(free e-book) ISTRI-ISTRI NABI, BUKAN AHLUL BAYT NABI


KLIK COVER BUKU-NYA UNTUK MEN-DOWN-LOAD


Di bagian-bagian sebelumnya, kami telah mengutip beberapa hadits shahih dari kitab Sahih Muslim dan lain-lain untuk membuktikan bahwa di jaman Nabi yang namanya Ahlul Bayt Nabi itu (selain Rasulullah tentunya) hanyalah Imam Ali, Fathimah, al-Hasan, dan al-Husein serta “orang-orang” yang dikenai ayat pensucian di dalam Al-Qur’an (yaitu ayat terakhir atau bagian terakhir dalam ayat ke-33 surah Al-Ahzab). Ayat itu seperti yang sudah kita bahas, TIDAK ditujukan kepada para isteri Rasulullah (SAW). Fakta ini telah dibuktikan dari penjelasan atau kesaksian Rasulullah dan para isterinya sendiri serta dari kesaksian para sahabat Nabi.

Sekarang perkenankanlah kami mengajukan satu lagi hadits dari kitab Sahih Muslim yang mana di dalam hadits itu dijelaskan seorang sahabat Nabi yang terkenal sekali bersumpah atas nama Allah bahwa para isteri Nabi itu TIDAK TERMASUK kedalam Ahlul Bayt Nabi. Hadits itu menjelaskan alasan mengapa para isteri Nabi itu tidak masuk kedalam golongan Ahlul Bayt Nabi. Hadits itu berbunyi seperti ini:

“Yazid Ibn Hayyan meriwayatkan: “Kami pergi mendatangi Zaid Ibn Arqam[1] dan kami berkata kepadanya: ‘Engkau sudah menemukan kebaikan (karena engkau sudah mendapatkan kemuliaan) dengan tinggal di rumah Nabi dan mendirikan shalat di belakang Nabi …dan selanjutnya (sama dengan 3 hadits sebelumnya yang kita sudah bahas di bagian 3) tapi Nabi kemudian bersabda: “Camkanlah, akan aku tinggalkan dua perkara yang berharga; salah satunya ialah Kitabullah ..” dan dalam hadits ini ada juga kata-kata sebagai berikut: Kami bertanya: “Siapakah gerangan yang dimaksud dengan Ahlul Bayt (yang dimaksud oleh Nabi)? Apakah mereka itu para isteri Nabi?”

Zaid pun menjawab; “Tidak DEMI ALLAH! Seorang wanita itu tinggal dengan laki-lakinya (sebagai isteri) hanya untuk sementara waktu saja; ia bahkan bisa saja menceraikannya kapanpun ia mau dan kemudian si perempuan itu kembali kepada orang tuanya atau kepada kaumnya. Ahlul Bayt Nabi itu adalah keluarga sedarah atau keturunan Nabi (mereka yang datang dari darahnya) dan sedekah diharamkan bagi mereka.”


Referensi:

-       Sahih Muslim, Bab Keutamaan Para Sahabat Nabi, bagian keutamaan-keutamaan Imam Ali, Edisi tahun 1980, diterbitkan di Saudi Arabia, Versi Bahasa Arab, volume 4, halaman 1874, Hadits no. 37

-       Untuk Edisi Bahasa Inggris dari kitab Sahih Muslim, silahkan lihat Bab CMXCVI, Hadits no 5923

Berikut adalah teks Bahasa Arabnya dari hadits tersebut di atas yang diriwayatkan  di dalam kitab Sahih Muslim:

قلنا: "مَنْ أهل بيته؟ نساؤه؟”قال: "لا، وأيم الله، إن المرأة تكون مع الرجل العصر من الدهر، ثم يطلقـهــا فترجع إلى أبيها وقومها، أهل بيته: أصله وعصبته الذين حرموا الصدقة من بعده"

Kita bisa lihat dari hadits di atas bahwa bahkan para sahabat Nabi pun sampai-sampai bersumpah dengan nama Allah bahwa Ahlul Bayt Nabi itu TIDAK MENCAKUP para isteri Nabi.

DOWN-LOAD THE E-BOOK, untuk membaca lebih lengkapnya .........

[1] Zaid bin Arqam adalah sahabat Rasulullah SAW dari kalangan Anshar yang telah memeluk Islam ketika masih anak-anak. Ketika terjadi perang Uhud, ia bergabung dengan pasukan muslim yang siap berangkat, tetapi keberadaannya diketahui oleh Rasulullah dan dia memulangkannya, karena ia masih sangat muda. Ia sangat sedih dengan larangan Rasulullah ini.

Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta