Pertanyaan tentang hak khilafah 3: APAKAH MUHAMMAD MEMERINTAHKAN ATAU MENGAJARKAN KITA UNTUK MEMILIH PEMIMPIN YANG AKAN MENGGANTIKAN KEDUDUKANNYA DALAM MEMIMPIN UMAT?

KALAU MUHAMMAD TIDAK PERNAH MEMILIH SENDIRI SEORANG PEMIMPIN UNTUK MENGGANTIKAN KEDUDUKANNYA, APAKAH IA MEMERINTAHKAN KAUM MUSLIMIN UNTUK MEMILIH KHALIFAH SEPENINGGALNYA?

Pemilihan seorang pemimpin untuk memimpin umat manusia dan mengajarkan kebaikan kepada mereka adalah perkara yang tidak sederhana. Penunjukkan seorang yang beriman dan bertakwa untuk menggantikan kedudukan Rasulullah yang mulia adalah bukan perkara gampang. Muhammad tahu betul itu. Muhammad sadar betul bahwa tugas itu sangatlah berat untuk dilakukan oleh umat. Akan tetapi mengapa ia (seperti yang dituduhkan oleh Ahlu Sunnah) tidak pernah memilih seorang pemimpin untuk menggantikannya? Kalau memang ia tidak pernah menunjuk seseorang untuk menggantikannya, maka apakah itu menjadi tugas umat untuk memilih seorang khalifah diantara mereka? Apakah tugas ini tidak menyalahi agama? Apakah tugas ini tidak bertentangan dengan ajaran Allah dan RasulNya?

Kita lihat saja Abu Bakar dan Umar yang menjadi perintis untuk pemilihan khalifah yang pertama. Apakah mereka pernah berkata bahwa Rasulullah pernah meminta mereka untuk mengadakan pemilihan khalifah yang pertama?

Apakah Rasulullah pernah berkata:

“Wahai kaum Muslimin! Aku tidak akan menunjuk pemimpin untuk menggantikanku” (?)

atau

“Aku tidak akan memilih siapapun untuk menggantikan kedudukanku.”(?)

atau

“Aku ini tidak mampu untuk memilih penggantiku. Oleh karena itu, aku berikan wewenang pada kalian untuk menanggung tugas ini. Kalau aku meninggal, kalian pilih saja diantara kalian seorang pemimpin untuk kalian” (?)

Tidak ada seorangpun yang pernah mendengar bahwa Rasulullah mengatakan perkataan di atas. Rasulullah tidak pernah memberikan hak dan kewajiban kepada para sahabatnya untuk menunjuk salah seorang diantara mereka untuk menjadi pejabat menggantikan kedudukan Rasulullah sebagai penjaga risalah.

Bahkan untuk kedudukan yang jauh lebih rendah daripada itu, Rasulullah melakukannya sendiri tanpa melibatkan orang lain!

Untuk pemilihan Imam yang akan menjaga risalah dan berkedudukan setingkat dengan kedudukan nabi al-Qur’an sudah memberikan kisi-kisinya:

وإذ ابتلى إبراهيم ربه بكلمات فأتمهن قال إني جاعلك للناس إماما قال ومن ذريتي قال لا ينال عهدي الظالمين

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang dzalim". (QS. Al-Baqarah: 124)

Menurut Al-Qur’an, nabi Ibrahim (as) pernah berdo'a agar dari keturunannya ada yang dijadikan Imam (pemimpin), kemudian Allah menyanggupinya dengan syarat bahwa hanya orang yang tidak dzalim-lah yang memiliki kesempatan untuk dijadikan Imam.

Dari ayat yang sama kita dapati syarat-syarat menjadi seorang Imam yaitu:

1. Harus ada penunjukkan dari Allah seperti dalam frase:  “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Kalau tidak berhasil membuktikan adanya penunjukkan terhadap dirinya seperti itu maka ia tidak mungkin menjadi seorang Imam yang dijanjikan.

2. Harus dari keturunan Nabi Ibrahim seperti dalam frase: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”.Jadi kalau ada yang mengaku-aku sebagai Imam untuk umat manusia ini sedangkan ia bukan keturunan Nabi Ibrahim, maka klaim-nya batal sama sekali dan ia tidak boleh dituruti oleh kaum Muslimin karena menuruti pemimpin yang tidak berhak atas kepemimpinannya berarti ia beserta dengan kejahatan.

3. Harus tidak pernah melakukan kedzaliman atau terjaga dari berbuat dosa (baik kecil apalagi besar) seperti dalam frase: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang dzalim"

Kesimpulan, menurut Al-Qur’an mereka yang 12 itu haruslah: Mendapatkan mandat yang sah; keturunan Ibrahim; dan tidak dzalim. Di sana sama sekali tidak ada keterangan bahwa tugas ini diberikan kepada umat manusia.

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta