(free e-book) KA’AB AL-AHBAR: PEMBAWA PENGARUH AGAMA YAHUDI DI DALAM KEYAKINAN PARA SAHABAT NABI



 KLIK SAMPUL BUKUNYA UNTUK MEN-DOWNLOAD E-BOOK NYA


Sang Mu’alaf Yahudi yang masuk Islam dan ingin memasukan Agama Yahudi kedalam Islam

Kita kesampingkan dulu tokoh fiktif Yahudi bernama Abdullah bin Saba. Mari kita bicarakan tentang tokoh Yahudi yang lain yang benar-benar ada dan sangat berpengaruh di kalangan beberapa orang sahabat Nabi. Imam Ali sendiri sangat waspada akan datangnya beberapa orang yang berpindah keyakinan kepada Islam setelah sebelumnya mereka larut dalam keyakinan Yahudi dan Nasrani. Imam Ali ingin agar Islam yang baru saja ditinggalkan Nabi-nya tetap menjadi Islam yang suci dan murni dan terbebas dari pengaruh agama lain yang terkadang sangat bertentangan.

Mereka yang dulunya beragama Yahudi atau Nasrani dan kemudian masuk menjadi mu’alaf seringkali mengaku bahwa mereka mengetahui agama Islam itu melalui Kitab Perjanjian Lama dan sekarang mereka berkehendak untuk “mewariskan” pengetahuan mereka itu dan “memasukkan” nya kedalam Islam.

Sikap Imam Ali ini jauh lebih bijaksana dibandingkan dengan sikap dari para sahabat senior lainnya yang dengan mudahnya tertipu oleh para ahlul kitab yang sedang berbondong-bondong masuk Islam pada waktu itu. Kita akan lanjutkan perbincangan tentang hal ini nanti.
 

KAAB AL-AHBAR, Ulama Yahudi yang menancapkan ajaran Yahudi ke jantung keyakinan Umat Islam

Ka’ab al-Ahbar adalah seorang pria Yahudi yang datang dari Yaman dengan nama lengkap Kaab Ibn Mati al-Humyari alias Abu Ishaq. Ia datang ke kota Madinah pada jaman rezim pemerintahan Umar bin Khattab. Ia adalah seorang ulama Yahudi (Rabbi) yang lebih dikenal dengan nama Ka’ab al-Ahbar. Ia kemudian masuk Islam dan menyatakan dirinya sebagai Muslim dan kemudian tinggal menetap di Madinah hingga berakhirnya masa rezim pemerintahan Utsman bin Affan. Dalam tulisan bagian pertama ini kita akan menyimak beberapa pernyataannya yang kontroversial; kemudian keahliannya dalam menipu khalifah Umar; usaha-usaha pembunuhan para khalifah yang dirancangnya; serta sikap Imam Ali bin Abi Thalib terhadap dirinya.

Tokoh Ka’ab al-Ahbar ini berbeda dengan tokoh Abdullah bin Saba yang memang fiktif adanya. Ka’ab al-Ahbar tercatat rapi dalam sejarah. Orangnya benar-benar ada dan selama ia hidup dan tinggal di kota Madinah orang-orang sangat respek terhadap dirinya termasuk dua khalifah (Umar dan Utsman; Abu Bakar sudah meninggal pada waktu itu—red). Ia seringkali menceritakan kisah-kisah (Israiliyyat) yang ia klaim sebagai kisah-kisah yang berasal dari Kitab Perjanjian Lama. Banyak sekali sahabat Nabi seperti:
 
· Abu Hurairah

· Abdullah bin Umar

· Abdullah Ibn Amr Ibn al-Aas

· Mu’awiyyah Ibn Abu Sufyan

yang meneruskan cerita Ka’ab al-Ahbar ini dan meyakininya sebagai kebenaran. Ulama Yahudi ini seringkali meriwayatkan cerita-cerita yang aneh  yang isinya sangat tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Salah satu dari cerita yang ia buat-buat ialah sebagai berikut:
“Seorang sahabat bernama Qais Ibn Kharshah al-Qaisi melaporkan bahwa Ka’ab al-Ahbar pernah berkata: ‘Setiap peristiwa  yang pernah terjadi dan akan terjadi di permukaan bumi ini semuanya tertulis dalam kitab Torat (Kitab Perjanjian Lama) yang diturunkan kepada Musa”
(LIHAT: (referensi dari Sunni) Ibn Abdul Barr, Al-Istiab, volume 3, halaman 1287, Kairo 1380H)

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta