KELUARGA SAUDI ….. SIAPAKAH MEREKA SEBETULNYA?

 

Taken and translated then enriched by Apep Wahyudin from:

http://www.fortunecity.com/boozers/bridge/632/history.html

Written by Mohammad Shaker

aziz

DINASTI SAUDI: DARIMANAKAH MEREKA BERASAL? DAN SIAPAKAH NENEK MOYANG MEREKA SEBENARNYA?

Ini adalah hasil riset mendalam yang kemudian dipresentasikan oleh orang yang melakukan riset itu (Mohammad Shaker), yang kemudian diancam pembunuhan oleh rejim Saudi karena telah berhasil menelanjangi rahasia tentang keluarga kerajaan Saudi. Mohammad Shaker berhasil menemukan fakta sebagai berikut:

  1. Apakah Keluarga Kerajaan Saudi itu berasal dari suku ANZA BIN WA’IL seperti yang mereka akui selama ini?
  2. Apakah Islam itu agama benar-benar mereka yakini dan dipeluk sepenuh hati?
  3. Apakah mereka benar-benar orang Arab asli?

Pada tahun 851H, sekelompok orang dari AL MASALEEKH CLAN (klan al-Masaleekh), yang merupakan anak keturunan dari Bani Anza, berjalan beringingan dalam sebuah kafilah untuk membeli gandum dan jagung serta bahan makanan lainnya dari Irak, kemudian mereka membawa bahan-bahan makanan itu ke NAJD. Pemimpin rombongan itu adalah seorang laki-laki bernama SAHMI BIN HATHLOOL. Rombongan kafilah itu sekarang sampai di kota Basrah, dan mereka segera bergegas menemui seorang penjual gandum bernama MORDAKHAI BIN IBRAHIM BIN MOSHE (yang kebetulan seorang Yahudi tulen). Ketika saling beradu tawar, penjual gandum yang Yahudi itu bertanya kepada kafilah:

“Darimanakah tuan gerangan?”

Mereka menjawab, “Kami dari Bani Anza; ranting keluarga dari (klan) AL-MASALEEKH.”

Ketika mendengar nama suku atau keluarga itu disebut, orang Yahudi itu segera memeluk mereka satu persatu dengan eratnya sambil mengatakan bahwa ia juga berasal dari klan AL-MASALEEKH, tapi ia tinggal di kota Basrah karena ayahnya cekcok dengan beberapa anggota keluarga dari Bani Anza.

Setelah bercerita panjang lebar tentang dirinya, kemudian pedagang Yahudi itu menyuruh para pembantunya untuk menaikkan gandum, kurma dan tamman ke atas unta-unta milik kafilah itu. Anggota dari kafilah itu keheranan melihat keramah tamahan yang diperagakan oleh pedagang Yahudi itu. Mereka percaya betul terhadap setiap perkataan dari pedagang Yahudi itu (yang sekarang mereka sudah anggap sebagai sepupu jauh). Karena mereka bisa mendapatkan bahan-bahan makanan dari pedagang Yahudi itu, maka mereka merasa telah menyukainya (meskipun ia seorang Yahudi yang berpakaian Arab dan berasal dari klan AL-MASALEEKH).

Ketika rombongan kafilah itu akan berangkat ke NAJD, pedagang Yahudi itu meminta kesediaan mereka agar membawanya serta, karena ia juga ingin mengunjungi kampung halamannya, NAJD. Demi mendengar hal ini maka dengan senang hati mereka membawa pedagang Yahudi itu bersama dalam rombongan. Singkat cerita, mereka tiba di NAJD. Di Najd, pedagang Yahudi itu mulai memperkenalkan dirinya lewat teman-temannya (yang sudah ia anggap sepupu jauh). Dengan segera ia mendapatkan banyak sekali pendukung. Akan tetapi selain pendukung yang jumlahnya mulai bertambah, ia juga memiliki penentang yang cukup kuat. Pedagang Yahudi itu ditentang oleh SHEIKH SALEH SALMAN ABDULLAH AL-TAMIMI—seorang Muslim yang shaleh sekaligus seorang pendakwah—yang tinggal di AL-QASEEM. Dakwah dari Sheikh Saleh Salman Abdullah al-Tamimi itu mencapai daerah-daerah yang jauh. Daerah dakwahnya mencapai Najd, Yaman, dan kota Hijaz.

Karena mendapat tentangan dari ulama terpandang tersebut di atas, maka pedagang Yahudi itu (yang nantinya menjadi KAKEK MOYANG dari KELUARGA SAUDI) akhirnya terpaksa pindah dari kota al-Qaseem ke kota al-Ihsa. Di sana ia menetap dan mengganti namanya dari MORDAKHAI menjadi MARKHAN BIN IBRAHIM MUSA. Ia pindah rumah ke sebuah tempat yang bernama DIR’IYA dekat AL-QATEEF dan di sana ia mulai bergaul dan meluaskan pengaruhnya kepada penduduk yang ada di sana. Ia mulai mengarang-ngarang cerita tentang “Perisai Nabi” yang konon katanya dirampas oleh kaum Musyrikin sebagai harta pampasan perang pada perang Uhud. Pedagang Yahudi itu berkata, “Perisai itu dijual oleh seorang musyrikin Arab kepada seorang Yahudi dari suku Bani QUNAIQA yang menyimpannya sebagai benda pusaka yang sangat berharga!”

Pedagang Yahudi itu akhirnya secara lambat laun bisa memperluas pengaruhnya di kalangan Arab Baduy. Dalam ceritanya seringkali ia menggambarkan betapa besar pengaruh suku-suku Yahudi di kalangan orang-orang Arab itu sehingga mereka patut untuk dihormati dan dijunjung tinggi. Ia memperolah posisi terhormat di kalangan suku Arab Baduy hingga ia memutuskan untuk tinggal di sana selamanya yaitu di kota kecil DIR’IYA dekat kota Al-Qateef. Yahudi itu berkehendak untuk menjadikan kota dimana ia tinggal sekarang sebagai ibu kota di teluk Persia. Ia bercita-cita untuk menjadikan kota itu sebagai batu loncatan untuk impian terbesarnya yaitu mendirikan KERAJAAN YAHUDI DI JAZIRAH ARABIA.  

saud3

Untuk memenuhi ambisinya, ia mulai mendekati para tokoh suku Arab Baduy untuk mendapatkan dukungan moril dan materil agar kelak ia bisa meningkatkan posisinya hingga lambat laun ia akan diangkat atau mengangkat dirinya menjadi raja bangsa Arab!

Pada waktu itu, Suku AJAMAN dan juga suku BANU KHALEED segera sadar akan tipu muslihat yang sedang dikembangkan oleh Mordakhai (Markhan) itu setelah mereka tahu identitas sebenarnya dari Mordakhai. Mereka bermaksud untuk mengakhiri dukungannya kepada Mordakhai. Mereka kemudian menyerang kota dimana ia tinggal dan menaklukan kota tersebut. Akan tetapi mereka harus gigit jari karena tidak berhasil menangkap dan membunuh Mordakhai yang sempat melarikan diri pada detik-detik terakhir.

Mordakhai, kakek moyang dari keluarga Saudi itu mencari perlindungan di sebuah pertanian yang disebut AL-MALIBEED-GHUSAIBA dekat desa AL-ARID—yang sekarang lebih dikenal sebagai kota AL-RIYADH.

Ia memohon perlindungan dari si pemilik tanah pertanian itu. Si pemilik tanah pertanian adalah seorang yang sangat santun dan ramah; dengan segera ia memberikan bantuan dan perlindungan. Akan tetapi Mordakhai—setelah tinggal di sana selama kurang lebih satu bulan—langsung melancarkan niat jahatnya. Ia membunuh si pemilik tanah pertanian itu berikut seluruh keluarganya dan kemudian ia berpura-pura bahwa sekelompok perampok telah datang ke tanah pertanian itu dan kemudian merampok serta membunuh orang-orang yang ada (dan Mordakhai luput dari pembantaian itu!). Mordakhai juga berpura-pura telah membeli tanah pertanian itu dan ia sekarang menjadi pemilik dari tanah itu sebelum peristiwa tragis itu terjadi! Setelah itu ia memiliki hak penuh untuk tinggal di sana sebagai tuan tanah yang baru. Ia kemudian mengganti nama dari tanah pertanian itu dengan nama AL-DIRIYA—nama yang sama seperti yang digunakan oleh tempat yang telah ia tinggalkan sebelumnya.

Mordakhai (Yahudi yang menjadi kakek moyang Keluarga Saudi) dengan cepat segera membuat sebuah “GUEST HOUSE” yang diberinama “MADAFFA” di atas tanah pertanian yang ia ambil setelah membunuhi para pemiliknya yang hak. Ia kemudian mengumpulkan sekelompok orang munafik yang ia jadikan pengikutnya. Mereka kemudian mulai melancarkan propaganda palsu yang menyebutkan bahwa dirinya itu adalah seorang Sheikh Arab yang terkemuka dan mulia, Ia juga merencanakan pembunuhan terhadap Sheikh SALEH SALMAN ABDULLAH AL-TAMIMI yang telah menjadi musuhnya yang sejati. Mordakhai akhirnya bisa mewujudkan impiannya itu. Orang-orang suruhannya telah berhasil membunuh ulama shaleh itu di sebuah mesjid yang terletak di sebuah kota kecil bernama AL-ZALAFI.

Setelah itu ia merasa puas tak terhingga karena ia sekarang telah berhasil mewujudkan sebagian dari impiannya. Ia telah memiliki tempat tinggal yang bagus dan ia telah berhasil menyingkirkan musuh utamanya. Ia kemudian melakukan praktek poligami yang radikal dengan menikahi banyak wanita dan kemudian ia memiliki banyak sekali anak dari hasil pernikahannya dan setiap anaknya diberinama dengan nama Arab asli untuk menghapus jejak ke-Yahudian-nya.

Setelah itu keturunannya berlipat ganda menjadi besar dan semakin memiliki kekuatan. Keturunannya dikenal dengan sebutan KLAN SAUDI. Keluarga Klan Saudi itu mengikuti kakek moyangnya (Mordakhai) yaitu melakukan gerakan bawah tanah dan terlibat dalam berbagai konspirasi untuk menentang dan menghancurkan bangsa Arab. Mereka merampas ratusan tanah pertanian dan berbagai sektor lainnya secara ilegal dan semena-mena. Mereka juga membunuhi setiap orang yang menentang mereka atau tidak setuju terhadap mereka. Mereka melakukan segala macam penipuan; orang yang tidak sepakat mereka bujuk agar bisa sepakat; kaum wanita dijadikan umpan dan perangkap; uang dalam jumlah besar mereka jadikan pembeli orang-orang yang berpengaruh (diutamakan orang-orang yang tahu silsilah keluarga Saudi yang mulai melakukan penyelidikan dan menuliskan hasil penelitiannya). Keluarga Saudi mulai menyogok para penulis sejarah silsilah supaya mereka tidak menuliskan silsilah yang sebenarnya. Para penulis itu disuap supaya mereka menuliskan silsilah keluarga Saudi bersambung pada keluarga suku Arab ternama seperti RAB’IA, ANZA, dan AL-MASALEEKH.

Ada seorang munafik yang hidup di jaman sekarang. Ia bernama MOHAMMAD AMIN AL-TAMIMI. Ia bekerja sebagai direktur atau pemimpin Perpustakaan Kontemporer dari Kerajaan Saudi. Ia memalsukan silsilah kekeluargaan dari Keluarga Saudi (yang merupakan keturunan dari Mordakhai) dan menyambungkannya ke Rasulullah al-Mustafa Muhammad bin Abdullah. Karena “jasa”-nya itu ia mendapatkan hadiah yang besar sekali yaitu uang sebanyak 35 ribu poundsterling (Mesir) dari seorang duta besar Arab Saudi untuk Mesir (tahun 1362H atau tahun 1943 Masehi). Nama dari duta besar Arab Saudi itu ialah IBRAHIM AL-FADEL.

Seperti yang dijelaskan di atas, Mordakhai menikahi banyak sekali wanita Arab dan kemudian memperoleh banyak sekali keturunan dari mereka. Kebiasaan menikahi banyak wanita ini diteruskan oleh keturunannya hingga sekarang.

Salah seorang dari putera Mordakhai ialah AL-MAQARAN (Nama Yahudi yang di-arab-kan dari kata MACKREN). Al-Maqaran itu memiliki putera yang ia berinama Muhammad, kemudian anak kedua ia berinama SAUD, darisinilah silsilah keluarga Saudi berasal.

Keturunan dari Saud itu (sekarang dikenal sebagai keluarga Saudi) memulai kampanye hitam untuk menyudutkan dan kalau perlu membunuh para tokoh suku-suku Arab ternama dengan tuduhan bahwa para tokoh itu telah ingkar dari agama Islam; keluar dari Islam; menentang Islam; meninggalkan ajaran Al-Qur’an dan tuduhan keji lainnya sehingga mereka pantas untuk dihujat; dikucilkan; dicaci maki; dihina; bahkan dibunuh dicincang atau dipancung!

Di dalam kitab sejarah berjudul SAUDI FAMILY (halaman 98—101), keluarga Saudi menganggap dan menuduh semua penduduk NAJD sebagai orang yang ingkar dan sesat; dan oleh karena itu darahnya boleh dan harus dicurahkan; harta bendanya harus disita; kaum perempuannya harus diambil dan dipaksa menjadi selir. Setiap Muslim itu tidak sah kemuslimannya kecuali kalau ia mau tunduk dan ta’at kepada ajaran yang dibawa oleh MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB (yang ternyata juga masih keturunan Yahudi dari negara Turki). Ajarannya memperbolehkan Keluarga Kerajaan Saudi untuk meluluh lantakkan desa-desa beserta para penduduknya termasuk anak-anak dan perempuan; juga memperbolehkan untuk melecehkan kaum wanita (memperkosa); menusuk-nusuk perut perempuan yang sedang hamil; memotong-motong tangan-tangan dosa dari anak-anak; dan kemudian membakar semuanya! Mereka juga diperbolehkan untuk menjarah dan merampok harta kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang yang telah mereka bunuh itu—orang-orang yang mereka anggap pembangkang karena tidak mau ikut dan tunduk kepada ajaran Wahabi (BRUTAL DOCTRINE).

saud4

Keluarga Saudi (yang sebenarnya keturunan Yahudi) telah melakukan segala macam tindak kekejaman atas dasar agama sesat (ajaran Wahabi) yang telah ditemukan oleh seorang Yahudi untuk menebarkan teror ke setiap hati umat manusia baik yang tinggal di kota maupun yang tinggal di desa. Keluarga Yahudi ini telah melakukan tindak kejahatan yang besar yang mereka lakukan sejak tahuh 1163H hingga kemudian mereka menamakan jazirah ini dengan nama keluarga mereka yaitu SAUDI ARABIA seolah-olah daerah ini atau jazirah ini merupakan rumah milik mereka sendiri dan orang lain yang tinggal di sini hanyalah pembantu dan budak mereka yang harus membanting tulang dan menghamba untuk kesenangan tuannya yaitu KELUARGA SAUDI.

Keluarga Saudi itu hingga kini masih mengangkangi harta kekayaan alam yang ada di jazirah Arab seolah-olah harta kekayaan alam itu milik mereka sendiri. Apabila ada satu orang miskin yang berasal dari rakyat jelata mencoba untuk protes terhadap kebijakan yang dzalim dari keluarga Saudi yang Yahudi itu, maka keluarga Kerajaan Saudi akan segera melaksanakan hukum pancung terhadapnya. Salah seorang puteri Kerajaan Saudi pada suatu kesempatan pergi ke Amerika Serikat dan sampai di Florida bersama rombongannya. Sesampainya di sebuah hotel—Grand Hotel—ia langsung menyewa kamar hotel mewah (Suite Room) sebanyak 90 kamar sekaligus. Uang yang harus dihabiskan dalam satu malam untuk 90 kamar hotel itu ialah kurang lebih 1 juta dollar Amerika (untuk semalam!!!). Apabila ada yang berani melaporkan kelakuan puteri Kerajaan Saudi berfoya-foya itu, maka nasibnya sudah jelas. IA AKAH DIHUKUM PANCUNG OLEH KELUARGA KERAJAAN SAUDI DI DEPAN KHALAYAK RAMAI DI ALUN-ALUN KOTA!

KESAKSIAN ATAS KETURUNAN YAHUDI YANG ADA DI KELUARGA SAUDI

Pada tahun 1960-an stasiun penyiaran “SAUT AL-ARAB” di Kairo, Mesir dan stasiun penyiaran YEMEN di Sana’a (Yaman) memastikan bahwa memang Keluarga Kerajaan Saudi itu berasal dari keturunan Yahudi.

Raja FAISAL AL-SAUD pada waktu itu sama sekali tidak bisa menyangkal bahwa keluarganya ada kaitan darah dengan bangsa Yahudi. Ia terpaksa memberikan klarifikasi melalui WAHINGTON POST pada tanggal 17 September 1969. Ia berkata:

“Kami Keluarga Saudi memang masih sepupu dengan orang-orang Yahudi. Kami sama sekali tidak setuju dengan orang-orang Arab lainnya atau para penguasa Muslim lainnya yang menunjukkan sikap permusuhan kepada bangsa Yahudi. Kita harus hidup bersama dengan mereka dalam damai. Negara kami (ARABIA) adalah pucuk air mancur yang darinya mengalir keturunan Yahudi pertama dan keturunannya akan bertebaran di muka bumi ini. “

Itulah yang diucapkan oleh Raja Faisal al-Saud bin Abdul Aziz!!!

HAVEZ WAHBI, penasehat hukum resmi dari Keluarga Saudi, menulis dalam bukunya yang diberijudul: “THE PENINSULA OF ARABIA” bahwa Raja Abdul Aziz al-Saud (meninggal pada tahun 1953) pernah berkata:

“Misi kami (Misi keluarga Saudi) menemui tentangan dari semua suku Arab. Kakekku, SAUD AWAL, pada suatu waktu memenjarakan sejumlah Sheikh dari suku MATHEER; dan ketika sejumlah orang dari suku itu datang untuk membebaskan tawanan, SAUD AWAL memerintahkan para begundalnya untuk memotong leher para tawanan itu; kemudian ia ingin mempermalukan dan menciutkan nyali dari orang-orang yang mau membebaskan para tawanan itu dengan mengundang mereka untuk pesta makan malam yang ia siapkan dengan menu spesial berupa daging dari para tawanan dan di setiap piring yang digelar di meja ada sebuah kepala dari para tawanan!!! Orang-orang yang hendak membebaskan tawanan itu sangat terkejut dan ciut nyalinya; mereka tentu saja menolak untuk makan terlebih menu yang disajikan ialah daging dari saudaranya sendiri. Dan karena mereka telah menolak untuk makan, maka SAUD AWAL memerintahkan para begundalnya untuk memenggal kepala dari orang-orang yang mau membebaskan tawanan itu.” Kejahatan yang tersimpan sebagai rahasia itu dilakukan oleh Raja itu sendiri terhadap orang-orang yang tak berdosa yang dosanya hanya karena ia telah menentang aturan yang kejam dan lalim.

HAFEZ WAHBI menyatakan lebih jauh bahwa Raja Abdul Aziz al-Saud menceritakan kisah nyata itu kepada para Sheikh dari suku MATHEER yang sedang mengunjungi dirinya untuk memohon kepada Raja agar mau membebaskan pemimpinnya (FAISAL AL-DARWEESH) yang ditawan Raja. Raja Abdul Aziz al-Saud itu menceritakan kisah nyata itu untuk menakut-nakuti para wakil dari suku MATHEER yang ingin membebaskan pemimpinnya agar mereka tidak mengalami nasib yang sama. Raja itu akhirnya membunuh tokoh pemimpin yang ia tawan dan menggunakan darahnya untuk berwudhu sebelum ia mendirikan shalat (sesuai dengan ajaran Wahabi). Kesalahan yang dilakukan oleh FAISAL DARWEESH pada waktu itu ialah karena ia telah mengkritisi Raja Abdul Aziz yang mau menanda-tangani dokumen yang disiapkan oleh pemerintah Inggris pada tahun 1922 yang menyatakan bahwa tanah PALESTINA itu akan menjadi milik Yahudi. Tandatangan dari Raja Abdul Aziz al-Saud itu diberikan di sebuah konferensi yang diselenggarakan di AL-AQEER pada tahun 1922.

Itulah sistem yang berlaku sampai sekarang yang diberlakukan oleh rezim Keluarga Yahudi (Keluarga Saudi). Tujuan mereka ialah

“Mengangkangi kekayaan negara sebanyak mungkin; merampok; menipu; menindas; menghujat orang-orang yang tak sependapat; menghukum mati orang-orang yang anti; memancung kepala orang-orang yang tak berdosa hanya karena mereka tidak setuju dengan pemerintahan yang ada. Mereka akan menuduh anda sesat dan menyesatkan kalau tak mau meyakini ajaran Wahabi yang mereka sebarkan—ajaran yang membenarkan pemotongan kepala bagi orang-orang yang tak mau ikut dengan mereka.

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta