DIALOG CERDAS RASULULLAH (ALBERT EINSTEIN MASUK ISLAM)


Di sini saya akan ceritakan sebuah cerita yang terjadi pada jaman Rasulullah (Saaw). Pada suatu hari beberapa orang atheis (ada sekitar 5 orang atheis semuanya) menemui Rasulullah (Saaw) dan kemudian mereka terlibat dalam pembicaraan yang serius.

Sebagian dari perdebatan Rasulullah itu ialah sebagai berikut:

Rasulullah (saaw):
“Apa yang menjadi alasan kalian. Mengapa kalian percaya bahwa alam semesta ini tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir; dan semua yang ada di alam semesta ini sudah tercipta dari dulu dan akan senantiasa ada selamanya?”
Orang-orang Atheis:
Kami hanya mempercayai apa-apa yang bisa kami lihat. Karena kami tidak pernah melihat awal dari alam semesta ini, maka kami berkesimpulan bahwa alam semesta ini selalu ada sejak dahulu dan karena kami tidak pernah melihat kemusnahannya, maka kami berkesimpulan bahwa alam semesta ini senantiasa ada dan selamanya ada.”
Rasulullah (saaw):
“Kalau begitu………….apakah kalian pernah melihat alam semesta ini tanpa awal dan tanpa akhir?”
Orang-orang Atheis:
“Tidak, kami tidak pernah melihat alam semesta ini tanpa awal dan tanpa akhir.”
Rasulullah (saaw):
“Lalu bagaimana mungkin kalian mempercayai kekekalan dari alam semesta ini? Dan mengapa kalian tidak memilih pendapat orang yang percaya bahwa alam semesta ini tidak kekal karena ia tidak pernah melihat awal dan akhir dari alam semesta ini?
Rasulullah (saaw) telah mematahkan keyakinan orang-orang Atheis itu dengan cara yang sangat meyakinkan dan sangat cerdas sekali. Rasulullah (saaw) mematahkan pendapat orang-orang Atheis itu dengan membenturkan keyakinan mereka dengan keyakinan orang-orang lain yang memiliki dasar yang kurang lebih sama dengan kesimpulan yang berbeda. Semua pendapat yang dinyatakan oleh orang-orang Atheis itu dan pendapat yang dimiliki oleh orang-orang lain sama-sama didasarkan atas dasar kesaksian penglihatan. Mereka percaya karena mereka telah melihat.

Mereka berkata: SEEING IS BELIEVING; dengan motto ini jelas kesaksian keduanya sama; akan tetapi kesimpulan mereka berbeda.

Kemudian Rasulullah setelah itu masih larut dalam perbincangan dengan 5 orang atheis itu. Rasullah bertanya kepada mereka.

Rasulullah (saaw):
“Sekarang, katakanlah kepadaku. Apakah waktu (hari) yang telah lewat itu terbatas atau tidak terbatas? Seandainya kalian jawab bahwa waktu yang telah lewat itu tidak terbatas, lalu bagaimana waktu yang baru bisa datang jka waktu yang lewat itu belum lewat, atau tidak pernah lewat, karena tidak terbatas?” “Dan seandainya kalian jawab bahwa waktu itu terbatas maka kalian harus mengatakan bahwa waktu itu tidak kekal atau akan ada akhirnya.”
Orang-orang Atheis:
“Kami mengakui bahwa waktu itu terbatas”
Rasulullah (saaw):
“Lalu, kalian bersikeras mengatakan bahwa alam semesta itu abadi, tidak diciptakan dan tidak terbatas. Apakah kalian menyadari akan akibat dari keyakinan yang kalian anut itu. Padahal kalian sebelumnya sepakat menyatakan bahwa waktu itu terbatas. Lalu apalagi yang bisa kalian sangkal dan apalagi yang kalian akui?”
Orang-orang Atheis itu kemudian bisa menerima apa yang dikatakan oleh Rasulullah (saaw) dan mereka mengakui kesalahan yang telah mereka ikuti. Sebenarnya secara tidak sengaja (atau memang sengaja!) pernyataan Rasulullah ini menunjukkan keterkaitan yang erat antara WAKTU dan MATERI (pembentuk alam semesta)I. Karena kalau tidak, maka Rasulullah (saaw) tidak akan memperbincangkan masalah WAKTU ketika sedang membicarakan MATERI. Dan keindahan dari pembicaraan Rasulullah (saaw) itu akan kelihatan sekali oleh orang-orang yang telah mempelajari teori relativitas khusus dari Albert Einstein.
KEMUNGKINAN BESAR ALBERT EINSTEIN PERNAH MENDENGAR DIALOG RASULULLAH DENGAN 5 ORANG ATHEIS INI, YANG AKHIRNYA MENGGIRING DIA MENJADI SEORANG MUSLIM DI PENGHUJUNG HIDUPNYA. Wallahu ‘alam.
carefully taken, editted, paraphrased, and enriched from the most notable work of Allamah As-Sayyid Saeed Akhtar Rizvi from the same noble person I have a personal permission to translate all his works.
_________________________________________________________________________________
Berikut laporan dari HMINEWS.COM yang berhasil kami ambil:
Link aslinya anda bisa dapatkan di: http://hminews.com/news/hah-einstein-penganut-syiah/


27 September 2010
Hah, Einstein Penganut Syiah!


HMINEWS.COM- Dalam sebuah dokumen yang dirahasiakan, terungkap sebuah surat rahasia Albert Einstein, ilmuan Jerman penemu teori relatifitas yang menunjukkan bahwa dirinya adalah penganut Islam Syiah Imamiyah. 
Hal ini berdasarkan laporan situs Mouood.org, Einstein pada tahun 1954 dalam suratnya kepada Ayatollah Al-Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, marji besar Syiah kala itu, menyatakan, “Setelah 40 kali menjalin kontak surat-menyurat dengan Anda (Ayatollah Boroujerdi), kini saya menerima agama Islam dan mazhab Syiah 12 Imam”. Einstein dalam suratnya itu menjelaskan bahwa Islam lebih utama ketimbang seluruh agama-agama lain dan menyebutnya sebagai agama yang paling sempurna dan rasional. 
Ditegaskannya, “Jika seluruh dunia berusaha membuat saya kecewa terhadap keyakinan suci ini, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya walau hanya dengan membersitkan setitik keraguan kepada saya”. 
Einstein dalam makalah terakhirnya bertajuk Die Erklarung (Deklarasi) yang ditulis pada tahun 1954 di Amerika Serikat dalam bahasa Jerman menelaah teori relatifitas lewat ayat-ayat Al-Quran dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as dalam kitab Nahjul Balaghah. Dalam makalahnya itu, Einstein menyebut penjelasan Imam Ali as tentang perjalanan miraj jasmani Rasulullah ke langit dan alam malakut yang hanya dilakukan dalam beberapa detik sebagai penjelasan Imam Ali as yang paling bernilai.[]irib/qian

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta