaan Allah dan bahkan ingin menghilangkan kecintaan orang padanya atau menghancurkan semua tanda-tanda kekuasaan Allah itu , cukuplah kiranya kita mengajukan sebuah ayat sebagai berikut:

“……… Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar” (QS. Lukman: 32)

TRAGEDI AL-BAQI

Jannat Al-Baqi adalah kompleks pemakaman yang sangat terkenal dimana di dalamnya dikuburkan orang-orang yang terkenal sepanjang sejarah Islam yang tanpa mereka Islam dan sejarahnya tidaklah lengkap adanya. Para ahli sejarah menuliskan kisah hidup mereka lengkap dengan segenap perbuatannya dan amal-amalannya ketika mereka masih hidup. Salah satu sahabat Rasulullah yang bernama Usman bin Mazun adalah sahabat yang pertama kali dikuburkan di sana. Putera Nabi, yaitu Ibrahim, yang meninggal ketika  masih kecil (dan sangat manja pada Nabi dan sangat disayangi Nabi) juga dikuburkan di sana. Cucu kesayangan Rasulullah yaitu Hasan bin Ali (as) juga dikuburkan di Baqi. Al-Baqi juga masih memiliki bintang-bintang dari keluarga Rasulullah yaitu keturunan Rasulullah dari Imam Husein (as) seperti Ali bin Husein, Muhammad Al-Baqir bin Ali, dan Ja’far As-Sadiq bin Muhammad.

Keturunan Rasulullah melalui Imam Husein dan seluruh anggota keluarga Ahlul Bayt disebut Aali Muhammad (keturunan Muhammad) yang kepadanya kita ucapkan shalawat dan salam dalam setiap do’a dan shalat yang kita panjatkan. Dan mereka semua itu ada di sana…………
Selain itu juga ada bibi-bibinya Rasulullah, ibu dari Imam Ali—Fathimah binti Asad. Lalu ada juga paman Nabi—Abbas bin Abdul Muttalib……………

Akhirnya pada tanggal 8 Syawal, bertepatan pada hari Rabu, tahun 1345H (April 21, tahun 1925 masehi), makam-makam suci dari durriyat Nabi dan para sahabatnya yang sebagian sangat loyal pada Nabi semuanya dirusak total oleh raja Ibnu Said. Pada tahun yang sama (1925), Ibnu Saud juga merusak total makam-makam dari orang-orang ternama dan orang-orang suci di Jannat Al-Mu’alla (Mekah) dimana di sana dikuburkan ibunda Rasulullah, isteri Rasulullah (Khadijah binti Khuwailid), paman Nabi (Abi Thalib), kakek Rasulullah, dan nenek moyang Nabi.

Sementara anggota keluarga kerajaan meratakan dengan tanah simbol-simbol atau tanda-tanda kekuasaan Allah yang bisa mengingatkan kita kepada Allah dan ajaranNya, mereka tetap hidup bergelimang harta dan bermandikan kemewahan dan kehidupan seperti ini diketahui khalayak secara luas dan sudah bukan rahasia lagi. Sangat memalukan melihat mereka membangun kuburan-kuburan untuk para pemimpin politik mereka, orang tua-orang tua mereka, akan tetapi pada saat yang sama mereka mencoba untuk menghancurkan kuburan-kuburan yang merupakan “tanda-tanda kekuasaan Allah” di muka bumi ini yang berupa kompleks pemakaman dari keluarga Rasulullah yang suci!

Perusakan situs-situs suci di kota Hijaz oleh rezim Saudi ini berlangsung hingga hari ini. Menurut beberapa ulama dan cendikiawan Muslim apa yang sedang terjadi di Hijaz itu adalah sebuah konspirasi tingkat tinggi yang didalangi oleh Zionis Yahudi dan Rezim Saudi untuk menentang Islam di balik klaim "Pemurnian Tauhid" yang sebenarnya hanya permainan mereka saja. Tujuan mereka yang utama ialah untuk menghapuskan warisan Islam dan nantinya secara sistematis ingin menghapus semua warisan Islam itu sehingga di kelak kemudian hari kaum Muslimin akan kehilangan akar budayanya dan akar peradabannya karena peninggalan bersejarah yang menghubungkan mereka dengan masa lalunya telah hilang sempurna. 

Kemanakah gerangan mereka yang suka membela para sahabat Nabi ketika kuburan para sahabat Nabi itu juga digusur rata dengan tanah?
Mengapa mereka membisu ketika kuburan para sahabat itu dirusak sehingga bukan namanya saja bahkan jejak-jejak kuburan itu sama sekali tak tersisa?
Kemanakah gerangan kaum Muslimin yang mengaku suka membaca shalawat setiap saat ketika kuburan-kuburan dari para sahabat dan juga kerabat Nabi diganggu gugat?

MENGAPA HARUS MERUSAK?

Betapa memalukannya melihat kaum Muslimin (atau yang mengaku Muslim) tidak menjaga warisan kebudayaannya sendiri dimana pada saat yang sama bangsa-bangsa yang lain di seluruh dunia menjaga warisan budayanya dengan menghabiskan uang jutaan dollar Amerika untuk melestarikan warisan kebudayaan mereka (anehnya sebagian dari mereka juga suka membangga-banggakan warisan kebudayaan Islam walau sebenarnya mereka itu tidak mengerti sama sekali tentang warisan budaya itu apa). Bangsa lain menghabiskan banyak sekali uang untuk menyelamatkan reruntuhan kebudayaan di Mohenjodaro dan di Harrapa, sedangkan mereka yang mengaku Muslim sama sekali tidak terusik dengan pentingnya nilai peninggalan "Arkeologis" dari peradaban Islam. Mereka malah memilih untuk menghancurkannya hingga tak ada lagi sisa peradaban yang bisa dibanggakan!


MENGAPA MEREKA BENCI PADA KELUARGA NABI
 HINGGA INGIN MENGHANCURKAN MAKAM-MAKAMNYA SESUKA HATI?


Jawabannya mudah sekali. Seseorang yang membenci keluarga Nabi sebenarnya bukanlah seorang Muslim sama sekali. Karena do'anya, salamnya, shalatnya sama sekali tidak sah tanpa kecintaan tulus kepada Rasulullah dan keluarganya yang suci. 

Oleh karena itu, pertama-tama, reruntuhan Al-Baqi ini menjadi saksi bisu yang bisa berkata-kata tentang siapakah mereka manusia-manusia munafik yang telah merusak kuburan suci ini. Perusakan Al-Baqi dan Al-Mu'alla menelanjagi kebusukan mereka yang merusaknya; membuka aib dan kebencian mereka kepada Islam selama ini dan juga membuka tirai yang selama ini menutupi para tiran yang berada di belakang perusakan.

Melawan para tiran itu ialah sunnah keluarga Rasulullah. Dan itu mencapai puncaknya ketika cucu Rasulullah harus mengorbankan dirinya di Karbala untuk membuka kemunafikan dan kebohongan penguasa yang memalingkan umat dari Islam yang diajarkan Rasulullah. Makam-makam suci ini walaupun diam kelilhatannya akan tetapi memiliki kemampuan untuk membuka kemunafikan dan kebohongan itu sekali lagi. 

Orang-orang yang hari ini menunjukkan kebenciannya dan kedengkiannya terhadap kuburan-kuburan dan tempat-tempat suci ini sama persis sifatnya dengan orang-orang yang dulu membantai cucu Nabi dan keluarganya yang suci tepat 50 tahun setelah wafatnya Nabi. 

Orang-orang ini memiliki kesempatan dan menggunakan kesempatan itu untuk menghabisi sisa-sia keluarga Nabi (lewat penghilangan jejak-jejak makam keluarga Nabi), karena mereka tahu sekali bahwa keluarga Nabi ini akan senantiasa membuka kemunafikan mereka dan terus-menerus melancarkan perlawanan terhadap mereka hingga kemenangan dicapai oleh orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu, orang-orang ini sekarang sedang melakukan usaha untuk menghapuskan jejak sejarah di Al-Ghadir, Khaybar, dan Karbala. Akan tetapi setiap waktu kebencian mereka selalu saja ketahuan orang. 


RERUNTUHAN AL-BAQI MEMANGGIL ANDA......

Hubungan antara Al-Baqi dengan Karbala sangatlah jelas sekali yaitu kebencian yang berurat berakar kepada keluarga Nabi.

Usaha untuk menghancurkan makam-makam dan simbol-simbol keIslaman dari hati orang-orang dan dari ingatan mereka adalah alasan yang kuat bagi kita untuk menarik kesimpulan bahwa makam-makam ini (terutama) akan mengganggu mereka. Kekuasaan yang ada di tangan mereka itu adalah kekuasaan para raja tiran yang selama ini ditentang oleh Islam. Umat Islam yang tahu sejarah akan segera mengetahui bahwa kekuasaan yang mereka miliki itu sama sekali tidak Islami. Peninggalan-peninggalan sejarah akan menceritakan kembali penentangan keluarga Nabi terhadap para tirani. Apabila makam-makam ini bercerita tentang para tirani yang telah berkuasa dan bertindak semena-mena, maka para tiran itu tidak akan bisa tidur dan makan dengan enaknya. Para penguasa tiran yang tamak kekuasaan ini akan terus mengeluarkan uangnya untuk menyesatkan orang dan membingungkan orang serta menyelewengkan orang dari semangat Islam. 

Anda yang mungkin beruntung pernah singgah di Saudi Arabia untuk berhaji mungkin pernah melihat ada controlling yang ketat; ada pelarangan dan pengawasan atas buku-buku dan literatur lainnya yang akan anda bawa ke Saudi, terutama buku agama. 
Mengapa mereka kelihatan begitu ketakutannya hingga harus melarang masuk buku-buku agama?
Bukankah ini alasan yang kuat bagi anda untuk mencari tahu apa sebabnya?
Apakah kebencian mereka terhadap keluarga Nabi tidak pernah mengguncang intelektualitas anda?
Apakah anda tidak punya keingin tahuan mengapa tragedi seperti Karbala dan Al-Baqi selalu terulang kembali, lagi dan lagi? 
Mengapa anda selalu bisa melihat dengan jelas adanya sebuah kelompok yang tidak suka apabila peristiwa Karbala dibacakan kepada mereka?
Apabila anda membaca buku-buku sejarah maka setiap kebingungan dan kesalahpahaman mengapa banyak sekali perbedaan sedikit demi sedikit akan anda pahami penyebabnya dan anda akan segera juga memahami ada kelompok yang sedang menggiring anda kepada suatu pemahaman agama yang keliru dan menyesatkan. Mereka adalah kelompok yang tidak suka sejarah Islam tentang penindasan terhadap keluarga Nabi dibacakan. 


KOMPLEKS PEMAKAMAN BAQI SEBELUM TRAGEDI PENGHANCURAN TERJADI




KOMPLEKS AL-BAQI SETELAH DIHANCURKAN WAHABI DAN REZIM SAUDI





KOMPLEKS AL-BAQI ITU DENGAN LATAR BELAKANG KOTA MADINAH



KOMPLEKS PEMAKAMAN DARI ATAS DENGAN LATAR BELAKANG KOTA MADINAH





PETA LOKASI KUBURAN PARA SAHABAT DAN ANGGOTA KELUARGA NABI DI KOMPLEKS AL-BAQI






BEBERAPA MAKAM LAIN DI AL-BAQI DAN AL-MU'ALLA



KUBURAN IMAM HASAN DAN 3 ORANG IMAM LAINNYA





KUBURAN ANGGOTA KELUARGA AHLUL BAYT





KUBURAN IBRAHIM PUTERA RASULULLAH


Ibrahim adalah putera tercinta Rasulullah. Ia meninggal ketika masih kecil. ibunya ialah Ummul Mu'minin Sayyidah Maria Qutbia He was beloved son of prophet (saw). He passed away in his child hood. His mother was um-ul-momeeneen Syeda Maria Qutbia yang kuburannya juga bisa anda temukan di Al-Baqi.


KUBURAN HALIMAH 


Halimah Sadia adalah ibu susuan dari Rasulullah. Dialah yang menyusui Rasulullah ketika Rasulullah masih bayi. 



KUBURAN ISTERI-ISTERI RASULULLAH DI MADINAH

Semua isteri Rasulullah dikuburkan di sini kecuali Khadijah binti Khuwailid yang dimakamkan di Mekah di Jannat al-Mu'alla.



KUBURAN SAFIA



di paling kiri adalah kuburan Safia dan di tengah adalah kuburan Atika dan di sebelah kanan adalah kuburan dari Ummul Baiza--semuanya adalah bibi-bibi dari Rasulullah


Sayyida Safia dikenali masuk Islam. Ia sangat mencintai Rasulullah yang merupakan keponakannya itu. Ia adalah seorang wanita yang pemberani. Ia ikut dalam peperangan Uhud bersama para prajurit Muslimin lainnya. Ia bekerja menolong para prajurit yang terluka. Ia juga memberikan dan menyediakan suplai makanan dan minuman untuk para tentara yang bertempur di medan perang.



KUBURAN PARA PUTERI NABI


Berikut adalah makam para puteri Nabi




No1. Syeda Zainab R.A
No2. Syeda Umm-e-Kulsoom R.A
No3. Syeda Ruqiya R.A




KUBURAN DARI PAMAN NABI, ABBAS BIN ABDUL MUTTALIB




Ini adalah kuburan salah satu dari paman Nabi yang masuk Islam selain Sayyidina Hamzah yang gugur di Uhud dan Abu Thalib yang dikuburkan di Mekah



MAKAM DARI JAFFAR BIN ABI THALIB DAN AQIL BIN ABI THALIB, SEPUPU DARI RASULULLAH





taken and translated from: http://www.duas.org/baqi8shawwal.htm and enrich with other pictures taken from other sources. 


Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta