INSTING MANUSIA MENUNJUKKAN TUHAN ITU ADA

Kepercayaan kepada adanya Tuhan itu sama alamiahnya dengan insting yang dipercayai telah dimiliki manusia atau telah ada dalam diri manusia sebelumnya. Seseorang yang tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) telah datang ke hadapan Imam Ja'far as-Sadiq (as)--cicitnya Imam Husein (as) cucu dari Rasulullah. Orang atheis itu datang ke hadapan yang mulia Imam Ja'far as-Sadiq (as) untuk menanyakan sesuatu. Ia ingin tahu bagaimana caranya sang Imam (as) bisa meyakinkan dirinya akan adanya Tuhan sang pencipta. Demi mendengar pertanyaan itu, Imam Ja'far (as ) bertanya terlebih dahulu kepada si orang atheis itu sesuatu tentang kehidupan yang telah ia alami selama ini (sebelum beliau betul-betul menjawab pertanyaan yang diajukan oleh si orang atheis itu). Dan setelah Imam Ja'far (as) tahu bahwa ia itu adalah seorang pelaut yang telah mengarungi samudera luas beberapa kali seumur hidupnya maka sang Imam (as) mengajukan beberapa pertanyaan kepada si orang atheis itu.

Dialog yang terjadi antara keduanya kurang lebih sebagai berikut.

Imam Ja'far: "Pernahkah kau berlayar pada suatu hari dan kemudian kau terjebak dalam suatu badai yang amat dasyhat yang membawamu kesana kemari; kemudian dayung yang kalian miliki hanyut terapung terbawa gelombang yang kuat; layar perahu yang kalian pancangkan sobek terkoyak dan tercabik-cabik; perahu yang kalian tumpangi pun sudah terendam air dan terseok-seok oleng ke kiri dan ke kanan berusaha sekuat mungkin agar tidak tenggelam? Pernahkah yang demikian terjadi pada diri kalian?"


Atheis: "Ya. Kami telah mengalami hal yang serupa dengan yang tuan katakan"

Imam Ja'far: "Dan pernahkah pada suatu waktu malahan perahu yang kalian tumpangi itu benar-benar tenggelam ke dasar lautan yang dalam dan meninggalkanmu sendirian terkatung-katung di samudera lepas yang luas; kau merasa kehausan, kedinginan, dan ketakutan? Dan yang kalian lakukan adalah meminta belas kasihan agar ombak-ombak ganas di sekeliling kalian itu tidak menelan kalian ke dasar lautan?"


Atheis: "Ya. Anda benar sekali, tuan. Hal yang seperti itupun pernah menimpa kami sekalian."

Imam Ja'far: "Pernahkah, diantara keputus-asaan yang melanda diri kalian itu, kalian memikirkan bahwa akan ada sebuah kekuatan yang akan menolong diri kalian? Kekuatan yang tidak penah kalian ketahui; kekuatan yang tidak pernah kalian temui; kekuatan yang tidak pernah kalian kenal sebelumnya, yang sanggup menolong diri kalian sehingga bisa selamat sampai tujuan? Pernahkah terbersit saja terlintas di benak kalian bahwa kekuatan inilah yang kalian harapkan dan tidak pernah ada kekuatan lain yang mungkin kalian pikirkan untuk bisa menolong diri kalian?"

Atheis: "Sekali lagi anda benar, wahai putera Rasulullah. Kami pernah mengalami dan merasakan sesuatu yang tuan gambarkan."

Imam Ja'far: "Kekuatan yang kalian tunggu itulah Allah. Kekuatan yang kalian harapkan untuk membantumu itulah Allah. Dialah satu-satunya TUHAN yang memiliki kekuatan yang kalian harapkan bisa menyelamatkan."


Si orang atheis itu adalah orang yang sangat cerdas. Ketika kebenaran telah diperlihatkan kepadanya oleh salah satu putera terbaik keturunan Rasulullah, iapun lantas menerima kebenaran itu. Ia tidak memerlukan dialog yang terlalu panjang dan melelahkan untuk sampai kepada kebenaran.


(all images taken from Google)










Comments

loading...

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)

Karbala Berduka, Rasulullah pun berduka (klik gambarnya untuk mendapatkan e-book spesial!)
Ya, Syahid! Ya, Madzhlum! Ya, Imam! Ya, Husein!

Rekanan Islam Itu Cinta