PERAN KELUARGA SAUDI DAN WAHABI DALAM PEMBENTUKAN NEGARA ISRAEL

weizmann_and_feisal_1918

Haim Weizman (kiri) dan Pangeran Feisal, tahun 1918. Haim Weizman kemudian menjadi presiden pertama Israel pada tahun 1949 (16 Februari 1949) dan menjabat sebagai presiden hingga tahun 1952

 

Dilaporkan oleh berbagai pihak bahwa Keluarga Kerajaan Saudi dan paham Wahabi itu ternyata berasal dari Yahudi dan memiliki kaitan yang sangat erat dengan agama Yahudi.

Wayne Madsen telah menulis tentang hubungan keluarga antara Keluarga Kerajaan Saudi dan bangsa Yahudi.

Wayne Madsen menulis:

“Kekhalifahan Turki Utsmaniyyah (Turkish Ottoman)—yang meliputi beberapa bagian dari Arab Saudi—dihuni oleh banyak orang Crypto-Jews (atau orang Yahudi yang berpura-pura menjadi Muslim). Orang-orang Crypto-Jews ini (atau biasa disebut dengan Donmeh) memiliki kaitang yang sangat erat dengan Keluarga Kerajaan Arab Saudi dan agama yang diakui oleh Kerajaan Saudi Arabia (Agama Wahabi). Dilaporkan bahwa pendiri sekte Wahabi itu sendiri yaitu Muhammad ibn Abdul Wahhab adalah seorang Crypto-Jews.”

ARABIE SAOUDITE
Ali, bocah dari Najran - Saudi Arabia, photo by Eric Lafforgue

Sebuah laporan intelejen Iraq—pada tahun 2002 dan dikeluarkan pada tahun 2008 oleh Agen Intelejen Pertahanan Amerika Serikat menunjukkan bahwa Muhammad Ibn Abdul Wahhab adalah masih keturunan Yahudi asli.

Laporan itu berdasarkan memoir dari Mr. Hempher—seorang mata-mata Inggris yang mengaku-aku sebagai seorang Azeri. Pada pertengahan abad ke-18, Mr. Hempher menghubungi Ibn Abdul Wahhab untuk membuat sekte Wahabi dan menyebarluaskannya diantara kaum Muslimin.

Dilaporkan juga bahwa tujuan dari pembuatan dan penyebaran sekte Wahabi ini mulanya untuk menimbulkan pemberontakan di kalangan bangsa Arab terhadap kekhalifahan Turki Utsmaniyyah dan untuk memberikan jalan bagi bangsa Yahudi untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina.

Hempher’s memoirs (Laporan Ilmiah dari Hempher) itu diceritakan oleh seorang penulis dari Kekhalifahan Turki Utsmaniyyah yang bernama Ayyub Sabri Pasha dalam tulisannya pada tahuh 1888 yang diberijudul “The Beginning and Spreading of Wahhabism”.

4292621689_eba9102022
keturunan Saudi, photo by Eric Lafforgue


Dalam bukunya “The Donme Jews” , D. Mustafa Turan menuliskan bahwa kakeknya dari Ibn Abdul Wahhab itu ialah Tjen Sulayman atau Tjen Shulman dan ia adalah salah seorang anggota keluarga dari Masyarakat Yahudi Basrah (Jewish Community of Basra), di Irak.

Sementa itu penulis lainnya, Rifat Salim Kabar dalam bukunya “The Donmeh Jews and the Origin of the Saudi Wahhabis”, menjelaskan secara jelas dan terang benderang bahwa Shulman (kakeknya Ibn Abdul Wahhab) akhirnya tinggal di sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan nama Saudi Arabia, dimana cucunya Muhammad ibn Abdul Wahhab mendirikan sekte Wahabi dan menjadi duri dalam daging dalam agama Islam.

Laporan intelejen Irak menyatakan bahwa Shulman pernah diusir dari Damaskus (Syiria); juga dari Kairo (Mesir) dan Mekkah karena ia terlibat praktek dukun palsu.


4351273116_fb33554e1dAhmed, bocah Saudi, photo by Eric Lafforgue

Sedangkan Abdul Wahhab Ibrahim al-Shammari dalam bukunya “The Wahhabi Movement : The Truth and Roots”, menyatakan bahwa Raja Abdul Aziz bin Saud (Raja Saudi Pertama) adalah keturunan Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe—seorang pedagang Yahudi  dari Basrah, Irak. (LIHAT: KELUARGA SAUDI ….. SIAPAKAH MEREKA SEBETULNYA?)

Menurut buku itu, Moshe mengganti namanya dan menikahkan anaknya dengan seorang wanita dari salah satu suku Arab.

Salah satu laporan intelejen Irak menunjukkan bahwa seorang peneliti bernama Mohammad Sakher telah dijadikan target pembunuhan oleh Keluarga Saudi karena yang bersangkutan telah melakukan penelitian yang teliti terhadap hubungan bangsa Yahudi dengan keluarga Saudi. Dalam bukunya, “The History of the Saud Family”, Said Nasir menuliskan bahwa pada tahun 1943, duta besar Saudi untuk Mesir—Abdullah bin Ibrahim al-Muffadal) telah membayar sejumlah uang kepada Muhammad Amin al-Tamimi untuk memalsukan silsilah keluarga Saudi dan Wahhabi supaya kedua keluarga itu bersambung langsung kepada Rasulullah (Muhammad al-Mustafa).


Ottoman

Kekuasaan Turki Utsmaniyyah, perlahan tapi pasti menyusut jadi kecil…….

Pada awal Perang Dunia I, seorang Yahudi dari Inggris bernama David Shakespeare, bertemu dengan IBN SAUD yang akan menjadi Raja Saudi yang pertama. David Shakespeare kemudian memimpin sebuah pasukan yang diambil dari tentara Saudi untuk mengalahkan sekelompok suku yang menentang Ibn Saud.

Pada tahun 1915, Ibn Saud bertemu dengan seorang utusan dari Inggris yang ditugaskan ke daerah teluk. Utusan itu bernama Bracey Cocas. Bracey Cocas memberikan sebuah penawaran kepada Ibn Saud:

“Saya kira kita harus membuat sebuah kampung halaman untuk kaum Yahudi. Kampung halaman Yahudi itu akan menjamin eksistensi anda dan juga menjamin kepentingan kami, Bangsa Inggris. Kepentingan kami adalah kepentingan anda juga”

Ibnu Saud menjawab:

“Betul sekali. Apabila persetujuan saya itu benar-benar berarti bagi tuan, maka saya nyatakan bahwa saya setuju seribu persen untuk membangun kampung halaman bagi kaum Yahudi di Palestina atau negara lain selain Palestina.”

Dua tahun berselang, seorang Sekretaris Luar Negeri bernama Lord Balfour (dalam sebuah suratnya ke Baron Walter Rothschild—seorang pemimpin Zionist dari Inggris) menyatakan: “Pemerintah yang mulia setuju dengan pembangunan Palestina sebagai kampung halaman dari bangsa Yahudi…………..”

AKHIRNYA PERSETUJUAN UNTUK PEMBANGUNAN NEGARA ISRAEL MENDAPATKAN PERSETUJUAN DARI PETINGGI TURKI—MUSTAFA KEMAL ATATURK, YANG JUGA DISINYALIR SEBAGAI CRYPTO JEWISH.

Pada tahun 1932, Inggris menempatkan Ibn Saud sebagai Raja Saudi Arabia yang pertama. Kemudian Keluarga Saudi meresmikan AGAMA WAHABI sebagai AGAMA NEGARA SAUDI ARABIA.


tanksTurki—ingin berperan sebagai bagian dari Tatanan Dunia Baru

NEGARA TURKI adalah negara yang disebut-sebut sebagai Negara “DEEP STATE”. Negara DEEP STATE ialah negara-negara yang kelihatannya menolak terorisme padahal mereka adalah penggerak terorisme itu sendiri (Ergenekon; organisasi ultra-nasionalis yang dibuat oleh Mustafa Kemal Ataturk yang keberadaannya tersembunyi dan rahasia). Salah seorang pejabat tinggi penentu kebijakan luar negeri di Turki pernah mengatakan bahwa ada “DEEP STATE” juga di negara-negara lainnya selain Turki seperti di negara-negara Mesir, Saudi Arabia, Yordania, dan Syria. Semua DEEP STATE ini semuanya digerakan oleh orang-orang CRYPTO JEWS (Orang-orang Yahudi yang berpura-pura menjadi Muslim). Di Lybia sendiri ada pemerintahan yang baru pasca Khadafi. Dan pemerintahan ini sangat dipengaruhi oleh kaum Wahabi.

Sumber: http://www.strategic-culture.org/.

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta