(free e-book) PEREBUTAN KURSI KHILAFAH SEPENINGGAL RASULULLAH



perebutan khilafah di saqifah

Para Sahabat Nabi sebagai makhluk politik


Kaum Muslim Sunni memiliki pendapat bahwa seluruh sahabat Nabi Muhammad Al-Mustafa (tanpa kecuali) adalah contoh-contoh dan suri teladan yang patut kita teladani dan mereka itu pada masa hidupnya tak tersentuh oleh nafsu duniawi; mereka bersih dari dosa; mereka tidak serakah dan senantiasa berbuat baik. Kaum Muslim Sunni juga berpendapat bahwa semua sahabat itu saling mencintai satu sama lainnya; mereka bekerja sama untuk menuju cita-cita Islam; mereka jauh dari saling membenci dan saling iri hati satu sama lainnya.

Akan tetapi pandangan kaum Muslim Sunni itu ternyata jauh panggang dari api. Pandangan kaum Muslim Sunni itu tidak sesuai dengan kenyataan sejarah. Kita sebenarnya berharap apa yang dikatakan kaum Muslim Sunni itu benar, akan tetapi fakta-fakta dan bukti-bukti sejarah malah tidak mendukung sama sekali apa yang sudah diyakini sebagai kebenaran oleh kaum Muslim Sunni. Fakta-fakta sejarah yang kejam merobek-robek keyakinan kaum Muslim Sunni itu sehingga orang-orang yang mengagumi para sahabat akan terhenyak di kursinya apabila kenyataan sejarah yang sebenarnya sampai pada mereka semua.

Mereka hampir-hampir semuanya tidak sanggup menerima kenyataan bahwa keutamaan-keutamaan para sahabat yang mereka kagumi hanyalah mitos belaka. Seorang pengagum yang paling fanatik pun tidak bisa menyangkal bahwa ada pergulatan kekuasaan diantara para sahabat yang memuncak bahkan sebelum Rasulullah dikebumikan sekalipun. Mereka tidak bisa menyangkal sedikitpun bahwa pergulatan politik seperti itu memang ada dan pernah terjadi. Oleh karena itu, bukti-bukti sejarah yang melimpah yang tertulis dalam berbagai buku sejarah Islam yang standar itu bisa kita pakai untuk merekonstruksi sejarah; merekonstruksi pandangan kita terhadap para sahabat; merekonstruksi keyakinan kita akan Islam karena dari para sahabatlah kita mendapatkan Islam. Sedangkan para sahabat itu tidak semua bisa kita percayai sesuai dengan apa yang kita lihat dalam sejarah.


Tidak masuk akal sehat kita apabila para sahabat itu sama semua dari segala aspeknya termasuk aspek keimanan dan ketakwaan. Bahkan para Nabi pun memiliki berbagai tingkatan ruhaniah, apalagi para sahabat yang hanya manusia biasa. Tidak ada dua orang yang memiliki semua tingkat keimanan dan ketakwaan yang serupa. Ketika mereka menerima Islam sebagai agama mereka, para sahabat Nabi itu adalah manusia biasa dan mereka memiliki preferensi yag berbeda-beda terhadap Islam. Masyarakat Islam yang ada pada waktu itu sama saja dengan yang ada pada hari ini. Masyarakat Islam pada waktu itu terdiri dari berbagai umat manusia dengan setiap karakter yang berbeda-beda. Setelah memeluk Islam, beberapa dari mereka sanggup mencapai derajat keIslaman yang tinggi; sedangkan yang lainnya tetap sama—keadaan sebelum dan sesudah masuk Islam sama saja.

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta